Lorong
panjang yang menghubungkan Siam Discovery Mall dan MBK, menjadi saksi bagaimana
kami terseok-seok berjalan sambil menahan perut yang berontak dari sejak jam 12
siang tadi. Waktu telah menunjukkan pukul 5 sore ketika kami sampai di food
court MBK.
"Ibu,
kita mau kemana? Bukannya mau makan? Kok jauh sih, dari tadi jalan ngga
sampai-sampai?" Mulut kecil Aisya mulai menyerocos. Kaki-kaki kecilnya
melangkah dengan setia di samping saya. Tangan kecilnya sesekali meraih tangan
saya.
Kesulitan
memperoleh makanan halal saat berada di luar negeri bukan hanya kali ini saja
saya alami. Ketika saya pergi ke Ho Chi Minh untuk business trip, jikalau tidak
dipandu oleh person incharge dari sister company di sana, mungkin saya pun akan
kelabakan. Tidak bisa berharap banyak pada menu hotel yang disajikan untuk
breakfast.
Di hotel, saya
bersama teman memilih memakan Pho, ramen ala Vietnam, karena kita pikir mie itu halal, hanya ada tambahan sayuran. Kalaupun ada tambahan daging, kita pilih pangsit yang isinya daging ayam, bukan pangsit yang berisi daging babi. Teman makan dengan lahapnya, katanya enak. Saya mencicip sedikit karena kurang begitu suka dengan rasanya yang aneh. Serius, ngga bohong. Saat kita kembali berkeliling mencari menu lainnya, kami melihat, panci yang dipakai untuk mencelup mie, sayuran dan pangsit ayam,
ternyata digunakan juga untuk mencelupkan pangsit yang mengandung daging babi.
Hoek! Rasanya
mau muntah saat itu juga. "Eh, ternyata pancinya sama buat mencelup pangsit daging babi, lho," tunjuk saya gamang pada teman. Dia pun terdiam kebingungan, terus bilang, "waduh! gimana dong?" Saya tiba-tiba teringat salah satu ulama besar di Mesir,
yang mempunyai sifat hati-hati yang sangat besar. Saat beliau mengetahui telah
memakan makanan yang diragukan kehalalannya, beliau langsung memuntahkan
kembali isi perutnya. Mau muntah di situ pun rasanya malu. Diam-diam menyelinap ke kamar mandi. Tapi rasa bersalah tetap memenuhi relung kalbu. Hanya bisa berdoa terus-terusan dalam hati, "Ya Allah, ampuni kami."
Banyak
sebetulnya yang mengalami kejadian seperti saya saat berada di luar negeri.
Saya berpikir, berapa banyak orang seperti saya yang berjalan-jalan ke luar
negeri dan kesulitan mencari makanan halal. Belum lagi persoalan ibadah. Saat
berjalan-jalan, tentunya kita tidak ingin kan meninggalkan sholat lima waktu?
Dimana kita bisa menemukan tempat ibadah atau masjid di negeri orang? Di negeri
sendiri sih bertaburan. Tidak sulit menemukan tempat ibadah maupun makanan
halal. Tapi di luar? Walaupun kita sudah bilang "we don't eat fork, which one we can eat?", dan kita ditunjukkan mana saja makanan yang boleh kita makan, tetapi cara penyajian yang didekatkan atau menggunakan wadah yang sama, selalu saja membuat kita was-was. Hotel tempat kita menginap pun tiada tanda-tanda petunjuk
arah kiblat yang memudahkan kita mencari arah kiblat. Kalau sudah dihadapkan pada hal-hal seperti itu, saya merindukan
tanah air.
Wisata Halal Sebagai Sebuah Solusi
Nah,
rupanya kegalauan traveler seperti saya dan saya yakin banyak juga muslim
lainnya yang pernah mengalami kegalauan seperti saya, ditangkap sebagai peluang
oleh seorang Cheriatna yang merupakan Praktisi Bisnis Wisata Halal.
Baru-baru
ini, Cheriatna meluncurkan sebuah buku
bisnis berbentuk e-book yang bisa di download secara gratis mengenai Laris
Manis Bisnis Wisata Halal. Di dalam buku setebal 80 halaman ini, Cheriatna
berbagi kiat sukses menjalankan bisnis wisata halal. Buku ini cocok bagi
siapapun yang ingin terjun di bisnis travel baik yang ingin full time maupun
yang hanya sekedar pekerjaan sampingan, bagi yang hobi jalan-jalan plus ingin
menikmati income ribuan dolar, yang mempunyai modal ataupun yang hanya
mempunyai tekad kuat untuk bisnis wisata halal. Jika kalian ada dalam kategori
yang disebutkan ini, maka buku Laris Manis Bisnis Wisata Halal ini wajib
menjadi buku panduan kalian. Juga buat kalian para traveler yang tidak mau
dibebani dan was-was mengenai ketidakhalalan selama traveling. Wisata halal
akan menjadi sebuah solusi.
