Patrol!
Itulah yang terlintas
pertama kali di benak saja ketika orang membicarakan Indramayu. Karena daerah
ini beberapa kali saya lewati dalam perjalanan saya dari Kuningan menuju
Cilegon. Terakhir kalinya melintas di sini bersama suami 12 tahun yang lalu,
pernikahan kami baru berusia 2 hari kala itu.
Bagaimana tidak selalu
terkenang dengan Patrol? Daerah itu adalah tempat terpadat yang harus dilalui
kendaraan umum, bercampur baur dengan truk-truk juga pasar tumpah. Kamu akan
merasa lega setelah melewati Kalitimbang dan Patrol. Walaupun begitu, suasananya selalu membuat kangen.
Sejak kecil saya
tinggal di sebuah kota kecil di bawah kaki Gunung Ciremai. Bapak saya bekerja di Dinas
Pendapatan Daerah yang terkadang mengharuskan beliau untuk pergi ke beberapa
daerah di sekitarnya, seperti Cirebon dan Indramayu. Sepulang dari tempat-tempat tersebut, biasanya Bapak banyak cerita tentang tempat-tempat yang dilaluinya.
Jatibarang, Haurgeulis,
Patrol, Karangampel, Bongas, Kandanghaur, Eretan adalah nama-nama yang masih saya ingat
dari cerita beliau. Tapi, dari semua itu yang paling saya suka adalah saat
pulang ke rumah, Bapak selalu membawa buah tangan buah mangga khas Indramayu
yang dikemas dalam "boboko", keranjang yang terbuat dari ayaman
serutan bambu. Gedong Gincu, begitu kami menyebutnya. Mungkin karena warna
merah kulitnya mirip dengan gincu atau lipstik.
Indramayu, kota pinggir
laut Jawa ini, letaknya berbatasan dengan Cirebon yang dipengaruhi budaya Jawa
Timur dan Sumedang, Majalengka serta Subang yang membawa pengaruh budaya Sunda.
Hmmm, bisa dibayangkan betapa Indramayu ini mempunyai keanekaragaman budaya. Belum lagi di zaman dahulu di sekitar pertengahan abad ke-17, daerah yang terletak di Lembah Sungai Cimanuk ini pernah menjadi kota pelabuhan yang ramai. Berbagai bangsa bertemu di sini. China, Belanda, Jepang pernah mendarat di bumi Pangeran Wiralodra ini dan berbaur dengan penduduk lokal. Tidak heran jika seni dan budaya di kota yang berjarak 207 KM ke arah Timur Jakarta ini, sangat beragam.
"Indramayu itu
jauh ngga, Pak?" Samar-samar saya teringat percakapan dengan Bapak di
waktu kecil. "Indramayu itu seperti apa?" Lanjut saya penasaran.
Bapak menjawab,
"Indramayu itu tempat pertemuan budaya. Jasun! Perpaduan budaya Jawa
dan Sunda. Dulu, sebagian Indramayu masuk Kerajaan Sumedang Larang dan
Galuh."
“Indramayu, kota yang kaya
warna dan beragam seni budaya”
Setelah beranjak remaja
dan melewati Jalur Pantai Utara yang melintasi Kabupaten Indramayu, baru saya
mengerti dengan ucapan Bapak. Indramayu dilalui jalur utama Pantura yang
menghubungkan daerah Sunda dan Jawa. Akulturasi kebudayaan terjadi ketika para
perantau dari Timur (Suku Jawa) dan perantau dari Selatan (Suku Sunda) bertemu
dengan penduduk asli Indramayu. Sehingga tidak heran jika di sini ditemukan
berbagai jenis dialek dan tradisi yang justru semakin memperkaya khasanah
budaya daerah Indramayu, selain dari pengaruh luar.
"Pokoknya lucu
deh, Na, cara ngomongnya itu lho. Ucapannya Bahasa Sunda tapi dialeknya Jawa,"
papar seorang teman sehabis mengunjugi keluarga bapak mertuanya di Indramayu.
