4 orang perempuan
tergesa-gesa keluar dari pintu pesawat menuju terminal kedatangan. Salah
seorang perempuan tersebut menarik anak perempuan kecil yang merengek.
"Ayo cepat, lapar
nih, cari nasi dulu!" Ajak perempuan berambut sebahu kepada ketiga wanita berkerudung.
Ketiganya mengangguk mengiyakan. Tengak-tengok, akhirnya yang dipilih adalah
sebuah restoran ayam goreng yang terletak di luar terminal kedatangan. Yang
mereka cari adalah NASI!
Salah satu wanita
tersebut adalah saya. Kami baru
saja kembali dari perjalanan keliling negeri tetangga selama 3 hari.
Orang bilang rumput
tetangga memang lebih hijau. Orang bilang kita akan merasa sesuatu itu berharga
saat kita kehilangan. Dan ternyata benar. Seindah-indahnya negeri seberang,
saat kita berada di sana, yang terbayang di pelupuk mata adalah negeri yang sering kami hujat sendiri.
Berada jauh, saya menyadari betapa saya
cinta Indonesia, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Percaya atau tidak,
saking rindunya kami, sempat semalaman menyanyikan lagu Tanah Airku.
Saya bangga dilahirkan di negeri yang penduduknya terkenal ramah
ini. Negeri yang mempunyai sejarah, budaya
dan alam yang menakjubkan.
Saat menjelajah cagar budaya Banten
Lama, saya semakin jatuh cinta dengan Indonesia.
Walaupun yang tersisa dari keraton hanya berupa puing, tapi di
sinilah kita bisa mengenal jati diri bangsa. Inilah tata kota Islam terbesar yang pernah ada
yang membuat bangga.
Para pendahulu kita ternyata telah memikirkan suatu sistem pertahanan yang
canggih. Dinding keraton terdiri dari batu-bata merah, diperkuat dengan batu
karang. Pada saat itu belum ada semen yang bisa digunakan sebagai perekat,
mereka hanya menggunakan kapur sebagai media.
Kesultanan Banten juga meninggalkan warisan teknologi penjernih
air, penyaringan melalui
tiga bangunan: pengidelan abang, putih dan emas. Sistem penjernihan air ini
menyaring dan mengalirkan air dari Tasikardi ke pancuran emas di Keraton
Surosowan. Hebat yak!
Menceritakan mengenai sejarah budaya Kesultanan Banten rasanya
tidak akan ada habisnya. Belum cerita mengenai Masjid Pecinan Tinggi yang
dibangun untuk komunitas Cina Muslim pada masa itu. Vihara juga dibangun berdekatan dengan masjid.
Terbayang sebuah kehidupan di masa lampau, dengan beragam etnis, budaya dan
kepercayaan, hidup sejahtera
berdampingan.
Banten tidak hanya terkenal dengan wisata cagar budayanya saja,
tetapi juga dengan keanekaragaman hayati dan wisata alamnya yang mempesona.
Sebut saja Ujung Kulon dengan penangkaran Badak Bercula Satu. Pulau Peucang
yang asri dengan pasir putihnya yang membuat decak kagum.
Di ujung Selatan Banten, ada Tanjung Layar yang terkenal keindahan
panoramanya. Jika kamu suka wisata budaya, kunjungilah perkampungan Baduy, di
mana kamu akan melihat bagaimana tradisi masih dipertahankan di sini.
Bagaimana cara menuju Banten?
Jika kamu dari luar kota atau provinsi, kamu bisa menggunakan
pesawat menuju Bandara Soekarno Hatta atau Halim menggunakan berbagai macam
penerbangan seperti Garuda, Air Asia, Batik Air, Citilink dan lainnya. Dari Jakarta
kamu bisa menempuh perjalanan darat menggunakan bus Damri, atau sewa kendaraan
menuju Kota Serang dengan waktu tempuh sekitar 1,5 - 2 jam. Tuh, mudah kan menuju ke Banten?
Terus, di mana kita
harus menginap dan kuliner yang enak apa?
Sekarang banyak kok penginapan yang tersebar di Serang, Cilegon
maupun di daerah Anyer. Dari mulai yang harga backpacker sampai harga koper
bertabur bintang.
Oya, untuk makanan, kamu bisa mencoba kuliner khas Banten seperti
Sate Bandeng. Karena dekat daerah pesisir pantai, Banten juga terkenal dengan
seafoodnya. Coba deh Ikan Bakar Rica-Rica yang gurih plus rasa pedas yang bikin
ketagihan.
Pesona Banten telah memukau saya. Indonesia bukan hanya Banten,
tetapi terbentang dari ujung Barat (Pulau
Weh) ke ujung Timur
(Merauke).
