Si Hitam kembali meliuk keluar dari jalur jalan tol Bakauheni menuju
pelabuhan penyeberangan. Ruas jalan tol yang rencananya menghubungkan Bakauheni
hingga ke Palembang ini baru dioperasikan 15 km, Bakauheni Utara hingga
Bakauheni Selatan. Mungkin untuk membantu mengalihkan kepadatan antrean
kendaraan di pelabuhan penyeberangan Bakauheni yang menghubungkan bagian
selatan Pulau Sumatra dah bagian barat Pulau Jawa.
Tepat pukul 18.00, si Hitam berhenti di gerbang tiket.
"Tiga ratus tujuh puluh lima ribu," terdengar petugas
menyampaikan harga untuk kendaraan golongan IV yang akan memasuki kapal ferry.
Sambil mengeluarkan uang dari dompet, aku meminta suami untuk menanyakan kapal
ferry yang akan berangkat dalam waktu yang terdekat, "tanya dong, Yah.
ASDP di dermaga berapa?"
Suamiku terlihat enggan untuk menanyakan ke petugas. Tapi akhirnya harus
mengalah setelah anak-anak juga mendesak. "Ayo, Yah. ASDP bukan
kapalnya?"
"ASDP dermaga berapa yak?" Tanya Suami ke petugas tiket, sambil
menyerahkan uang 4 lembar seratus ribu.
"Dermaga 3," jawabnya sambil menyerahkan tiket ferry berbentuk
mirip atm juga selembar struk bukti pembayaran.
Hari itu, H+3 Lebaran, antrean di gerbang tiket tidak terlihat begitu padat
seperti halnya tahun-tahun yang lalu.
"Mudah-mudahan dapat kapal ASDP, ya Allah," gumam Azka dan
Aisya.
Aku tertawa mendengar perkataan kompak mereka. Ya, di benak mereka,
kapal-kapal ASDP sangat nyaman dan menyenangkan. Beberapa tahun belakangan ini
karena kami sering bolak balik Cilegon - Lampung, kami telah merasakan berbagai
jenis kapal yang digunakan untuk melayari Selat Sunda ini. Ya, dari kapal-kapal
itu, harus aku akui bahwa kapal ASDP lah yang paling berkesan di hati.
"Aku inginnya Dharma Kencana, lho. Kangen ya, pengen naik lagi,"
terdengar Aisya berbicara ke Azka di sebelahnya. Biasanya sekitar jam 18.00
adalah jam keberangkatan Dharma Kencana dari Pelabuhan Bakauheni.
"Kalau aku sih, Port Link juga ngga apa-apa deh. Bagus juga,"
jawab Azka.
Dharma Kencana dan Port Link adalah sebagian dari kapal-kapal yang dimiliki
oleh ASDP. Ada sekitar 127 kapal keseluruhan yang dimiliki oleh ASDP. Termasuk
Dharma Rucita, kapal yang masih membuat aku penasaran untuk menaikinya.
"Kalau Ibu sih ingin coba Dharma Rucita. Katanya lebih bagus dari
Dharma Kencana lho. Ada eskalatornya gitu."
Si Hitam terus menyusuri jalur menuju dermaga penyeberangan. Ada beberapa
dermaga penyeberangan dan kami menuju ke Dermaga 3 sesuai dengan anjuran
petugas tadi.
"Wah, itu Dharma Kencana XI!" Seruku ketika si Hitam akan
melewati Dermaga 2. "Tapi kelihatannya sudah akan berangkat ya,"
gumanku lagi dengan kecewa. "Duh, semoga betul di Dermaga 3 kapalnya
ASDP."
“Yaaah, itu Dharma Kencana XI, Yah!” Anak-anak memandang dengan kecewa
ketika si Hitam meninggalkan Dermaga 2.
Memasuki Dermaga 3, terlihat antrean kendaraan memanjang. Wah, ternyata
memang masih suasana mudik. Terlihat 2 buah kapal besar bersandar di kanan dan
di kiri kami. "ASDP bukan, Ka?" Tanyaku pada Azka.
"Kayaknya sih iya, Bu," jawab Azka sambil mengamati kedua kapal
itu.
"Darimana kamu tahu itu ASDP? Nama kapalnya tidak kelihatan,"
kataku ragu sambil berharap bahwa itu memang kapal ASDP.
"Iya Bu, itu ASDP," komentar Aisya. "Tuh, ada tulisan We
Bridge The Nation," tunjuk Azka. "Biasanya kalau ASDP ada
tulisan itu, kalau ngga, I Love Indonesia. Eh, apa yak? Pokoknya ada
Indonesianya lah," sambungnya lagi. Walaupun sebagian tulisan
terhalang oleh tiang-tiang di sekitar dermaga, tulisan We Bridge The Nation
pada badan kapal masih bisa terbaca.