Di buku
Laris Manis Bisnis Wisata Halal, Cheriatna mengupas tuntas dengan cara yang
mudah dipahami, langkah demi langkah agar sukses dalam menjalankan bisnis yang
berpotensi terus berkembang di masa yang akan datang.
Jangan Meragukan Kekuatan Mimpi
Pada
awal buku, Cheriatna bercerita bagaimana dirinya yang hanya lulusan SMA, tidak
mempunyai latar belakang travel maupun IT, merintis bisnis wisata dengan
berbekal tekad dan mimpi.
Tidak
sulit bagi saya membayangkan seorang Cheriatna kecil memandangi pesawat terbang
yang melintas saat dia sedang membantu ayahnya di kebun, dan bermimpi suatu
saat kelak bisa berada di dalamnya dan membawanya ke negeri yang penuh warna. Jangan-jangan saya pun pernah memandangi pesawat yang sama.
Penuturannya
mengenai mimpinya yang menjadi kenyataan, ditambah perjalanan-perjalanan yang
telah dilakukannya, mengelilingi bumi Allah, dari Jepang, Xinjiang, Mongolia,
bahkan sampai ke benua Afrika dan Eropa, sanggup membuat saya menggigit jari
sendiri saking iri dan ingin mengikuti jejaknya. Bayangkan saja, traveling ke
berbagai belahan dunia secara gratis. Hati mana yang tidak tergoda coba?
Mimpi
memang bisa menjadi sumber kekuatan. Berbicara mengenai mimpi, saya teringat
dengan lagu Kiroro bahwa mimpi itu selalu tinggi berada di langit, walaupun
sulit dijangkau dan menakutkan, tapi tetap harus dikejar, karena itu cerita
tentang diri kita sendiri. So, bermimpilah selagi gratis, dan kuatkan azzam. Berbekal pengalaman keliling berbagai negara bersama sang istri, Cheriatna pun membangun bisnis wisata pada tahun 2010, dan Cheria Travel yang dipimpinnya telah berkibar dengan program wisata unggulan "Wisata Halal".
Tips & Trik Membangun Kerajaan Bisnis Wisata Halal
Apa sih menariknya bisnis wisata halal? Di
bukunya, Cheriatna menceritakan alasan kenapa dia lebih memilih bisnis wisata halal, sebagai program unggulan dibandingkan bisnis
travel lainnya. Saat ini, potensi pasar wisata halal cukup menggiurkan. Banyak wisatawan muslim yang melakukan perjalanan baik itu dalam rangka bisnis maupun bersenang-senang ke negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim maupun non muslim. Dengan dukungan data-data dan grafik statistik potensi perkembangan pasar
wisata halal, menjadikan penjelasan pada buku ini semakin memikat dan mudah dimengerti. Teman-teman yang mempunyai bisnis travel ataupun yang ingin memulai bisnis travel, bisa
belajar banyak dari sini. Trend analisa data diperlukan sebagai alat untuk
memprediksi akan ke arah mana bisnis travel yang akan dijalani supaya bisa
memberikan hasil yang optimal.
Dalam
bisnis travel yang berkembang dengan cepat, memprediksi apa yang akan menjadi
trend ke depannya sangatlah penting. Tidak bisa melihat dan mengangkap peluang,
akan menyebabkan sebuah bisnis travel tertinggal jauh, karena dunia wisata berubah
dengan cepatnya. Paparan yang ada dalam buku ini membuka wawasan kita akan
besarnya potensi wisata halal serta trend dan strategi yang perlu dikembangkan
untuk menangkap peluang pasar tersebut. Data-data seperti kriteria yang menjadi pilihan
wisatawan muslim, destinasi-destinasi favorit wisatawan muslim saat ini,
rata-rata lama perjalanan yang diinginkan wisatawan tersaji dalam bentuk grafik
yang mudah dipahami. Tapi sebagai masukan, mungkin perlu ditambahkan pula data-data statistik
mengenai trend jenis traveling yang disukai atau yang diminati oleh wisatawan
muslim, misalkan bagaimana persentase minat terhadap wisata belanja, wisata
kuliner, wisata sejarah, wisata alam, atau wisata keluarga. Sehingga dengan
demikian dapat dengan mudah merancang program/itinerary yang banyak diminati
oleh para wisatawan atau calon wisatawan.