Salah satu tempat tujuan wisata impian di ujung Timur Indonesia, Saya Cinta Indonesia |
Untuk traveling bersama
anak-anak, tentunya akan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Terutama untuk
membeli tiket pesawat. Berburu tiket pesawat murah menjadi andalan saya. Mata
akan langsung berbinar-binar saat melihat harga tiket pesawat yang super
miring. Saya dengar-dengar di Airpaz harganya relatif lebih rendah. Hmmm,
syukur-syukur jika saya mendapat tiket gratisan dari Airpaz.com, sumpaah, ngga
bakal saya tolak!
Jika saya bisa mendapatkan tiket gratis dari Airpaz, saya ingin terbang dengan Batik Air dengan penerbangan pagi atau malam hari, dan duduk di dekat jendela. Kenapa? Karena saya suka menatap ke luar, melihat sunrise, sunset, awal putih yang bergumpal-gumpal ataupun kerlap-kerlip lampu di malam hari saat akan tinggal landas ataupun mendarat.
Duuuh, ngga sabar nunggu tiket pesawat gratis dari Airpaz. Cinta
saya untukmu Indonesia!!
Ooo di Serang ya mak semuanya?
BalasHapusBtw foto instagramnya tu embed apa capture ya mak? :D
Iya..itu foto-foto di daerah Banten Lama. Kalau yang pantainya itu daerah Tanjung Lesung.
HapusFoto instanya saya masih screen capture Mbak...
Waaaa banten keren banget ya kotanya. Kayaknya aku hrs agendakan kesana sebelym tutup tahun ini :)
BalasHapusBanyak banget bangunan2 bersejarah
Anw, sukses lombanya ya mba.
Kalau suka sejarah sih pasti senang Mbak ke daerah cagar budaya Banten Lama ini. Terus terang saya sih suka hal-hal berbau sejarah... Selain daerah Banten Lama ini, ada satu tempat yang merupakan situs perkotaan juga yang ingin saya kunjungi, yaitu Trowulan.
HapusTerima kasih Mbak...
Kemarin sudah jalan-jalan tapi belum sempat kulineran euy di Serang padahal udah browsing-browsing soal sate bandeng yang kelihatannya enak itu.
BalasHapusSate Bandeng yang enak kalau di Serang katanya sih yang depan Apotek DKT Mbak. Ada juga dendeng, yang paling terkenal adalah dendeng Benggala.
Hapusaaah photonya keceh2 badai laaah *naksiiir
BalasHapusXixixi..thank you Mbak Ophi..
HapusDari banyak situs di Banten lama, paling nyenengin buatku adalah vihara. Ada taman buat ngadem di sana. Haha
BalasHapusAkhirnya kesampaian juga ke sana. Dulu pernah sekali, cuma ga byk foto2, or foto y entah kemana ilang, saat jalan2 nganterin orang Jepun
HapusHi mak.. Banten itu kampung suami ku, hmpr tiap mudik psti ngelewatin serang barat ini tp sayang ga pnh singgah. Next klo mudik lg hrs singgah deh kyknya. Thanks for sharing & semoga beruntung dg lomba nya :-)
BalasHapusBanyak Mbak sekitar Banten Lama yang bagus lainnya. Di situ ada daerah pesawahan juga. Namanya Sawah Luhur. Cakep kalau pasa dapet sunrise dan sunset yang bagus (ga ketutup awan atau mendung). Kalau situs yang saya suka sih Kaibon.
HapusAku baru tahu kalau Banten memiliki pesona sejarah yang bagus ya mba :)
BalasHapusSejarahnya cukup membuat saya terus-terusan bikin penasaran. Hahaha. Maklum Mbak..saya teh agak gila sejarah kerajaan-kerajaan.
HapusHuaaa, aku sebenarnya belum puas banget nih menjelajah Banten Lama ini. Waktu pulang teryata melewati beberapa daerah bersejarah lain. Sempat melewati danau Tasikardi juga. Kayaknya musti ada agenda berikutnya *ngarep
BalasHapusMasih banyak sebetulnya Mbak May. Apalagi peninggalan masjid-masjidnya. Ada Masjid Kasunyatan ada Masjid Kenari. Tempatnya di seputaran Mbak..
Hapusgudlak ya mba, foto2nya keren, saya juga ikutan lomba ini :)
BalasHapusHihi...iya nih, udah ngedraft sebetulnya. Tapi daripada disimpan di draft doang jadi ikutan deh Mbak.
HapusIni sekaligus mempelajari sejarah ya mbak. Foto-fotonya keren lho. Gutlak ya mba. Saya udah ngedraft, entah kesampaian bisa ikut apa nggak
BalasHapusIyaaa...saya paling suka sejarah. Tempat-tempat seperti ini lebih enak dinikmati jika dipandu oleh yang mengerti sejarahnya. Makanya kmrn saya seneng banget dipandu sama dinas kepurbakalaannya Banten..untuk jelajah pertahanan kesultanan Banten ini.