"Terus itu tuh atasnya suka ada cat oranye dan biru gitu kalau ASDP,"
timpal Aisya sambil menunjuk ke arah kapal ferry di sebelah kiri.
Aku terkagum-kagum mendengar omongan mereka. Ternyata anak-anak selama ini
menjadi pengamat yang baik. Aku sendiri tidak pernah perhatian membedakan
ciri-ciri kapal ASDP selain hanya menghapalkan namanya. Terlihat tulisan KMP
Batu Mandi di lambung kapal yang sedang bersandar di sebelah kanan kami. Oh,
betul kapal ASDP. KMP Batu Mandi adalah salah satu kapal terbaru yang telah
dioperasikan ASDP untuk melayani jalur penyeberangan Merak-Bakauheni.
Antrean yang panjang membuat kami was-was, apakah si Hitam bakal ke angkut
kapal ASDP yang sandar di depan. Jangan sampai deh begitu tinggal 1 lapis
kendaraan, pintu kapal diangkat. Pedih!
Akhirnya kami bernapas lega, saat si Hitam diizinkan menaiki kapal KMP Batu
Mandi. Waktunya eksplore kapal!!! Tapi kali ini setelah eksplore semua tingkatan,
rencananya aku pengen leyeh-leyeh di kelas eksekutif-nya KMP Batu Mandi dan melanjutkan membaca Angel & Demon-nya Dan Brown.
Setelah 4 hari keliling Lampung, rasanya badan ini perlu diistirahatkan sejenak
sebelum mencapai beranda rumah, karena besok pasti tumpukan cucian menanti.
Alasan Aku Menyukai Layanan Kapal Ferry ASDP Indonesia Ferry
Ada beberapa alasan kenapa kami menyukai kapal-kapal ASDP. Selain
fasilitasnya nyaman, sebetulnya ada beberapa hal lain yang menarik perhatian
kami.
1. Menikmati fasilitas ruangan penumpang gratis di kapal ASDP
Sejak zaman dahulu sudah terpatri di benak aku jika naik kapal menginginkan
berada di ruangan yang ber-AC, kita harus upgrade tiket kita. Di ferry
penyeberangan Merak - Bakauheni, kita dapat mengupgrade kelas duduk kita pada
saat di atas kapal dengan cara membayar sejumlah tertentu untuk masing-masing
kelas. Biasanya berkisar antara Rp 10.000 - Rp 20.000 untuk kelas VIP.
Pernah suatu ketika, ingin icip-icip VIP atau executive class. Tidak apalah kalaupun disuruh bayar lebih.
Menikmati hidup, pikirku. Eh,
ternyata tidak ada yang menarik iuran. Wah, sekarang rupanya sudah digratiskan
pikirku lagi waktu itu. Tapi ternyata pada saat kepulangan, kami tetap ditarik
iuran untuk kelas VIP. Bingung.
Baru sadar ternyata untuk kapal-kapal ASDP, harga tiket sudah termasuk
fasilitas ruang duduk di manapun. Mau di ruang eksekutif yang duduk ataupun
yang menggunakan bunkbed jika ingin tiduran (di Portlink atau Dharma Ferry tersedia bunkbed).
Sejak saat itu kami selalu berburu kapal ASDP untuk perjalanan kami mengarungi
Selat Sunda, walaupun agak susah karena terkadang jadwalnya tidak pas dengan kedatangan
si Hitam, Toyota Inova kami, di dermaga penyeberangan.
2. Instruksi dan fasilitas keselamatan penumpang
Tidak hanya di pesawat udara, di kapal ferry pun selalu ada instruksi
keselamatan sebelum kapal diberangkatkan. Aku termasuk yang mungkin 'freak out' mengenai hal ini.
Terus terang, ketika menaiki kapal, hal yang aku amati adalah arah ruang
evakuasi dan penempatan safety jacket. Terkadang aku keliling untuk memastikan
posisinya termasuk sekoci. Haha, sebegitunya yak. Entahlah, sejak punya
anak-anak, aku lebih 'aware' dengan
hal-hal ini.
Nah, yang membuatku kagum adalah ketika pertama kali menyaksikan mengenai
instruksi keselamatan di Dharma Kencana XI. Tidak seperti halnya instruksi
keselamatan yang selama ini aku saksikan di pesawat udara maupun ferry, di
Dharma Kencana XI, instruksi keselamatan disampaikan melalui video. Cara
penggunaan safety jacket/life jacket jika terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan yang mengharuskan kita lompat ke laut, hingga diperdengarkan
isyarat/bunyi tanda darurat.
