"Tidak ingin
tambah anak lelaki, Mbak?"
"Ngga ada rencana nambah anak laki? Kasihan tuh bapaknya
anak-anak, biar ada temannya."
"Tambah lagi satu, Mbak. Siapa tahu laki-laki. Biar
lengkap."
"Perempuan semua ya. Ngga ada rencana hamil lagi? Ikut program
saja untuk anak lelaki."
Hufh.
Entah berapa sering kalimat-kalimat tersebut mampir di telinga
saya. Semua bernada sama, ngga kepingin anak lelaki?
Ya, anak saya dua duanya perempuan. Jadi sepertinya wajar orang
kepo, bertanya seperti pertanyaan di atas. Entah serius bertanya atau hanya
sekedar basa-basi.
Orang tua saya dulu pun seperti itu. Saya terlahir sebagai anak
perempuan. Adik saya lahir juga perempuan. Karena menginginkan lelaki, supaya
lengkap nih ceritanya, tetap berusaha pada kehamilan ketiga dan keempat. Dan
Alhamdulillah, dua duanya lelaki. Jadi kami empat bersaudara terdiri dari dua
perempuan dan dua laki-laki.
Kakak ipar saya pun menginginkan anak laki-laki. Istrinya hamil 6
kali, dan 5 terlahirlah anak perempuan. Sedangkan yang satunya bakal berjenis
kelamin lelaki. Sayangnya pada usia kehamilan 3-4 bulan, kakak ipar mengalami
keguguran.
Banyak pasangan suami istri yang menginginkan anak lelaki. Banyak
pasangan yang akhirnya puas setelah mendapatkan sepasang anak perempuan dan
lelaki. Mempunyai anak lelaki seolah merupakan kebanggaan tersendiri, sedangkan
mempunyai anak perempuan seolah menjadi aib atau kekurangan seorang pasutri.
Mungkin banyak di
antara kita yang berpendapat bahwa mendapatkan anak lelaki lebih susah
ketimbang anak perempuan. Dan beranggapan setelah mendapatkan anak lelaki,
berarti sudah sempurna menjadi seorang lelaki.
Yup, mungkin itu betul. Karena katanya jenis kelamin bayi juga
ditentukan dari waktu pembuahan sel telur dan sperma yang menembus dinding sel
telur. Sehingga posisi berhubungan pun berpengaruh. Tetapi tentu saja selain
itu juga ada faktor lain yaitu makanan yang dikonsumsi pasutri.
Kalau kata teman saya, "It's
ok your 1st child is daughter, karena elo belum berpengalaman. Tapi
kehamilan kedua kan harusnya sudah lebih ahli dong." Begitu ucapannya
sambil tertawa penuh arti.
Well,
terlepas dari betul tidaknya bahwa jenis kelamin bayi bisa kita atur lewat cara
berhubungan, bagi saya it doesn't matter
whether the baby is a boy or a daughter.
Kenapa?
Karena bagi saya segala sesuatu itu sudah ada yang mengatur.
Sesuatu hal yang kita sangat inginkan belum tentu itu yang terbaik buat kita.
Ada yang berharap dapat anak laki-laki eh dikasih terus anak perempuan. Ada
pula yang kebalikannya, menginginkan anak perempuan, dapatnya lelaki semua. So, saya lebih memilih untuk mempercayai
skenario Sang Maha Pencipta.
Musibahkan
jika anak kita perempuan semua?
Menurut saya sih mau itu anak lelaki ataupun anak perempuan,
semuanya sama. Toh mereka adalah titipan Allah juga kepada kita.
Tugas kita sebetulnya hanya menjaga mereka, menjadikannya anak
yang sholeh dan sholehah, sesuai dengan tuntunan agama. Itulah yang menurut
saya paling susah.
Tapi,
anak perempuan ngga bisa menjadi teman ayahnya ...