HapusCeritanya asik dan foto2nya keren semua, mba! Aku baru ngeh ternyata Banten sebegitu kecenya ya. Harus dijadwalkan kesana, ah :). Gudlak untuk lombanya, mba :D
BalasHapusTerima kasih Mbak. Iya, sebetulnya kece kalau lebih dikelola. Makanya saya suka ngiri misalnya dengan Malaka, di mana tempat warisan sejarah budaya dikelola dengan baik, dan masyarakat pun mendukung. Tanpa dukungan masyarakat akan susah mengelolanya...
HapusSama seperti yang lain, fotonya memang keren dan kece :). Btw itu bangunan keratonnya keren ya, masih berdiri kokoh begitu meski udah lumayan rusak, tapi terlihat banget masih dijaga.
BalasHapusBangunan Keraton Kaibon masih terlihat bentuk bangunannya, walaupun bentuknya sudah luluh lantak. Tapi masih keliatan Mbak, dibanding Keraton Surosowan. Banyak vandalisme juga...sedih melihatnya.
HapusPengen sekali kesana :(
BalasHapussama pujaan hati memang pas kayak nya mba hehe
Haha...tahu aja nih anak muda. Tempat-tempat ini banyak dikunjungi pasangan...apalagi di Benteng Speelwijk...tersembunyi soalnya..xixixi
HapusWaah foto-fotonya keren-keren Mbaak.Sukses ya lombanyaa...
BalasHapusTerima kasih Mbak...ini masih belajar foto-foto. Hehe.
HapusTempat seperti ini sepertinya cocok juga nih mbak untuk dijadikan staditur anak sekolahan agar dapat pelajaran baru nih dan untuk keluarga juga sepertinya boleh nih.
BalasHapusIya Kang, targetnya anak-anak sekolah dan universitas. Bagus untuk memperkenalkan kebesaran pada pendahulu
Hapuskerenn kerenn.....
BalasHapusdaripada jalan jalan ketempat ndak' jelas dan ngabisin duit buat yang aneh aneh... mending kesini deh yaaaaa
Hahaha...iya. Cuma banyak pungli juga eung saat masuk, jadi kalau bawa kendaraan pasti kena retribusi...
Hapusitu diskonan tiket g ada yang diskon 90% #ehh
BalasHapusHaha...wah kalau ada aku titip ya Mas Rezky... xixixi
HapusKeren ya banten, saya baru pernah ke keraton sama masjid agung nya aja :D
BalasHapusMasjid Agung Banten Lama bersebelahan dengan Keraton Surosowan. Cuma sekarang sih Keraton Surosowan gerbangnya dikunci, jadi ga bisa masuk. Soalnya banyak vandalisme, dll.
HapusIndah sekali tempat-tempatnya ya. Kesan artistik dan historik membuat tempat begini jadi makin lebih indah ya. Good luck ya...kebetulan saya juga ikutan :)
BalasHapusIya Mbak..kesan historisnya itu yang tempting. Xixi. Keraton Kaibon banyak dijadikan tempat untuk prewedding. Kesannya Old & New gitu... Cakep deh.
HapusFoto2nya kecee... Selalu deh baca ulasan wisata tertariknya sama kuliner. Gimana mau kurus cobak saya ini? Hehehe...
BalasHapusThank you Mbak. Wah, kalau urusan kuliner, itu mah bawaan saya...makanya susah kurus nih. Hiks.
HapusTulisan menarik, terimakasih atas partisipasinya dalam lomba blog airpaz, Semoga menang dapat tiket pesawat gratis dari Airpaz yah :)
BalasHapusTerima kasih. Aamiin... 😍
Hapuskeren mba, sekaligus bisa mengetahui tentang sejarah di sana ya, thanks for sharing
BalasHapusIya...sejarahnya menarik. Ga habis-habis di explore...
HapusWah, jujur sekali yah....kl begitu jangan dihujat lagi yach tanah airnya...hee...Indonesia itu cantiks...
BalasHapusnyanyi: tanah airku tidak kulupakan..... tahun ini mau menjelajah lagi pulau-pulau di indonesia....
hahaha...iya sering ngeluh ini itu. panas lah, kotor lah, dll. Tapi kalo lagi di luar, mewek dah, inget pengen makan nasi yang puleeeen...
HapusWah, saya belum pernah ke Banten. Pengen nyoba sate Bandeng dan ujung kulon tapi belum kesampaian sampe sekarang. One day, pasti kemari lah.... pengen kenalan juga ama para jawara ...eh...
BalasHapusHahaha...Banten emang terkenal dengan Jawaranya yak...
HapusHmmm, saya pernah ga yak ketemu jawara? Kayaknya sih pernah...cuma ngga nyadar. Xixixi.
saya suka banget jalan2 ke reruntuhan masa lampau..aaaggg makasih info dan postingannyaa :D
BalasHapusWaaah, satu hobi dong kita yaaa. Punya interest yang sama menyusuri puing puing.
HapusSaya gaya tulisannya mbak :) pertama kali main kesini .. salam kenal ya
BalasHapusjadi pingin juga main ke Banten, untuk irigasi di Trowulan itu juga ada loh peninggalan Kerajaan Majapahit, worth it to visit!