Wah, keren. Pada waktu itu aku berpikir hal seperti ini adalah terobosan
baru. Artinya ASDP sudah selangkah lebih maju dalam hal bukti komitmen terhadap
keselamatan pelayaran. Tidak hanya bersandar pada sumber daya manusia, tetapi
ASDP sudah mulai mengenalkan teknologi digital dalam kenyamanan dan keselamatan
penumpang. Semoga ASDP selalu meningkatkan sistem keselamatan pelayaran,
mengingat sekarang banyak terdengar kapal-kapal yang tenggelam karena
mengabaikan keselamatan.
3. Hiburan yang ditayangkan di kapal ASDP Indonesia Ferry menarik
Film apa yang paling sering kalian lihat pada saat berlayar menggunakan
moda transportasi laut?
Film-film zaman dahulu kala sekali. Yang rasanya kalau ditonton sekarang
adegannya lucu-lucu, melihat ekspresi dan dialog para pemainnya. Tidak salah
sih dengan film-film tersebut. Aku pun terkadang menikmatinya walaupun terkadang
agak nge-hang mengingat-ingat tahun keluaran
film. Ah, mungkin dulu aku kuper,
ngga pernah nonton film-film ini.
Satu hal yang membuat aku terkesan adalah film-film yang diputar di kapal
ASDP adalah film-film yang menarik. Yang paling berkesan adalah ketika menonton
film mengenai Merry Riana, Impian Sejuta Dollar. Tumben film yang diputar
adalah film yang lumayan baru, dan memiliki makna. Terbersit kesan mendalam di
hatiku dan perjalanan kurang lebih 2 jam pun tidak berasa, tahu-tahu Menara
Siger sudah terlihat di balik kaca ruang penumpang.
Selain pemutaran film di televisi, biasanya di kapal ferry ASDP pun ada
semacam live music. Saat mudik
kemarin, live music-nya digelar di
lantai atas kapal yang terbuka dekat dengan kafetaria penumpang. Oya, makanan
yang dijual di kafetarianya mun harganya masih sopan, meruntuhkan pemikiranku
sebelumnya bahwa makanan di kapal harganya selangit.
4. Fasilitas permainan yang membuat anak-anak betah
Pernah menaiki ferry yang mempunyai fasilitas permainan anak-anak?
Dharma Kencana XI milik ASDP mempunyai fasilitas ini. Wuiih, kebayang
senangnya anak-anak saat menaiki kapal ini. Mereka bisa bebas eksplor setiap
sudut kapal, termasuk bermain di area mainan anak. Selain area permainan juga ada tempat peminjaman buku untuk dibaca-baca selama di dalam kapal ferry.
Yang membuatku senang, karena anak-anak menjadi terhibur sehingga agak lupa
dengan mabuk lautnya. Haha.
5. Kru kapal yang ramah
Kru kapal ASDP bisa dibilang ramah dan baik hati. Kemarin, saking
ngefans-nya Aisya sama kapal ASDP, dia minta foto bareng kru. Duh, malu-maluin
amat yak? Gimana ngomongnya? Ya, akhirnya dengan berat hati, demi si bocil, aku pun meminta mbak kru untuk
foto.
"Mbak, maaf ganggu, anak saya ingin foto bareng mbaknya."
Eh, tanpa diduga mereka mengiyakan keinginan si bocil. Dan jadilah foto
ini. Hmmm, agak kurang fokus sih, soalnya malam kurang cahaya dan sedikit
shaking.
Tak lama, terdengar seorang bapak yang sepertinya menanyakan untuk tarif
masuk ruang eksekutif, yang dijawab sama mbaknya dengan ramah bahwa semua
fasilitas free.
Terima kasih mbak-mbak cantik dan mas-mas kru kapal, selamat bertugas di
hari Lebaran ini. Semoga berkah telah membuat nyaman mudik kami-kami.
6. Pojok-pojok yang keren untuk dijadikan tempat selfie
Nah, ini satu yang pasti menarik buat para penggemar selfie. Di kapal-kapal ASDP banyak pojokan yang bisa dijadikan background foto yang cakep. Malah di
beberapa pojokan bisa dibilang tempatnya romantis, cocok deh buat yang naik
bersama pasangan. Apalagi kalau pas menjelang matahari terbit atau
tenggelam.
Pokoknya asyik, berasa di atas kapal pesiar. Dan masih banyak sudut-sudut lain yang bisa dijadikan tempat yang asyik sambil merenung, mengagumi ciptaan-Nya, ataupun hanya sekedar ingin menikmati hembusan angin laut yang menerpa muka kita. Tidak pernah lelah dan bosannya aku berada di tempat terbuka di seluruh area kapal.
Nah itu beberapa kesan berlayar bersama kapal ASDP.
Sekilas Tentang ASDP
PT. ASDP Indonesia Ferry adalah salah satu BUMN di Indonesia yang bergerak dalam
jasa angkutan penyeberangan dan pengelolaan pelabuhan penyeberanan penumpang. ASDP
ini di bawah Kementerian Perhubunan menyediakan
sarana transportasi antar pulau sesuai dengan slogannya We Bride the Nation, menyatukan pulau-pulau di Nusantara.
