"Aaargh ... Ibu,
itu Gangnam Station," teriak Azka, norak! Aduh, please deh.
"Ibu!! Kita mau
kemana? Nami Island, Jeju Island, Bukchon Honok Village?" Serunya lagi
dengan mata berbinar membaca papan petunjuk arah. Tanpa menunggu jawaban saya,
dia langsung melesat mengikuti petunjuk arah. Saya pun pontang-panting
menyusulnya.
"Ibuuu! Di sini
Little Seoul!" Teriakannya terdengar, "ini namanya Dongdaemun Street,
ya Bu? Banyak jajanan di sini, Bu."
Namanya cafenya adalah
Chingu Cafe, ada juga yang menyebutnya Chagiya Cafe. Lokasinya ada di Bandung
di daerah Sawunggaling, seputaran Dago.
Apa saja yang ada di
daerah Chingu? Well, jika kamu ingin mencoba makan di atas Korean Rail, coba
deh ke daerah Gangnam Station. Atau bisa juga pilih di ruangan-ruangan lainnya
yang penuh dengan ornamen-ornamen khas Korea.
Menu Olahan Nasi Khas Korea
Cheese Bokkeumbap (
Terus terang saya agak bingung makannya. Akhirnya saya
aduk-aduk pakai sendok mirip yang di drama-drama Korea itu. Haha, entah kenapa
pas menyuap kebayang Lee Bo-young makan nasi campur yang diaduk-aduk itu. Hmmm,
yummy banget. Oya, enaknya disantap
saat masih hangat. Sebagai pelengkap kami memesan menu olahan daging yaitu bulgogi (W2990)
Jumukbap (
Menu Olahan Mie Khas Korea
Menurut saya, ini
sebetulnya adalah mie rebus yang ditambahkan kimchi dan sayur-sayuran. Setelah
memakan ini, saya lebih memilih memakan kimchi terpisah dengan mie deh. Rasanya
mienya jadi asem-asem sepet begitu. Harga
kimchi ramyeon di Chingu Cafe W2490
Tteokbokki ini terbuat
dari kue beras, dicampur irisan baso ikan juga odeng. Rasanya gurih pedas dan
kenyal ketika dimakan. Saya sih suka.
Disarankan untuk memakan
hotteok ini selagi panas dan fresh. Terus, ditambahkan topping es cream di
atasnya. Hmmm, sumpah deh, ini enak banget.
Apa Azka lagi jalan-jalan di Negeri Gingseng? |
Apa kita sedang traveling di Korea? |
Adegan di atas bukan
khayalan, bukan pula mimpi. Tapi, bukan pula kenyataan asli berada di Korea.
Kita sedang berada di sebuah cafe yang atmosfernya Korea banget. Buat kamu yang
suka kekoreaan, pasti kamu akan jatuh cinta deh dengan tempat ini.
Aslinya kita sedang berada di sini :) |
Namanya cafe pasti
menjual makanan dan minuman yak. Tapi, berbeda dengan Korean Resto lainnya, di
Chingu dan Chagiya ini kalian bukan hanya menikmati makanan khas Korea seperti
ramyeon, tteokboki, jajangmyeon dan lainnya, tapi juga sekaligus bisa merasakan
mirip-mirip berada di sana.
Sebetulnya, sudah lama
saya ngidam ke Chingu Cafe ini. Saya sudah bertekad, jika ke Bandung, harus
mampir ke Chingu Cafe. Tapi, beberapa kali ke Bandung, tidak pernah niat ini
kesampaian. Terakhir, beberapa minggu lalu, kejebak macet di Setiabudi,
akhirnya langsung puter balik pulang ke Cilegon. Supirnya mutung, nyari jalan
alternatif malah muter-muter ngga jelas. Barulah pada kesempatan liburan minggu
lalu, saya bisa mengunjungi cafe yang menawarkan sensasi layaknya di Korea.
Seperti apa cafe yang
membuat saya penasaran dan bagaimana impresi saya setelah mengunjungi Chingu
Cafe ini? Simak terus ya cerita perjalanan saya yang diawali dengan acara
kepagian sampai di sini.
Seperti apa cafe yang
membuat saya penasaran dan bagaimana impresi saya setelah mengunjungi Chingu
Cafe ini? Simak terus ya cerita perjalanan saya yang diawali dengan acara
kepagian sampai di sini.
-- Kami masih tutup, Pak, Bu! --
Kok bisa kepagian?