Buku ini
selain cocok untuk para pebisnis travel yang sudah lama berkecimpung dalam
dunia tersebut, menurut saya cocok juga untuk para penggemar traveling yang
ingin melebarkan sayap, merambah bisnis travel. Pengalaman yang di dapat selama
traveling bisa dimanfaatkan untuk mendulang pundi-pundi rupiah. Contoh nyatanya
adalah penulis buku ini. Cheriatna dan istrinya, sebelum terjun di dunia bisnis
travel, pernah menjelajah ke berbagai negara yang menurut saya sangat eksotik
dan kaya akan sejarah peradaban Islam, sebut saja Selat Gibraltar. Siapa sih
muslim yang tidak tahu mengenai sejarah di selat ini, saat Khalid bin Walid
seorang panglima besar muslim memimpin pasukan muslimin menaklukan Andalusia.
Membacanya saja membuat merinding, apalagi jika berada langsung di tempat
tersebut dan mentadaburi ciptaan-Nya.
Tidak
punya modal untuk memulai bisnis yang menggiurkan ini? Tenang, di buku Laris
Manis Bisnis Wisata Halal dijelaskan bagaimana kiat-kiat merintis usaha tanpa
harus mempunyai modal awal yang banyak banyak. Cheriatna menuturkan bahwa modal
utama adalah AZZAM. Bukan hanya sekedar teori, tapi Cheriatna membuktikan
sendiri berdasarkan pengalaman yang diperolehnya selama bertahun-tahun
berkecimpung di bisnis travel.
Di buku
pertamanya ini, juga terdapat contoh kisah inspiratif bagaimana seseorang pasangan suami istri merintis usaha travel dengan modal terbatas, cukup dengan blog wordpress untuk
berjualan, sampai akhirnya sukses walaupun tanpa memiliki kantor travel
sendiri. Menurut Cheriatna yang terpenting dalam bisnis adalah bagaimana pasar
bisa terbentuk dan menguasai pasar tersebut.
Itu
salah satu kiat dari Cheriatna untuk sukses dan menguasai pasar. Di sini beliau
mengungkapkan cara-cara yang berbeda dalam meraih calon pelanggan dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi. Yak, di zaman serba hi-tech seperti saat
ini, jika tidak menguasai per-gadget-an, dunia digital ataupun IT, maka akan
semakin tertinggal. Dunia berubah dengan cepat, maka kita pun harus mengikuti
perubahan tersebut, jika kita tidak mau terseret-seret tergilas zaman.
Tips
yang disajikan dalam Buku Laris Manis Bisnis Wisata Halal ini cukup lengkap,
seperti layaknya acara kupas tuntas. Ada contoh-contoh itinerary wisata halal ke berbagai belahan dunia yang merupakan destinasi-destinasi favorit wisatawan. Saking terbukanya pemaparan kiat-kiat bisnis, plus bukunya digratiskan, sampai saya
penasaran dan bertanya langsung kepada penulis, "Maaf Pak, ini
penjelasannya detail sekali, ditambah gratis pula. Bapak tidak takut strategi
bisnis ini ditiru oleh kompetitor Bapak?"
Dan
jawabannya membuat saya speechless, "Ada 3 pahala yang akan tetap mengalir
walaupun kita telah tiada. Salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Dalam
Islam, kita diajarkan untuk berbagi ilmu dan pengalaman."
Hadeuuuh,
jawaban yang membuat saya merinding saja, Pak. Saya jadi teringat juga
seseorang yang pernah mengatakan bahwa dengan kita mengajarkan kembali ilmu
yang didapat, sebetulnya kita akan semakin ahli pada bidang ilmu tersebut.
Salut Pak. Semoga menjadi ladang amal yang terus menerus mengalir ya, Pak.
Di Balik Kesulitan, Selalu Ada Kemudahan Yang Begitu Dekat
Dalam
usaha, pastinya tidak lepas dari yang namanya tantangan. Cheriatna, yang
memulai bisnis wisata sejak tahun 2010, mengakui bahwa dalam menjalankan bisnis
wisata halal, pada awalnya sangat minim sekali informasi mengenai hal ini.
Tetapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat dan langkahnya untuk menyediakan
produk paket perjalanan wisata halal bagi pelanggannya yang dikemudian hari
semakin meningkat peminatnya.