"Bahasa aslinya dipengaruhi Cirebon. Jadi bahasanya mirip Cirebon, tapi
dialek Indramayu. Orang menyebutnya Bahasa Dermayon," imbuhnya lagi dengan
mimik muka takjub dan bersemangat saat menceritakan tentang Indramayu.
Selain dari uniknya bahasa sehari-hari yang dipakai, tentunya akulturasi budaya ini membawa
pengaruh dalam hal kesenian atau pun adat istiadat setempat. Adat dan tradisi yang
berusia ratusan tahun ini masih bertahan di tengah gempuran zaman di era globalisasi seperti saat ini.
Tradisi Nadran yang
dilakukan para nelayan Pantura untuk mensyukuri hasil laut yang mereka peroleh;
tradisi Ngarot di Desa Lelea, para gadis berdandan cantik dengan hiasan
bunga-bunga di kepala untuk menyambut datangnya musim penghujan yang berarti
musim tanam padi sudah di depan mata; tradisi Mapag Sri sebagai ucapan syukur
para petani kepada Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah; dan
tradisi-tradisi lainnya yang semakin memperkuat posisi Indramayu sebagai Kota Budaya.
Terpikat Pesona Tari Topeng Indramayu
Tetapi dari beragam
seni dan budaya Indramayu, ada satu kesenian yang membuat saya tertarik, yaitu
Tari Topeng. Maestro Tari Topeng Indramayu yang termasyur adalah Mimi Rasinah. Beliau mempunyai tekad yang kuat untuk melestarikan salah satu seni budaya Indramayu ini. Saat membaca kisah Mimi Rasinah, yang hingga menjelang akhir hayatnya pun masih menari, mau tidak mau hati saya penasaran.
“Saya
Akan Berhenti Menari Kalau Sudah Mati.”
(Mimi Rasinah, Maestro Tari Topeng)
Saat menari, muka
penari ditutupi oleh sebuah topeng yang melukiskan karakter tertentu,
dilengkapi dengan ronce panjang di kedua sisi telinga mahkota yang dikenakan
penari. Mimi Rasinah yang sudah berusia sepuh terlihat masih enerjik menarikan
tarian Topeng Panji di panggung Bentara Budaya. Lengannya dengan lemah gemulai menari dibalik topeng
berwarna putih itu. Tidak terlihat sama sekali bahwa yang menari itu adalah
sosok yang telah sepuh. Keren sekali!
Tari Topeng telah melalui proses perjalanan yang panjang selama berabad lamanya. Topeng yang digunakan bermacam-macam,
ada topeng Panji, topeng Tumenggung, topeng Klana (Rahwana), topeng Rumyang,
dan topeng Samba. Biasanya karakter tersebut diambil dari tokoh-tokoh kerajaan
zaman dahulu.
Jenis-jenis topeng yang digunakan pada Tari Topeng Indramayu. |
Sayangnya tarian ini
sempat dilarang karena disinyalir gerakan tariannya membangkitkan syahwat dan
abangan. Mengenai hal ini, saya pernah bertanya kepada salah seorang kawan yang berasal dari
Indramayu.
“Benarkan gerakan Tari
Topeng ini sensual sehingga pernah pada zaman dahulu tarian ini dilarang,
karena takut membawa pengaruh negatif?”
Kebingungan terbersit
di wajahnya. “Wah, kalau ini malah baru tahu. Seingat saya, di waktu kecil dulu
sering nonton, gerakannya sih tidak sensual atau erotis,” bantahnya. “Terkadang
gerakannya justru gagah, tergantung peran yang dibawakannya.”
Saya mengangguk-angguk.
“kenapa malah dianggap begitu ya, kesannya?”
“Tari Topeng itu adalah
tarian rakyat, Na. Jadi, mirip dengan pengamen atau topeng monyet. Rombongan
penari topeng ini berkeliling kampung, terus begitu selesai penari berkeliling
sambil mengasongkan topengnya sebagai wadah untuk uang pemberian dari penonton.
Rombongan ini berpindah dari satu tempat ke tempat lain membawakan lelakon
cerita.”