Emangnya ngga tahu jam buka operasionalnya?
Tahuuu sih!!! Jam 11.00 AM - 11 PM.
"Paling cepat juga
buka jam 10 pagi," kata adik saya yang tinggal di Antapani,
"jalan-jalan di Gasibu saja dulu. Asyik sekarang mah, lebih teratur."
Awalnya sebelum ke
Chingu Cafe, mengikuti saran adik saya, lewat Gasibu. Yeaay, Gasibu sekarang
sudah lebih teratur. Para pedagang tertib dan teratur berjualan sepanjang area
Gasibu dan Jalan Diponegoro (daerah Gedung Sate).
Sayangnya kami tidak
memperoleh tempat parkir, padahal baju-baju lucu dan murah melambai-lambai
memanggil. Huaaa, outer rajut masih terbayang di mata sampai sekarang. Murahnya
itu yang ngga nahan, bayangkan saja, baju branded anak 4 potong Rp 100K.
Sempat masuk area parkir
salah satu bank di Jalan Diponegoro, tapi baru saja moncong kap si Jenderal
Hitam melewati pintu gerbang, dari kejauhan Pak Satpam bergerak menuju ke arah
kami.
"Maaf, Pak. Ada
keperluan apa?" Tanya serius. Dari nadanya saja udah ketahuan deh ngga
boleh parkir di situ. Wkwkwk.
Langsung mengkeret deh.
Atuh, please Kang Emil, tolong ditampung dan
dicarikan jalan keluar buat parkiran mobil. Mungkin ada sih, tapi buat kami
pelancong mah asa rieut mau parkir saja susah, ngga ada papan petunjuk.
Gara-gara ngga bisa
parkir ini akhirnya kepagian deh sampai di Chingu Cafe. Jam 08.00 sudah
nangkring di Sawunggaling, padahal jam operasional buka mulai jam 11.00,
wkwkwk. Pekerjanya aja masih sapu-sapu di halaman. Niat banget ya, kita!
Setelah kehabisan ide
killing time menunggu di depan Chingu, akhirnya terlihat tanda-tanda pintu akan
dibuka. Eh, wait, wait! Kenapa
tiba-tiba banyak bermunculan pengunjung selain kami. Wah, harus mengamankan
posisi nih. Posisi menentukan prestasi!
Begitu pintu di buka:
"Selamat datang. Annyeonghaseo."
Kata-kata itu bertaburan
dari mulut pegawai cafe yang berseragam rapi jali.
-- Chingu atau Chagiya? --
"Chingu apa
Chagiya?" Tanya seorang pegawai kepada kami. Eh? Emang beda? Maksudnya apa
sih?
"Apaan Chingu
Chagiya? Beda, ya Mas?" Tanya saya kebingungan. Pengunjung yang lain sudah
mulai berhamburan ke dalam mengamankan posisi.
"Ibu mau tempat
duduk di Chingu atau Chagiya? Kalau Chingu di depan sedangkan Chagiya dibagian
dalam untuk menu BBQ dan Sukiyaki. Bisa dilihat-lihat dulu."
Rupanya di Chingu Cafe
yang telah berdiri sejak tahun 2013 ini, area tempat makan dibagi dua, eh tiga.
Chingu, Chagiya dan Street Food.
Chagiya
Jika kita ingin menu BBQ
ataupun Sukiyaki, kita bisa pilih area Chagiya. Area ini terletak di area
terbuka di bagian dalam cafe. Ciri-cirinya, ada kompor kecil di setiap meja.
Area ini terletak dekat dengan area jajanan jalanan atau di sini dikenal dengan
nama Dongdaemun Street.
Chingu
Di area Chingu kita bisa
menikmati menu-menu masakan korea yang non BBQ dan non sukiyaki.
Chingu area, penuh dengan dekorasi korea |
Dongdaemun Street
Sedangkan di area
Dongdaemun Street, itu menunya yang model-model tusuk-tusuk sate, yang model
tiny bite gitu. Di area Dongdaemun ini bentuknya jalanan dengan toko-toko
dipinggirnya.
Di sini kita juga bisa
beli cotton candy, juga ada toko yang menyewakan hanbok buat pria, wanita dan
anak-anak.
Seperti halnya Chagiya,
area food street ini terletak di Little Seoul. Oya, mengenai bagaimana cara
belinya, di sini sedikit berbeda. Jadi kita harus menukar uang kita terlebih
dahulu di Money Changer yang terletak sebelahan dengan toko penyewaan hanbok.