Berdasarkan informasi dari Company Profile, sampai dengan tahun 2015, ASDP
Indonesia Ferry menyediakan layanan penyeberangan di 180 lintasan
yang dilayani 135 kapal (komersial dan perintis). Jalinan lintasan
ini merangkai pulau-pulau Nusantara dari Sabang di bagian Barat sampai
Merauke di Timur dan dari Talaud di Utara hingga Rote di bagian Selatan.
Keren kan? Sampai pulau-pulau di ujung Timur pun, ASDP menyediakan armada
angkutan.
Ada sebanyak 135 unit armada kapal jenis ro-ro (roll on-roll off) yan siap operasi untuk melayani
penyeberangan di seluruh Indonesia. Operasional armada-armanda ini terbagi
menjadi 75 kapal untuk melayani lintasan komersial, 60 kapal yang melayani
lintasan keperintisan, 1 kapal keperluan sewa (charter) dan 1 kapal
Kerjasama Operasi (KSO). Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan
penugasan dari pemerintah untuk melayani rute-rute penyeberangan
keperintisan yang akan dibuka.
Selain armada angkutan penyeberangan, ASDP Indonesia Ferry juga mengelola
35 pelabuhan penyeberangan di 17 kantor cabang operasionalnya. Pelabuhan-pelabuhan
ini mendukung penyeberangan di 18 lintasan komersial dan 17 lintasan
keperintisan. Keseluruhan jumlah dermaga yang dioperasikan sebanyak 75
unit yang terdiri dari 50 dermaga movable bridge (MB), 23 dermaga plengsengan
dan 6 dermaga ponton.
Saat ini pun ASDP terus meningkatkan fasilitas layanannya. Tidak hanya
terus menambah unit kapal yang bagus, tetapi juga bagaimana untuk terus
memberikan kenyamanan bagi penumpang, seperti halnya mulai bisanya pembelian
tiket penyeberangan secara online.
Bagi yang belum tahu cara pembelian tiket online, bisa langsung cek
websitenya ASDP ataupun media sosialnya ASDP di sini.
Selain itu, PT. ASDP Indonesia Ferry pun menyediakan layanan paket
perjalanan wisata Muara Angke – Pulau Seribu
dengan menggunakan kapal ferry KMP Arwana. Perjalanan 2D1N menuju pulau-pulau
di Kepulauan Seribu, seperti Pulau Ayer, Pulau Bidadari, Pulau Pramuka, Pulau
Sepa, Pulau Putri, Pulau Macan. Untuk yang mempunyai agenda meetin pun, tersedia
meeting package one day trip. Duuuh, asyiknya naik ferry keliling Pulau Seribu!!
Oya, bagi para penumpang, betapapun asyiknya naik ferry, jangan lupa untuk
menjaga kebersihan dan lingkungan yak. Buanglah sampah pada tempatnya, jangan
dibuang di kloset ataupun dibuang ke laut. Bawalah selalu kantong plastik untuk
menyimpan sementara sampah kita. Masih banyak prilaku penumpang kapal ferry yang
bikin mengelus dada. Mungkin juga perlu diperbanyak tulisan-tulisan untuk
membuang sampah pada tempatnya di sepanjang area di dalam kapal ferry.
Yuk ah, naik kapal ferry lagi!!
asyiikkk... harpitnas nanti pengen coba ah
BalasHapusAjak ya
HapusYuk..dari merak aja nyebrang ke Bakau. Deket.
HapusAjak atuh,ko ga ngajak sih.
BalasHapusWow, asyik banget, di dalem kapal ada playgroundnya, anak-anak bisa anteng. Keren ya kapal-kapal sekarang, inovasinya makin baik demi kenyamanan penumpang. Aku baru sekali nyebrang Mba, dulu 2012 hahaha, pas mau ke Lampung.. Gak punya kampung, ga bisa tiap momen naik kapal, hiks
BalasHapusIsssh yg ini kapalnya baguuuuus yaaaa. Mba, asdp sbnrnya sama ama pelni ga sih? Kmrn itu sempet baca tulisan blogger yg naik kapal ferry pelni, dan bagian dalamnya astaghfirullah lah :D. Tp yg ini baguuuus banget aku liat. Bersih yaaa, mana pake fasilitas main anak2. Kalo begini kapalnya aku jg ga keberatan naik kapal sesekali
BalasHapuswah jadi pengen nyobain trip ke pulau kecil
BalasHapusAsik banget kapal ferry nya, rindu perjalanan laut jadinya hehehe
BalasHapusWah pengalaman yang sangat berharga sekali ya kak, saya yang baca aja merasa pengen banget buat selat Sunda pake kapal huehehe
BalasHapus