Tari Topeng Indramayu, terus maju ke kancah internasional, diteruskan oleh Aerly Rasinah. |
Bisa jadi kan? Tarian
Topeng ini merupakan lelakon yang dibawakan oleh rombongan penari keliling pada
zaman dahulu. Jadi cerita-cerita di seputaran kerajaan atau pusat pemerintahan
bisa cepat tersebar melalui jenis lelakon separti ini. Semacam spionase di masa lampau? Ah, itu hanya pikiran liar saya saja. Please, abaikan.
“Topengku, Jiwaku . . .”
(Mimi Rasinah, Maestro Tari
Topeng)
Topeng yang digunakan
bentuk dan warnanya berbeda-beda. Masing-masing mewakili karakter atau watak
tokoh yang dimainkan. Misalkan, penari Topeng Klana menggunakan topeng dan
kostum yang didominasi warna merah. Merah ini melambangkan hasrat, nafsu dan
keinginan pada jiwa manusia. Tarian Topeng Klana menggambarkan orang yang
serakah, penuh dengan amarah dan angkara murka, yang diperjelas dengan
visualisasi gerakan langkah kaki yang menghentak dan lengan selalu terbuka
dengan jari yang mengepal.
Bagian akhir dimana
penari berkeliling untuk meminta uang, konon katanya merupakan simbol raja kaya
raya yang selalu saja tidak merasa cukup dengan apa yang telah dimilikinya,
sehingga harus terus menerus merampas harta rakyat kecil.
Membaca mengenai
perjalanan Tari Topeng, perasaan bangga ikut menyeruak di relung kalbu.
Ternyata tarian asal Indramayu ini sudah melanglang dunia. Di bawah pimpinan
Mimi Rasinah sang maestro, Tari Topeng pernah meninggalkan jejak di dunia internasional,
seperti di Jepang, Inggris, Perancis bahkan sampai ke Benua Amerika. Ya,
walaupun sang maestro kini telah tiada, tetapi Tari Topeng terus menjadi
kesenian khas Indramayu yang menawan hati yang kini dilanjutkan oleh cucunya,
Aerly Rasinah yang selalu teringat dengan ucapan Mimi Rasinah, “Topengku, jiwaku. Sesungguhnya ia tengah mengajarkan kita untuk mencintai sesuatu dengan
ketulusan dan tanpa pernah berhenti.”
Mimi Rasinah, semangatnya untuk terus menari hingga akhir hayat, menginspirasi. |
***
Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Indramayu Kota Budaya
Dalam rangka memperingati hari jadi Kota Indramayu ke-489, pada tanggal 7 Oktober dan milad ke-3 Komunitas Blogger Indramayu, pada tanggal 28 Oktober.
tari topeng ini keren banget menurutku, indah dan entah kenapa berasa magis juga :)
BalasHapusIya yak..kesannya magis gitu. Dulu saya juga berpikiran seperti itu. Makanya suka agak takut kalau mau lihat. Tapi kalau udah lihat gemulainya penari, suka penasaran .. kok bisa sih narinya bagus kayak gitu. Dulu di sekolah ada pelajaran seni tari, iih, gerakan kepala aja ga bisa-bisa saya mah..xixixi.
HapusMbak Levana, membaca post ini saya langsung jatuh cinta pada Indramayu. Unik banget tradisi yang tumbuh di atasnya ya. Suatu saat saya harus berkunjung ke tempat ini :)
BalasHapusIya Mbak Evi. Selain Tari Topeng juga ternyata ada banyak budaya lainnya di Indramayu. Saya penasaran dengan upacara Nadran. Gadis-gadisnya cantik menggunakan mahkota dari bunga-bunga. Colorful banget. Duh, pengen punya kesempatan liputan acara Nadran ini.
HapusIndramayu patut di acungi jempol dalam memelihara peninggalan leluhur. Keren
BalasHapusBetul. Ternyata banyak ya, yang ada di sini. Mungkin karena Indramayu ini merupakan pertemuan berbagai kebudayaan yak. Zaman dulunya pelabuhan Indramayu pernah jadi pelabuhan terkenal juga. Bahkan ada cerita armada Jepang bertempur disekitar sini melawan Belanda.