Kita akan diberi kartu untuk melakukan transaksi di food street. Asyik, yak.
-- Pesan apa yaaa? --
Menu yang tersedia di Chingu Cafe dikelompokkan
menjadi beberapa varietas, dari mulai olahan nasi, mie, hingga street snack.
Nah, kita lihat yuk satu-satu!
Menu Olahan Nasi Khas Korea
Sama seperti halnya Indonesia, nasi bagi orang Korea
juga merupakan makanan pokok. Orang Korea menyebutnya “bap” (rice, nisi). Katanya saking pentingnya nasi, orang Korea
lebih suka menggunakan kata ini untuk menunjukkan waktu makan. Misalnya achimbap, artinya “nasi pagi”, dipakai
untuk istilah sarapan. Kalau makan siang, jeomsibap
yang berarti “nasi malam”, sedangkan istilah yang dipakai untuk makan malam
adalah jeonyeokbap yang berarti “nasi
malam”.
Yang kemarin kita coba adalah:
Cheese Bokkeumbap (W2990)
Bokkeumbap ini adalah salah satu jenis nasi gorengnya
Korea. Disajikan dalam mangkuk panas dengan taburan mozzarella cheese dan
daging cincang. Lelehan kejunya membuat nasi goreng keju Korea ini menjadi
sangat yummy!
Cheese Bokkeumbap, nasi goreng sih sebenarnya :) |
-- Won yang bikin sakit mata --
By the way, semua harga yang tertulis dalam Won,
mata uang Korea). Sempat kaget juga, 1 rupiah berapa Won yak . . .
#mikirpanjangdangainget. Akhirnya walaupun tengsin nanya sama si masnya.
“Mas, ini harganya dalam
Won beneran?”
Si masnya senyum-senyum
gitu, “tinggal ditambahin angka 0 satu di belakangnya.”
Pfiuh, lega deh. Ah, ternyata harganya masih
terjangkau.
Jumukbap (W2290
– W2390)
Jumukbap ini adalah rice ball ala Korea. Sebetulnya ada
beberapa jenis rice ball di Chingu Café, ada yang isinya daging sapi, tuna atau
tuna mayo. Tapi berhubung Azka alergi seafood dan cuaca dingin, juga saya ngga
bawa obat alerginya, terpaksa pesan rice ball yang original dengan isi daging sapi
(beef jumukbap W2290).
Jumukbap, Korean Rice Ball |
Satu porsi jumukbap
berisi 5 buah bola nasi. Dan entah karena lapar, itu bola nasi langsung ludes
sebelum puas di foto. Saya pun hanya disisakan 1 buah. Nyesel ih ngga beli 2
porsi.
Oya, sebetulnya masih
ada menu nasi lainnya, yaitu kimbap.
Itu loh nasi sushi ala Korea yang suka dibawa ke piknik-piknik di drama.
Menu Olahan Mie Khas Korea
Pernah dengar yang namanya ‘ramyeon’ ? Atau ‘jjajangmyeon’
mie hitam yang terkadang disajikan dingin?
Penggemar Korea tentunya tidak asing dengan istilah
ini. Yup, betul! Ini adalah salah
satu olahan mie khas Korea. Duh jadi ingat Kin Hyun-joo sama Ji Jin-hee di I have a lover deh. Selain ramyeon, ada
juga olahan lain seperti ‘japchae’ yang
terkenal. Kalau ini olahan bihun.
Terus, yang saya coba di Chingu apa? Hmmm, tadaa! namanya kimchi ramyeon!
Kimchi Ramyeon, asem-asem seger |
Pojangmacha, Korean Street Snack
Sering lihat di drama
Korea, si artis dan si aktor malam-malam keliling mencari jajanan di jalanan?
Nah, konon ini ada sejarahnya.
Jadi, tahun 1945 saat
Korea bebas dari penjajahan Jepang (lho, kok sama ya dengan Indonesia), kedai
pinggir jalan (pojangmacha), mulai
bermunculan di setiap sudut jalan, khususnya di malam hari. Di tahun 1970-an,
pojangmacha ini makin terkenal di Seoul, apalagi dengan berkembangnya tradisi
kerja “palli-palli” di Korea yang membuat para pekerja sering lembur dan pulang
malam. Setelah seharian bekerja, orang Korea biasanya mampir di pojangmacha
untuk makan malam sebelum pulang ke rumah.