Siapa bilang, banyak kok yang anak perempuannya bisa diandalkan,
layaknya anak lelaki. Anak perempuan kakak ipar saya, malah dia yang sekarang
menyetir mobil, mengantar ayah dan ibunya, bahkan keluar kota, lintas provinsi
sekalipun.
Anak
perempuan terbatas geraknya, tidak seperti anak lelaki.
Itu sih tergantung bagaimana anak itu tumbuh dan tergantung
lingkungannya. Banyak kok perempuan-perempuan tangguh dan mandiri. Bahkan sejak
zaman dahulu kala pun, perempuan mempunyai kemampuan yang sejajar. Ingat
Tribhuwana Wijayatunggadewi, Ratu Majapahit? Cut Nyak Dien, Cut Meuthia, Dewi
Sartika, dan sederet perempuan-perempuan hebat lainnya, mereka mendobrak
tradisi bahwa perempuan pun mempunyai kekuatan yang hebat.
Tapiii ..., dari
semua alasan pembelaan diri saya di atas, yang paling saya suka mempunyai anak
perempuan adalah:
Fashion
Anak Perempuan Beragam dan Lucu
Para ibu pasti sadar deh kalau cari baju buat anak perempuan lebih
mudah dibanding untuk anak lelaki.
Model baju anak perempuan beragam dan lucu. Setiap beberapa waktu,
selalu keluar model fashion terbaru. Nah, kalau anak lelaki, modelnya pasti
itu-itu saja kan?
Me
Time Lebih Heboh Dengan Anak Perempuan
Hehe, namanya anak perempuan pasti ngga jauh-jauh dari kesukaan
emaknya.
Saya baru menyadari saat mereka sudah beranjak agak besar.
Sekarang kalau me time ke salon, potong rambut, creambath ditemani mereka
berdua. Kami cengengesan menetapkan model rambut yang kira-kira cocok untuk
kita. Atau saling mencela jika modelnya ternyata tidak begitu bagus di muka
kita.
Anak
Perempuan Lebih Asyik Diajak Jalan & Traveling
Ada seorang teman mengeluh bahwa dirinya ngga bebas berbelanja
jika bersama-sama dengan anak lelakinya. Pasti bawaannya minta pulang cepat,
padahal teman saya ini masih ingin window shopping. Saat traveling pun tidak
begitu menyukai perjalanan jauh.
Hmmm, kedua putri saya malah paling senang diajak jalan. Bahkan
jika harus berjalan sekalipun, mereka tidak mengeluh. Apalagi kalau jalan-jalan
di mall. Mereka juga bisa menjadi fashion kritikus saya. Ih, jelek. Ngga pantes. Kalau pakai ini, Ibu kelihatan lebih gemuk.
Warnanya kurang bagus. Dan lainnya.
Anak Perempuan Rajin Bersih-Bersih.
Ah, ini sih emaknya
yang males beres-beres.
Eh, tapi iya lho.
Setelah agak dewasa, anak saya yang pertama rajin bersih-bersih, terutama
beresin kamarnya sendiri. Sekarang malah tambah rajin. Emaknya malah sering disemprot
gara-gara sembarangan mindahin barang-barangnya dia. Duuuuh, punya anak
perempuan emang menyenangkan.
Tapi saya ngga bilang
bahwa anak laki-laki jorok lho.
By the way, apa
yang saya omongin kok kayaknya semuanya enak di ibu yak jika punya anak
perempuan. Hihihi. Terus bapaknya bagaimana? Harus ditanya ayahnya niiih.
Celingukan nyari ayahnya. Ah, lagi ke masjid, Sholat Isya. Nanti lagi ya,
disambung. Ngeleees ...
Eh, orangnya sudah
datang, nih. “Yah, emang kalau mempunyai anak lelaki itu kebanggaan tersendiri
yak?”
“Yeee, itu sih namanya
kembali ke zaman jahiliyah,” katanya cuek.
“Lah, emang kenapa
zaman jahiliyah?”
“Lah, dulu kan sama.