Hapus“Saya Akan Berhenti Menari Kalau Sudah Mati.”
BalasHapusSemangat seperti ini yang harus dimiliki oleh generasi muda untuk melestarikan budaya bangsa yang adiluhung. Jangan hanya demo ketika budaya kita diakui negara lain.
Terima kasih reportasenya yang memikat
Salam hangat dari Jombang
Saya merinding Pak Dhe, dengan ucapan sang maestro Tari Topeng ini. Bahkan salut saat melihat videonya, di usia senja masih bisa menari dengan gemulai.
HapusBetul juga ya Pak Dhe, demo melulu ketika dicomot orang. Padahal ngga aneh juga sih, jika negara-negara lain punya kebudayaan yang mirip-mirip. Lah, kan kita bercampur baur yak. Ngga heran kalau ada influencenya. Tapi kayaknya kita juga salah, baru sadar setelah diakui orang .. ya Pak Dhe. Makasih sudah mengingatkan untuk selalu punya semangat melestarikan nilai-nilai budaya bangsa.
Kalau saya sudah tidak kaget mbak kalau tari topeng ini bakal menjadi mendunia karena tariannya yang khas dan suasanannya juga beda dari tarian yang lainnya.
BalasHapusSaya paling suka saat si penari mengibaskan ronce panjang di kedua belah sisi kiri kanan kepalanya itu lho. Kesannya gaya yak.
HapusBener ga sih kalo penari topeng ini jaman dulunya kerasukan gitu Suka serem makanya kalo liat tari topeng. Yang menjadi idola dari indramayu adalah mangga indramayu hehehe
BalasHapusMangga-nya memang spesial yak. Kayaknya itu memang ikon Indramayu yang paling melekat.
HapusYang kesurupan itu mungkin yang Sintren kali Mbak. Penari Sintren dipercaya dalam keadaan trance saat menari. Dikurung di kurungan ayam dalam keadaan terikat, tahu-tahu bisa keluar dengan kostum lengkap dan menari.
Mantap ya, bisa mendunia. Bangga jadi warga Indonesia.
BalasHapusSaat baca bahwa Tari Topeng ini sudah melanglang dunia, jadi ikutan bangga sebagai anak bangsa. Padahal kalau dipikir perjuangan Mimi dan cucunya Aerly pasti penuh jatuh bangun ya untuk melestarikan dan mengenalkan
Hapustari topeng. Kita cuma tahu akhirnya aja yak..
Tari Topeng ini sudah jadi ikon kota Idramayu ya, mbak?. Banyak jenis tarian Topeng tapi yang paling sering diingat ya yang dari Indramayu ini.
BalasHapusYa betul ... Tari Topeng ini ada di beberapa tempat. Masing-masing punya keunikan sendiri. Umumnya berkembang di sekitar Indramayu, Cirebon, Brebes.
HapusBener juga, saya kalau lewat indramayu gak pernah paham dengan bahasanya, akhirnya memutuskan pakai bahasa indonesia aja tanpa logat apa-apa, biar gak kebingungan :D. Tapi, kalau tari topeng, ini tarian yang punya daya magis berbeda. Gerakannya juga punya pesan yang gak bisa langsung saya tangkap. Seandainya saya paham, apa makna yang tersampaikan melalui setiap gerak gerik penarinya, pasti semakin mendayu-dayu menikmati penampilan tarian topeng.
BalasHapusHahaha.
HapusIya, ada temen yang orang Jawa pun kebingungan ... ini bahasanya apa logatnya apa ... campuran katanya. Kebetulan mertuanya dari Indramayu
Tapi di situlah letak keunikannya yak.
keren... aku gak pernah ke ndramayu...
BalasHapussemoga menang lombanya ya..
Terima kasih ...
Hapussetiap kali lihat penari topeng, kok aku inget didik ninik towok ya.. itu loh penari topeng legendaris yang badannya luwes banget dan bisa memperagakan seakan-akan kepalanya bisa menghadap ke belakang gitu.. dia kalo udah nari topeng kayak beneran punya banyak wajah
BalasHapusCowok tapi lentur banget ya Mbak tubuhnya. Kalau orang dah bakat dari sananya mah kayanya buat nari gambang banget ya Mbak ... Didik Nini Thowok ini juga keren ya tari kreasinya..