Di sini
pula, penulis menceritakan mengenai menjalin kerjasama dengan vendor-vendor
wisata yang memiliki visi sama, konsorsium wisata halal, juga support yang
didapatkan dari perbankan besar, termasuk kiat menghadapi customer complaint dari yang sopan sampai yang berat.
Oya,
untuk yang berminat menekuni bisnis wisata halal ini, Cheriatna juga
mengungkapkan bahwa Cheria Travel yang dibentuknya mempunyai program magang
bagi para pemula. Jika beruntung bisa ikut menemani pelanggan jalan-jalan lho. Hayo, siapa yang mau ikut magang di sini.
Ingin mulai mencoba bisnis wisata halal? Buku Laris Manis Bisnis Wisata Halal ini bisa
menjadi panduan lengkap untuk kamu. Buku ini secara keseluruhan sangat menarik, walaupun saya sendiri berharap bisa membaca mengenai kisah perjalanan penulis bersama istrinya dalam mencari destinasi-destinasi wisata halal beserta gambaran emosi yang terlibat didalamnya. Tetapi tanpa hal tersebutpun sebetulnya tidaklah mengurangi secara makna yang ingin disampaikan atau di sharing melalui e-book ini. Saya sendiri bisa membacanya dengan asyik, karena bahasanya mengalir apa adanya. Dan yang paling membuat saya tertarik adalah buku ini berani tampil beda, dengan beberapa quote yang memacu spirit untuk terus berkembang, untuk terus menantang kita supaya break the limit, bahwa setiap diri kita mempunyai kemampuan untuk maju dan sukses. Bahwa setiap orang mempunyai mimpi yang bisa diwujudkan. Jangan terbelengu oleh keadaan. Seperti kata penulis, bahwa setiap kesulitan selalu didampingi dua kemudahan. Yuk, jangan sampai ketinggalan download e-booknya. Gratis! Dan buat
kamu yang ingin ikut jalan-jalan ke Derawan dan mendapatkan hadiah keren lainnya, ikuti sekalian lomba review
bukunya. Masih ada waktu nih sebelum deadline.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Resensi Buku Laris Manis Bisnis Wisata Halal
Iya mba emang ngeri suamiku juga gitu pas Ke China diboongin bosnya taunya makan fork *suami sampe mual :/
BalasHapusnice review mba ^^ gudluck y mba
Aduh? Diboongi? Hiks ... duh, padahalkan halal haram itu ga bisa dipermainkan yak. Terima kasih Mbak..
Hapusdi China ada kok yang resto halal (dulu ada logo halal dlm bentuk tulisan Arab)...tapi sekarang tulisan halal dalam huruf china dan kita pun ga familiar tulisannya apalagi ga paham bahasa china jadi kesulitan mencari resto yang halal
HapusSemua nya berawal dari mimpi yaaa, kalo ngak punya mimpi yaaa ngak jadi apa2.
BalasHapusSekarang wisata halal lagi di galakan karena tau segmen nya banyak muslim yg travelling
Iya..mimpi semacam harapan gitu..jadi bergairah. Wkwkwk.
HapusWisata halal lagi trend.. soalnya memang susah sih kalau pengen ke luar negeri ... kalau ada kayak gini, traveling senang, ibadahpun tenang...
Ibadah lancar jadi nya bergairah
HapusBeen there mba, jalan kaki ampe gempot cari makanan halal. :v sesekai pingin coba deh traveling ambil paket tour halal
BalasHapusGempor juga sebenernya...cuma malu sama anak gw Noe. Xixixi. Pas nemu food court yg jualan makanan halal rasanya seneng banget. Tapiiii..waktinya abis buat nyari tempat makan dan tempat sholat. Ya begitulah yg ga pengalaman wisata halal.
HapusJangankan ke luar negeri ya, ke Bali aja bingung nyari tempat makan halal.
BalasHapusIya bener Mbak, jangankan ke LN, ke Bali pun kalau cari makan, Nasi Padang lagi, Nasi Padang lagi..padahal kan kita pengen coba kuliner khasnya..tapi karena takut ga halal, akhirnya Padang ae...
HapusWisata halal lagi digalakan nih Mbak. Kalau ga salah, beberapa tempat di Indonesia juga menang destinasi wisata halal pas di Dubai kemarin.
iya, hatus pinter2 cari biro travel apalagi kalu ke LN. Sip reviewnya semOga beruntung ya, Mba
BalasHapusBener, usahakan kalau pakai travel, yang memperhatikan urusan yang satu ini. Kalau ngga, traveling pun beban, karena banyak bolong sholat plus makan ga jelas. Mudah-mudahan sih travel2 Indonesia semua udah pada ngerti yak kebutuhan wisatawan muslim..