Kalau punya anak lelaki kebanggaan, sedangkan kalau punya anak perempuan
kesedihan. Tapi, tahu ngga? Islam itu memuliakan anak-anak perempuan?” Si Ayah
malah balik bertanya.
“Mana kutehe?” Jawab saya angkat bahu.
“Ada hadistnya,
mengenai keutamaan memelihara, mendidik dan menyayangi anak-anak perempuan.
Keutamaannya besar loh, terhalangi/terhijab dari api neraka.”
Oh, begitu. Saya pun
manggut-manggut. Alhamdulillah, ternyata si Ayah berpikiran seperti itu.
Ya, pokoknya mau itu
anak lelaki, mau itu anak perempuan, disyukuri dan dinikmati saja. Ciptakan sweet moment bersama mereka. Masalah
anak perempuan semua, ya mintalah pada Allah untuk memberikan mantu yang
sholeh. Pun demikian, jika anak lelaki semua, mintalah mantu perempuan yang
sholehah. Hehe.
Gitu saja sharing-nya.
Ada yang mau menambahkan pengalaman punya anak perempuan semua?
Allah tahu yg terbaik bagi umat NYA.. Bknkah bgt mbak? Salam utk dua putri cantiknya yaa..
BalasHapusIya bener Mbak Mechta. Saya selalu berpikiran seperti itu. Di balik segala sesuatu yang terjadi pasti ada kebaikannya.
HapusLebuh parah menjadi anak laki-laki satu-satunya mba. Kk saya perempuan, begitupula adik saya. Memang seperti yang mba katakn, semua sudah diatur. Semuanya titipan yang diatas, sebagai orang tua tentu melakukan hal yang terbaik bagi anak hehe.
BalasHapusSerius? Bukannya enak diapit dua saudara perempuan? Haha. Iya betul, apa pun itu pasti yang terbaik yak.
HapusAh saya malah sebel punya adek laki2, dua2nya manja, dan pemalas. Nggak bisa diajak main, -_-,
BalasHapusHaha. Dunianya beda kah Manda? Anak laki lebih suka bermain gadget kali yak atau play station?
HapusAku saudaranya banyak 5 perempuan dan 1 lelaki. Masih ada 1 saudara angkat perempuan dan sekarang tinggal 2 saudara angkat lelaki.
BalasHapusEmang banyak keutamaan untuk anak perempuan. Kalo mau nambah juga gak harus dari rahim sendiri. Bisa angkat anak, sekalian bantu sesama :)
Aku juga suka banget bantuin belanja kakak untuk anak perempuan, bajunya lucu lucu.. jadi bikin khilaf belanja.. huaa...
Nah, itu yang bikin khilaf...belanja baju anak-anak dan segala jenis aksesorisnya. Arrrgh kalau ngga dibatasi terus aja pasti ngga ada berhentinya. Xixixi.
Hapushyahahaa... kalo aku malah disuruh nambah anak cewek mbaaaaak :) Biyasaaa, komentator berserakan di mana-mana :P
BalasHapusbukanbocahbiasa(dot)com
Iyaaa...komentar mah banyak. Haha. Serba salah jadinya.
HapusEmak bapak saya anaknya 3, perempuan semua. Dulu mereka ditanya moncong usil jawabnya, "Nanti kalau anak2 nikah juga jadi dapet anak laki2." Dan ketika adik saya nikah, ortu kami jadi punya anak laki2 kan. Cewek nggak bisa diandalkan??? Wuehhh... saya punya 2 teman perempuan yg selalu nganter bapak mereka cuci darah. Ruang gerak yg terbatas, mungkin itu dulu. Jadi punya anak semua cewek itu nggak masalah, buktinya ortu kami sehat2 aja, haha...
BalasHapusIya...anak lakinya mantu. Semoga mendapat mantu yang sholeh. Aamiin.