HapusAku penasaran sama budaya-budaya indramayu yang ada mistis-mistisnya den mba, seru aja lihatnya. Semoga dikasih kesempatan ke Indramayu nantinya :)
BalasHapusIya, asyik kali yak kalau bisa jelajah budaya Indramayu dari ujung ke ujung. Euuh, ngarep banget saya. Kalau yang mistis mah model Sintren itu kali yak... Saya paling tertarik selain Tari Topeng adalah Budaya Nadrannya. Colorful banget ...
HapusSuka dg semangatnya penari senior yg bilang kematianlah yg hanya membuat dia berhenti menari. Anyway good luck mba :)
BalasHapusSemangatnya itu yang membuat saya merinding. Menjadi cambuk buat saya untuk selalu melakukan yang terbaik dalam aktivitas saya. Walaupun kadang lelah dan bosan mendera.
HapusTerima kasih, Mbak ...
Bangga jadi Indonesia. :D Tarian lokal emang jauh lebih indah. Semoga para generasi mudah mau melestarikannya. :)
BalasHapusIya Mbak, baru sadar bahwa tarian-tarian ini berharga yak. Saya pernah lihat di acara ajang pencarian bakat, ada anak, kalau ga salah namanya Sandrina yang menarikan tarian-tarian tradisional termasuk tari topeng ini. Salut melihat generasi-generasi seperti ini.
HapusTernyata untuk satu daerah saja terdapat bermacam bahasa ya. Dulu waktu kecil takut kalo liat tari topeng, hihihi.. Mungkin karena nggak ngerti dengan filosofinya.
BalasHapusSaya takut mah sama topeng merah. Topeng Rahwana yak ... hahaha. Tapi kalau topeng yang putih mah kesannya kemayu.
Hapuskalau aku Mangga, mangga indramayu katanya enak. heheee, yup Patrol dan kesenian Indramayu memang menjadi salah satu sejarah yang dipelajari ya,Mba
BalasHapusMangganya itu yak yang bikin ga tahan. Merahnya khas, ngga ada yang nyamain. Xixixi. Udah jadi brandingnya Indramayu tuh ... haha.
HapusSemoga Indramayu semakin maju dengan seni dan budayanya :)
BalasHapusIya ... bener. :)
Hapuswaaa indramayu kaya banget sama seni dan budaya nya
BalasHapusbuat topeng gitu rumit yaa hihii *karena ku gx bisa
sukses buat kontesnya mbak
Saya juga ga bisa Mbak, bikin topengnya. Iya yak, jadi pengen juga nih tahu cara pembuatan topengnya. Selama ini saya belum pernah datang langsung menyaksikan pembuatan topeng. Wah, nambah bucket list nih ... Pengen ngeliput Nadran, pengen ngeliput pembuatan topeng ... dll.
Hapuskayanya saya br lewat aja ke indramayu... ternyata budayanya menarik bgt ya...
BalasHapusIya Mbak ... cuma sekarang sejak ada tol Cipali agak susah ya. Harus nyengajain keluar gerbang tol.
Hapussaya rada2 serem sih kalau liat topeng kayak gitu, kecuali kalau dilepas. Lama juga ya, berabad-abad. Naman2nya itu membuat saya penasaran
BalasHapusSaya serem sama topeng yang merah Mbak..xixi. Tapi suka juga sih, karena kan masih-masing topeng sebetulnya mungkin menggambarkan karakter yang ada pada diri kita. Marah, hasrat yang menggebu, ambisi, dll.
Hapusmaksudnya tari topeng sempat dilarang karena ada yg berasa kesindir?
BalasHapusNgga tau sih Mbak, dulu kabarnya sempat dilarang, alasannya sih karena gerakannya yang memancing syahwat katanya. Haha, kalau yang kesindir, itu sih hanya opini pribadi Mbak ...
Hapusmantap dah artikelnya, semoga indramayu bisa menjadi kota termaju di indonesia yah..