Tteokbokki
Untuk street snack-nya, tteokbokki yang saya coba kemarin. Tersedia dalam rasa
original, pedas dan bisa ditambahkan keju. Selain tteokbokki ada juga sih yang
disajikan fusion dengan mie, atau yang kombinasi semuanya (keju, mie,
tteokbokki) yang disebut cheesy rabboki. Saya pilih yang tteokbokki pedas saja.
Tteokbokki, olahan kue beras gurih pedas. |
Selain tteokbokki, ada
juga odeng, chicken popcorn, tteokochi (tteokbokki yang ditusuk mirip sate),
mandu, dan lainnya.
Korean Desserts
Nah yang ini adalah
hidangan pencuci mulut ala Korea. Ada macam-macam sih. Tapi yang terkenal
adalah bingsoo. Bingsoo sendiri artinya
es serut. Yang paling sering dicari adalah pat bingsoo atau es serut kacang
merah. Saya pesan ini? Menyesal sekali, tidak! Karena siapa yang mau
menghabiskan, kami hanya berempat. Lagipula kami ingin mencoba hotteok-nya.
Apa itu hotteok? Itu
adalah sejenis pancake, hanya saja berbeda dengan pancake yang pernah saya
coba, hotteok atau pancake Korea ini ada isinya. Di Chingu Cafe, kita bisa
memilih, mau isi red bean alias kacang merah, ovomaltine, atau green tea.
Hotteok, pancake korea plus ice cream, bikin panas dingin |
Saya pilih teh, anak-anak pilih milkshake oreo & green tea |
-- Berkeliling Dongdaemun Street berhanbok ria
--
Yang asyik di Chingu
Cafe ini adalah atmosfernya yang bikin betah. Kita berasa bukan berada di
Bandung saat masuk ke dalamnya. Apalagi di area Dongdaemun Street.
Mau tambah berasa di
Korea? Cobain deh jalan keliling Dongdaemun Street dengan menggunakkan hanbok
yang disewakan di area ini juga. Harga sewanya untuk hanbok anak Rp 25K/15
menit, sedangkan hanbok dewasa Rp 30K/15 menit. Yah, ngga terlalu mahal kan,
daripada harus beli hanbok? #giggle.
Hanbok yang tersedia ada
untuk anak-anak dan dewasa, laki-laki dan perempuan. Warnanya lucu-lucu deh.
Jadi pengen pakai juga sih, duh, tapi malu sama umur. Biar anak-anak sajalah
yang pakai hanbok.
Cara sewanya gampang
kok, tinggal bilang sama si mbaknya,
kita pakai dulu itu hanbok, baru setelah selesai si mbak akan memberikan
kuitansi yang menyebutkan jumlah yang harus kita bayar di kasir. Oya, saat
meminjam baju, kita diminta juga menunjukkan KTP, jadi jangan lupa untuk bawa
KTP-nya.
Sayangnya, ini toko
penyewaan baju hanbok bukanya jam 12.00 PM. Kebayang kan harus nunggu kalau
kalian datangnya dari jam 08.00 seperti saya? Duh, tapi ya sudahlah, jauh-jauh,
masa ngga nyobain hanbok dan berfoto di sini? Nanggung banget sih. Terus hanbok
untuk anaknya pilihannya cuma sedikit ditambah pula tingginya nanggung alias
kekecilan untuk badan Azka dan Aisya yang berusia 9 – 11 tahun. Ditambah dong
koleksi hanboknya. Hehe.
Setelah puas foto-foto
(ngga puas sih sebetulnya), kita cabut dari Chingu Cafe karena harus secepatnya
balik ke Cilegon, takut keburu macet di jalan. Jalanan Bandung-Jakarta unpredictable soalnya. I leave my heart
at Chingu! Deu, film banget sih.
1. Harganya bersahabat
(mungkin itu kenapa disebut chingu), di bawah Rp 30K/porsi. Untuk menu suki
atau barbaquenya juga affordable, kemarin saya lihat ada juga yang harganya
sekitar Rp 60K-70K.
2. Tidak menyediakan menu daging
babi. Paling bingung kan kalau masuk resto Korea, galau antara mau masuk dan engga
karena ragu-ragu dengan kehalalannya? Nah, di Chingu cafe ngga ada ada menu
yang mengandung babi. Dan katanya sih Chingu Cafe ini, semua menunya halal. Sebenernya saya ngga berani bilang
halal, karena saya belum melihat sertifikat halalnya.
