“Iya nih. Jadwalku padat sekali. Kebetulan aku ambil kuliah sekarang, belum lagi anak-anak kan sekarang pembelajaran daring. Kemarin baru selesai ujian,” jawabku.
“Ih, bener
Mbak. Ampun ya pembelajaran daring itu. Kita yang jadi sibuk, ibunya yang malah
mengerjakan soal,” ceritanya kembali.
“Oh, gitu?”
“Saya kasian sama yang tinggalnya
di pinggiran loh, Mbak. Kemarin itu yak, sampai akhirnya ibu-ibunya pada
kumpul di sekolah untuk mengerjakan soal online,” lanjutnya lagi. “Susah
banget, Mbak. Kita kan awam yak, mana sinyalnya timbul tenggelam,
belum lagi kita ngga punya laptop. Ya, mengandalkan Hp seadanya. Kecil banget
kan layarnya, Mbak.”
“Oh, gitu?” Kembali aku hanya
bisa menjawab singkat dengan setengah tak percaya. Aku tak pernah berpikir kalau
ternyata di daerah kami pun yang notabene termasuk daerah dengan tingkat pendapatan
tinggi masih kesulitan dalam hal pembelajaran daring terkait dengan ketersediaan
fasilitas.
“Bagaimana di daerah lain ya,
Mbak? Yang jauh dari pusat kota,” aku menambahkan.
“Bener, Mbak. Bagaimana
yang di perkampungan yak,” Mbak Ira ikut termenung.
Aku juga jadi teringat beberapa
waktu lalu saat Aisya mulai pembelajaran daring. Ada salah seorang temannya
yang selalu telat dalam mengerjakan tugas yang diberikan gurunya. Setelah
ditanya oleh guru wali kelasnya, ternyata temannya ini harus bergantian dengan
adik-adiknya menggunakan Hp ibunya. Tak jarang temannya itu hingga tengah malam
masih mengerjakan tugas, sehingga menyebabkan dia jatuh sakit untuk beberapa
waktu lamanya.
Sudah hampir lebih dari 9
bulan kita berdampingan dengan virus Corona yang lebih dikenal dengan COVID-19.
Banyak hal yang berubah dalam kehidupan masyarakat sekarang, semua menuju sistem
daring (dalam jaringan). Mulai dari perkantoran yang mulai banyak menerapkan
pertemuan daring antar karyawan, jual beli online meningkat, pun dengan
sistem pembelajaran dari mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi
mengandalkan tatap muka daring.
Pertanyaannya adalah: bagaimana dengan ketersediaan dan kesiapan fasilitas untuk pembelajaran daring ini? Bagaimana anak-anak di pelosok atau dipinggiran perkotaan dapat mengikuti proses pembelajaran daring dengan baik?
Rupanya, hal ini juga menjadi
perhatian Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia. Bekerja sama dengan Indomart,
Danone melalui merek susu pertumbuhan SGM Eksplor menyalurkan 1.000 paket
sarana pendidikan senilai Rp 3,63 Milliar. Bantuan tersebut diperuntukan bagi
siswa-siswi kurang mampu di 10 kota di Indonesia yang meliputi Kota Medan,
Palembang, Lampung, Tangerang, Cirebon, Purwakarta, Semarang, Surabaya, Banjarmasin
dan Makassar. Paket bantuannya sendiri berupa laptop, modem, dan paket internet
berlangganan selama 6 bulan dengan jumlah kuota 12,5 GB/bulan dengan total
mencapai 75 GB.
Pada siaran persnya, Sales
Director Danone Specialized Nutrition Indonesia, Widianto Juwono mengatakan
bahwa SGM Ekplor merupakan salah satu susu pertumbuhan yang telah lama dikenal oleh
masyarakat Indonesia dan selama kurun waktu lebih dari 65 tahun, SGM Eksplor telah
mendukung pertumbuhan nutrisi anak Indonesia melalui penyedian produk bernutrisi
dan berbagai program agar mereka dapat tumbuh menjadi Anak Generasi Maju. SGM Eksplor
menyadari bahwa saat ini banyak anak-anak di Indonesia yang belum memiliki akses
edukasi yang memadai, terutama selama masa sekolah daring.
Widianto Juwono juga mengatakan
bahwa SGM Eksplor percaya setiap anak merupakan individu yang unik dan memiliki
kesempatan serta potensi untuk berkembang. Oleh sebab itu, SGM Eksplor
bekerjasama dengan Indomart mengajak pada bunda di seluruh Indonesia untuk
saling mendukung Bunda Indonesia lainnya melalui program berbelanja sambil
berdonasi. Program ini bertujuan untuk saling mendukung kemajuan anak-anak
Indonesia yang rentan dan kurang mampu agar tetap bisa mencapai potensi
prestasi mereka, sehingga dapat tumbuh menjadi anak generasi maju yang dapat
mendorong kemajuan bangsa di masa depan.
Kita ngga asing kan,
yak dengan nama-nama Danone, SGM Eksplor ataupun Indomaret? Danone
merupakan salah satu perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia yang
memiliki misi memberikan Kesehatan kepada anak sebanyak mungkin orang dan telah
beroperasi di 160 negara dengan jumlah karyawan lebih dari 100.000 orang di
seluruh dunia. Adapun Indomaret, kita tahu dong, mereka menyediakan kebutuhan
pokok dan sehari-hari. Enaknya berbelanja di Indomaret itu karena letaknya
tidak jauh dari tempat aku tinggal. Selain dekat perumahan, banyak juga
Indomaret yang dekat lokasinya dengan perkantoran ataupun fasilitas umum,
sesuai dengan mottonya “mudah dan hemat.”
Oya, Indomaret sendiri
dikelola oleh PT Indomarco Prismatama. Toko pertamanya buka di Ancol, Jakarta
Utara pada tahun 1988. Mulai sejak tahun 1977, Indomaret mengembangkan bisnis
waralaba pertama di Indonesia. Hingga saat ini, November 2020, Indomaret telah
mencapai 18.257 toko yang tersebar di Jawa, Bali, Lombok, Ambon, Nusa Tenggara,
Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Kolaborasi program berbelanja sambil
berdonasi untuk kemajuan anak-anak Indonesia Bersama SGM Eksplor, sejalan
dengan komitmen Indomaret dalam membantu masyarakat, khususnya anak-anak
sebagai generasi penerus bangsa.
Nah, untuk berpartisipasi mendukung
secara nyata, ikut berkontribusi dalam proses pendidikan anak generasi maju,
ayo bergabung dengan SGM Eksplor & Indomaret melalui pembelian susu
pertumbuhan SGM Eksplor di jaringan gerai Indomaret ataupun melalui aplikasi
Klik Indomaret. Bantuan dikumpulkan dari banyaknya pembelajaan Susu SGM Eksplor
di gerai Indomaret maupun Klik Indomaret pada tanggal 1 – 31 Desember 2020. Setiap
transaksi yang kita lakukan melalui pembelian Susu SGM Eksplor telah berkontribusi
dalam proses pendidikan anak generasi maju.
Ayo kita berkontribusi secara
nyata untuk Anak Generasi Maju Indonesia!
20+ Template Blogger Seo Friendly Dan Gratis
BalasHapus