BalasHapusSemua daerah punya potensi seni, budaya dan sejarah masing-masing sih. Justru menurut saya itu yang menjadi daya tarik Indonesia, dan masing-masing daerah harus terus menggali potensinya.
Hapusaaaaiiihhh kecee bangeeettt nih review mbaee
BalasHapusHehe...thank you Mbak..
Hapusaku dulu masih kecil pernah tari topeng gitu :")
BalasHapusduluuuuuuuuuuu
Iiih keren Mbak ... Saya mah kalau nari yang gerakannya biasa banget baru bisa. Kalau yang susah-susah, apalagi gerakan kepala, ampun deh, nyerah.
Hapussuka sama tari topeng ini, soalnya jadi nebak2 siapa yang nari, btw aku pernah setahunan di Jatibarang :D waktu nemenin suami dinas
BalasHapusNebak-nebak ya Mbak, siapa di balin topeng...
HapusSaya suka pas nempelin topengnya sama lepasin topengnya. Kalau ga salah dulu suka pakai kain mirip saputangan, terus kayak orang lagi ngadep cermin berdandan gitu yak...
Banyak keliling daerah ya Mbak. Wah, pasti banyak tahu tentang seni budaya di banyak daerah juga ya Mbak..
Waah mba Lev orang kuningan? Tetanggaan atuh sy Cirebon tp bertetangga desa sm kuningan n majalengka. Mimi Rasinah mah legend bangeet nih
BalasHapusTari Topenf harus dilestarikan sbg wisata pesisir utara nih
Iya dari kecil saya besar di Kuningan, Mbak. Oh, Mbak Ophi dari Cirebon? Deketan dong kita yak...
HapusSaya tau tari Topeng dari Betawi Mba, Ohh..ternyata di Indramayu ada juga
BalasHapusTari Topeng berkembang di kebudayaan Sunda juga sih kalau yang menurut saya baca. Terutama di daerah Cirebon, Indramayu, Jatibarang, Losari ...
HapusMba juga dari Kuningan??? Saya juga dari Kuningan, dan dulu selalu ngelewatin Indramayu kalo lewat jalur Pantura, tapi sekarang sudah pada lewat tol Cipali
BalasHapusIya...saya besar di Kuningan dari kecil ...
HapusBetul sejak ada Cipali jarang lewat Indramayu yak. Padahal lewat jalur pantura lama banyak makanan khasnya yak..
Cuma memang banyak bus dan truk yak.
wih hebat ya kota Indramayu bun, bs mengangkat budaya topeng ini smpe ke dunia. indonesia bangga pastinya.
BalasHapusulasan bunda selalu lengkap, bs menarik hati dewan juri nih. semoga menang ya bun^^
Setiap daerah pasti punya ke khas-an masing-masing yang bisa diangkat jadi potensi daerah. Contohnya Indramayu ini. Brandnya yg udah melekat sih Mangga Gincu, cuma ternyata di Indramayu juga ternyata banyak potensi seni budaya, bahkan ada juga sejarah ya. Jadi penasaran untuk tahu lebih lanjut.
HapusIbu Mimi, sangat akrab ditelingaku. Sering masuk televisi. Topengku Jiwakau, itulah hebatnya seorang seniman dan budayawan. Tidak mudah luntur semangatnya. Indramayu, patrol..taiap tahun aku melewati.
BalasHapusSemangatnya itu ya Mas Djangkaru Bumi yang bikin merinding. Lah, saya kadang baru mentok dikit udah patah arang. Xixi. Patut dijadikan contoh untuk selalu bersemangat dalam mengerjakan sesuatu.
HapusJadi inget masa SMU saya mba, ikut sanggar tari dan belajar tari topeng ini :)
BalasHapusWah asyiknya bisa belajar nari di sanggar. Saya cuma di sekolah saja pas pelajaran seni. Tapi itu pun tiap pelajaran ini, saya suka mules dan stress ... susah banget gerakan kepala itu loh yg geser kanan kiri tp lehernya tetep goyang.