3. Atmosfer yang Korea
banget. Gangnam Station, Dongdaemun Street, dan dekorasi Korea lainnya. Nah,
ini kelebihan yang paling berasa juga. Keren banget deh. Semoga ke depannya tambah
berkembang dan ada inovasi-inovasi baru. Barangkali bisa dibuat one stop
shopping juga dengan penjualan souvenir-souvenir atau kosmetik Korea. Hahaha,
ngarep banget sih yak. Whatever lah, but the
last I would like to say: Fighting
Chingu Cafe!
Chingu Cafe
Jl. Sawunggaling No.10, Tamansari
Dago, Bandung
Telp. : (022)
4239963
Open : 10.00 AM
– 22.00 (buka setiap hari)
Wuih, asyik banget di bandung ada cafe atomosfere korea. Jalna-jalan sama makan bisa pake hanbok yang warna pastel. Udah gitu semua foto di atas bikin ngiler. Kapan-kapan ajak-ajak dong kak? :)
BalasHapusMakanan korea di Bandung. Mantap sudah, tak perlu capek2 ke negeri asalnya. View cafee nya juga bagus.
BalasHapusWiiiii pengen ke sana. :D Kan seru bisa photo photo ala korea. :D
BalasHapusBukan penggemar korea2an... Tp liat suasana & makanannya jd penasaran bgt pgn nyoba ke sana
BalasHapusKeren ya tempatnya. Jadi itu kostum dari tempatnya itu? :o
BalasHapusKeliatan enak banget ya? Belum pernah makan masakan korea. :D
BalasHapusWaaah... kirain beneran di Korea. Mirip yah.
BalasHapusBener2 Korea. Ponakanku paling suka yg berbau korea, harus kukasih tahu tempat inih :)
BalasHapuswahhh, wajib banget deh kesini kalo ke Bandung nanti, Glow pasti seneng :)
BalasHapusFotonya bagus2 banget sih. Tempatnya juga lucu. Anakku tu tiap ada resto korea baru buka di Jogja langsung wajib coba. Duh ABG sekarang tu ya :))
BalasHapusLucukkkk, aqu belum pernah ngubek Bandung sekalipun dekat dari Cimahi hahaha
BalasHapushahaha Chingu Cafe lucu juga ya. Banyak Yongja sama Namja dong ya :D
BalasHapuskalo ngajak adik kesini pasti demen banget sambil foto-foto nih. maklum demam korea hehe
mupeeeeng paraaaaahhh maauuu
BalasHapusAaghhhhhhhh aku mauuuuuu :D. Ya ampuuun itu menu2 nya menggugah semuaaa.. Yg ada mba, aku jd mw fokus kulineran doang di korea nanti pas february :D. Tp nolehlah sementara sebelum pergi nyobain yg di cafe chingu ini dulu kali yaaa :p.
BalasHapusKeren jg ide cafenya. Detil banget! Ampe hrg dibikin dlm won :D
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMantap Mbah Sangat Bermanfaat Artikelnya
BalasHapusThanks for sharing, mak! Baru tahu ada kafe yang nuansanya Korea banget di Bandung. Bisa nih ajak suami ngemil cantik di sini.
BalasHapusSemuanya serba Korea ya mbak ya? tempatnya benar-benar dikonsep seperti di Korea Sana.... Ini kalau yang penggemar korea pasti didatengi ini mbak tempatnya....
BalasHapusWaktu kumpul keluarga, sempet ngobrolin tempat ini. Saya penasara makanya tanya ke sepupu. Ternyata asik juga tempatnya, ya
BalasHapusCafe ala korea dan makanan ala korea mmg lagi ngehitsss banget, di kokas adaresto korea yang antri nya bisa 2 jam #KaesangLelah
BalasHapuskalau saya suka makanan korea pasti bakalan mampir ke caffe itu, manaan nggak terlalu jauh dari tempat kuli saya, malahan sering juga ngelewatin tempat itu, pernah diajak sama mandor ke caffe bernuansa korea..malah mules, maklum perut ndeso atuh da
BalasHapuswah emang sekaarng koreaa lagi booming setelah jepang, dan itu sawunggaling dekat rmh ibuku... wah boleh deh ke sini
BalasHapusmakasih atas info nya. Cantik pemandangan resto nya. Apa udah dapat dipastikan bahwa makanan nya halal meski babi tidak dihidangkan? Saya akan ke bandung bulan hadapan dan resto ini sangat menarik utk dilawati..
BalasHapus