HapusAku paling bete klo nge-trip yang susah cari makanan halal. Asli bisa murka klo perut keroncongan dan masih harus muter-muter nyari yang halal.
BalasHapusGood luck ya mba lombanya. Hiks ak blm sempet ngedraft.
Haha. I feel you Mbak. Perut keroncongan. Mau makan yang ada aja kok rasanya kurang afdol. Kalau udah jelas kan enak yak..tenang lahir bathin. Xixixi.
HapusThank you, Mbak.
Iya mbak harus hati2 ya ternyata. Sukses ya mbak moga menang
BalasHapusTerima kasih Mbaaak...
HapusBagus mbak tulisannya.. Good luck mbak..😀
BalasHapusTerima kasih Mbak..Aamiin.
HapusSekarang lagi boomingnya Wisata Halal.
BalasHapusIya booming. Beberapa destinasi wisata di Indonesia ditetapkan sebagai best halal destinasi, termasuk juga hotel-hotel ada beberapa yang masuk kategori best halal. Tour and travel pun demikian. Tapi memang harus jeli melihat peluang yak. Seperti halnya dituturkan dalam buku ini.
Hapusbelum pernah keluar negeri, jd belum tau susahnya cari makanan halal dan tempat ibadah ^^
BalasHapusgoodluck buat lombanya mbak, kalau berhasil ke derawan, di tunggu foto-foto & ceritnya di blog
Wadaw. Aamiin. Terima kasih doanya.
HapusSebetulnya bukan hanya ke LN saja sih. Di Indonesia pun kadang begitu, susah. Ujung-ujungnya paling, Bismillah aja, makan makanan hasil tangkapan laut. Hehe.
sukses lombanya mbaa
BalasHapusThank you Mbak Ophi.
Hapusbuku ini pasti sangat inspiratif, dan sangat membantu terutama bagi traveller muslim
BalasHapusWalau belum pernh merasakan perjalanan ke luar belantara Nusantara, tapi memang cukup merepotkan bila berada di tempat yang minim fasilitas utk muslim....sukses deh buat Mbak Levina
BalasHapusKalo sudah ikut tour travel yang menjamin wisata halal, tentunya kita bakal lebih tenang ya mbak kalo mau makan dimana-mana.. MEnarik sekali nih bukunya, kreatif sekali ya peluang bisnis yang diciptakannya..
BalasHapusbikin nyaman muslim kalau ada wisata halal gini
BalasHapussemua diawali dari mimpi, bila anda tak punya mimpi itu berarti anda jarang tidur. wkwkwkwkw
BalasHapusBenerrr banget mbaaaa, penting nih untuk menjaga kehalalan APAPUN dalam hidup kita, termasuk pas lagi traveling
BalasHapusEnjoy my blog --> bukanbocahbiasa(dot)com
Saya sudah baca bukunya, keren banget.... Jadi pengen jalan jalan ke luar negeri seperti yang ada di dalam gambar bukunya
BalasHapusSaya jadi kepengin banget baca bukunya secara langsung neh... :)
BalasHapusIya sih mbak, kalau kita pergi keluar negri apalagi yang bukan negara muslim, pasti yang jadi kendala adalah makanan. Karena kalau kita ragu aja kan sudah nggak boleh dimakan ya. Solusinya mungkin bawa makanan sendiri tapi pasti ribet yaa..
BalasHapusSaya jadi kepo nih dengan buku ini, sangat menginspirasi. Semoga bisa donlot ahh :)
Jadi inget waktu ke Malacca, muterin Jonker St dengan perut nahan laper buat hunting makanan halal, hahah... Adanya wisata halal ini asyik banget, apalagi harganya standar.
BalasHapusAih, ini blog ketiga yang saya baca mereviu buku ini. Akhirnya tadi ikutan download e booknya. Jadi ikutan penasaran siapa yang menang. Baca tulisan peserta seru2 kayaknya
BalasHapusBuku kekinian ne, karena yang dikupas masalah Bisnis kekinian. didaerah saya sepertinya setiap gang hampir dipastikan sudah ada yang buka usaha Trevel. makanya usaha ini saya katakan usaha kekinian dan sepertinya usaha ini menjadi tren ya..! Boleh lah saya pelajari juga buku yang di review ini
BalasHapus