HapusBelum ke Indramayu hehe, maklum kalo saya mau jalan ke Pulau Jawa berat bener ongkosnya dari Kalimantan. Cuman saya kalo liat topeng rada2 ngeri2 takut sih hehehe...
BalasHapusWah dari Kalimantan ya Mas. Iya yak, kalau dari sana lumayan ongkosnya ... xixi.
HapusMaaf baru bisa mampir, saya pakai disqus jadi kalau komen di blog saya gak ada url blognya, jadi susah mau komen balik, hehe...
BalasHapusWarna topeng juga memiliki arti tersendiri ya, menggambarkan karakter.. tambah pengetahuan...
Iya Mas ... tiap topeng menggambarkan karakter. Kalau dipelajari lebih dalam ternyata banyak filosofi hidupnya yak. Saya juga baru ngeh ...
HapusKerenn ya Tari topeng bisa mendunia.
BalasHapusIya Mbak, bangga juga yak seni budaya Indonesia bisa diterima di dunia internasional ...
HapusMimi Rasinah penari topeng yg fenomenal, pantas dijadikan Tokoh Nasional.
BalasHapusInget banget dong ama mangga gedong gincu yg maniiiiss.
Pernah juga wisata seruuu ke Tegal Gubug .. masih eksis enggak ya?
mmm teringat : Indramayu, Jatibarang, Jatiwangi, Plered, Cirebon ...
Kereennn liputannya mbak Levina ...
Wah, Tegal Gubug mah, yang tak terlupakan Mbak, buat saya. Wkwkwk.
HapusPernah kejadian di daerah itu .. jadi pasti teringat selalu ...
Tengkyuu Mbak..
Kalo denger indramayu, yang keingetan adalah mangga! Hihihiii. Ternyata banyak juga ya potensi budaya di indramayu yang keren.. Semoga suat hari bisa eksplore indramayu aaah. Makasi infonya maaak, good luck ya blogcompnyaaaaa♥
BalasHapusIya Mbak. Saya juga awalnya taunya Gedong Gincu doang. Itu emang ikon nya yak.
HapusSaya belum pernah ke Indramayu tapi udah pernah lihat tari topeng di TV dulu waktu masih kecil. Tari topeng tuh paling suka bagian akhirnya ya mbak karena sang penari akan membuka topengnya dan memperlihatkan wajahnya :)
BalasHapusSalut pada penari topeng karena bisa memakai topeng sampai tarian berakhir padahalkan sulit tuh ya..
Setiap kebudayaan harus dilestarikan dan diwariskan supaya tidak punah terutama tari topeng ini karena unik :)
Iya suka berpikir gimana pakainya. Kirain awalnya diikat ke belakang gitu yak. Tapi kalau ngga salah dia pakenya di gigit gitu yak, supaya tetep nempel di muka. Emang jadinya penuh tantangannya yak kalau kayak gitu.
HapusJadi pengen belajar juga deh mbak tarian topeng ini biar bisa memperlihatkan kepada ibu saya, ahi hi hi.
BalasHapusHahaha...saya mah cukup lihat saja lah. Ngga bisa gerakan kepalanya itu lho. Nyerah saya..
Hapus
BalasHapusWah, asesori di kepala sangat unik dan keren, ya. Salah seorang keponakan bunda tinggal di Indramayu, siapa tau kala berkunjung bisa diajak ke pertunjukan tari topeng ini.
Yang mana Bun yang keren? Yang Nadran, hiasan bunga di rambutnya? Ya Bun keren banget yak. Saya tertarik...semoga bisa meliput acara Nadran kelak.
HapusInget indramayu, jadi inget mangga indramayu. Di Indramayu ada nadran kaya d cirebon yaa mba?
BalasHapusFoto terakhir ituuu.. saya merinding.. Eksotis banget ^^
BalasHapusMb lev aku klo liat tari topeng inget novel ronggeng dukuh paruk, kebanyakan sekarang yg masih menguasai ilmunya udah pada sepuh tapi....
BalasHapusPerlu banget dibudayakan soalnya menarik...
Tapi kadang ada perasaan magis gitu aku mb klo liat pementasan tari ini
waaaahh...selamat ya mba, nice info
BalasHapus