HapusAnakku perempuan dan aku senang banget bisa kembaran baju, bisa curhat dan cerita2 wlw usianya masih 3 tahun wkwkwk kita yang jalanin orang lain yang komentarin y mba ^^ wolesin aza dan sepakat sama SKENARIO sang Pencipta :)
BalasHapusItu salah satu asyiknya yak. Bisa kembaran baju. Yoi Mbak..woles. Ada yg Maha Grand Skenario yak.
HapusSetju mba, aku laki-laki atau perempuan sama saja. Tergantung Allah yang kasih. justru nilai plus punya anak perempuan itu di masa tua kita dia gak akan jauh-jauh dari kita. Biasanya seperti itu.
BalasHapusIya Mbak, setiap anak terlahir spesial. Mau itu anak laki mau itu perempuan.
HapusIni tu jadi dilema banget bagi orang tua zaman sekarang. Suka bingung sendiri kalo soal anak harus cewek atau cowok.
BalasHapusDi mata saya, semuanya sih, sama. Sama-sama pembrian Allah yg harus dijaga dan dibesarkan. :)
Apapun itu, semoga anak-anaknya selalu berbakti kepada orang tuanya, ya mbak. Amin..
Betul. Intinya mah bagaimana menjadikan anaknya sholeh dan sholehah yak. Tiap anak terlahir spesial yak.
Hapushmmm, lucu2 ya komen org krn punya anak perempuan mba, cerita seru buat aq yg msh single hehe
BalasHapusIya sebetulnya mah, kalau ikutin yang komen mah pusing. Sama kayak nikah. Mau nikahnya mewah atau sederhana, tetep aja ada yang dikomentari...eh, lah kok ngga nyambung malah ke nikahan. Hihi.
HapusSama saja anak cewek dan cowok. :D Yang penting, kita para orang tua berusaha mendidiknya agar kelak menjadi orang baik yang berbakti, baik, dan santun pada orang tua dan orang di sekitarnya. :)
BalasHapusIya siiippo Mbak An. We're on the same page. Yang penting bagaimana mendidiknya ya agar kelak jadi anak yg berbakti, santun, baik, sholeh dan sholehah.
HapusAku anak perempuan, tapi dilahirkan 10 tahun setelah anak pertama (kakakku). Orang tuaku gak berekspektasi jenis kelamin sih, karena yg mereka harapkan dulu hanyalah ... pengen punya anak lagi, apapun jenis kelaminnya ^^ (yang penting sehat)
BalasHapusYup, yang penting sehat yaaa. Mau anak lelaki atau pun perempuan tetap disyukuri ya.
Hapusanak perempuanku pada lengket sama yayahnya
BalasHapusAnak perempuan katanya lengket sama ayahnya ya Mbak?
Hapusiya mbak lengket banget kayak perangko...pokoknya kalo sudah ada yayahnya, mamamnya lewattttt
HapusSaya yg punya duo cowok juga sering disuggest supaya nambah 1 lg biar cewek mbak...
BalasHapusSalam kenal :)
Hehe..iya Mbak. Pasti gitu yak. Yang punya anak cowok juga dikomennya supaya nambah cewek. Hmmm, sama aja ternyata yak.
Hapusini tipe pertanyaan yg aku ga suka sbnrnya..sama aja kayak nanya, kapan mau punya anak? kapan nambah? kapan ini ? kapan itu?.. hihhh, pengen dibekep org yg nanya2 gini.. emangnya situ mau bayarin anak saya ntr ;p.. aku jawab gitu dulu awal2 blm punya anak cowo.. untungnya memang anak keduaku co, jd udh komplit sepasang.. makanya udh ga tertarik samasekali nambah anak.. kebalikan sih mba, anak ceweku jauuuh lbh deket ama papinya.. biasanya ama aku malah ga rukun, mungkin krn sifat kami berdua mirip ;p.. sama2 keras kepala.. nah, aku berharap makanya anak yg co ini lbh kalem kyk papinya supaya bisa cocok ama aku :D
BalasHapus