“Lo,
jangan ngomong kayak gitu dong, gue kan sedih,” katanya tiba-tiba. Jemari
tangannya berhenti mengaduk-aduk makanan di hadapannya.
“Gue
kan belum punya anak,” katanya lagi dengan sedih, “kalau ngga punya anak, terus
siapa yang bakal doa’in gue kalau gue udah meninggal kelak?”
Oh,
ternyata itu yang membuat dirinya bermuram durja. Dia teringat dengan sabda
kekasih Allah, bahwa ada 3 perkara yang dapat dibawa ketika kita meninggal
nanti, yaitu: anak yang sholeh, ilmu yang bermanfaat, dan amal jariyah.
Setiap
orang tentunya mempunyai keinginan untuk mempunyai seorang anak, dengan harapan
anaknya kelak akan mendoakannya. Bahkan, salah seorang yang kelihatannya preman
sekalipun, tukang berlabuh ke banyak hati perempuan, ternyata dirinya masih
berpikiran untuk memperoleh anak yang sholeh dan sholehah yang kelak bisa
menghadiahinya Al-Fatihah. “Kalau aku menikah dengannya, dan tetap dalam
keyakinan kami masing-masing, terus kalau nanti anak kami mengikuti keyakinan
ibunya, terus yang nanti ngasih Al-Fatihah siapa?” katanya dengan lirih, ketika
ditanya kenapa hubungannya dengan seorang wanita yang berlainan keyakinan
berada dalam keadaan ngga jelas alias menggantung, maju iya, mundur ngga.
Jadi
ternyata dalam diri kita selalu ada pertanyaan, bagaimana kelak jika saya ataupun
orang tua sudah meninggal dunia? Siapa yang akan meneruskan kebaikan orang yang
telah meninggal, dan bagaimana caranya?
Kalau
berdasarkan dari 3 perkara di atas, ya sebetulnya kita sendiri yang harus terlebih
dahulu menanam kebaikan, juga mendidik anak-anak kita menjadi anak yang sholeh
dan sholehah.
Sedekah
amal jariyah yang kita lakukan semasa hidup akan menerangi dan menemani
perjalanan kita setelah kita meninggal. Semasa hidup, saat kita dalam
kelapangan, sering kali kita tergoda untuk membelanjakan sendiri penghasilan
yang kita dapat. Terkadang pula, manusia berkelahi gara-gara harta. Kalau
membicarakan harta tidak akan ada habisnya. Harta pun tidak bisa kita bawa,
terkecuali jika kita sedekahkan. Misalnya untuk pembangunan masjid, walaupun
orang yang memberikan sedekah telah meninggal, tapi dia akan tetap memperoleh
pahala-pahala kebaikan dari orang-orang yang melakukan kebaikan dengan adanya
masjid tersebut.
Ilmu
yang bermanfaat pun demikian, bisa menjadi teman kita. Mungkin itu sebabnya
yak, para pedagang zaman dahulu selalu menebarkan kebaikan dan ilmu agama. Walaupun
seandainya kita hanya mengajarkan surat Al-Fatihah, dan orang yang diajari
mengamalkannya terus menerus, maka kita pun akan memperoleh pahala yang
mengalir terus menerus pula, walaupun kita sudah tiada di dunia fana.
Dan
terakhir adalah anak yang sholeh dan sholehah yang doanya akan sampai kepada
orang tuanya yang telah meninggal. Amalan sholeh anak-anak akan sampai kepada
kedua orang tuanya yang telah meninggal, tanpa mengurangi pahala untuk si anak.
Misalkan mendoakannya, berpuasa, memerdekakan budak dan bersedekah atas
namanya. Hal ini ada petunjuknya dari
Rasulullah. Ada beberapa hadist yang diriwayatkan mengenai bolehnya bersedekah
atas nama orang tua yang telah meninggal, dan pahalanya akan sampai pada
mereka.
Salah
satu hadist adalah dari ‘Aisyah Radhiyullahu anhuma:
Bahwasannya
ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya
ibuku meninggal dunia secara tiba-tiba (tidak meninggalkan wasiat), dan aku
mengira jika ia bisa berbicara maka ia akan bersedekah, maka apakah ia memperoleh
sedekah atas namanya (dan aku pun mendapat pahala)?” Beliau menjawab, “Ya,
(maka bersedekahlah untuknya).”
Ada
beberapa hadist lain juga yang meriwayatkan mengenai hal yang sama.
Selain
itu juga, kita dapat menghajikan atau mengumrahkan orang yang telah meninggal
dan pahalanya akan sampai kepada mereka. Tentunya dengan syarat, kita pun telah
berhaji dan berumrah terlebih dahulu. Itu yang dinamakan badal.
Ada
satu cerita saat saya berada di Mekkah. Pada waktu itu, sambil menunggu
pelaksanaan ibadah haji, rata-rata jama’ah haji melakukan ibadah umrah
berkali-kali. Katanya, sayang sudah jauh-jauh masa cuma umrah sekali. Tapi,
suatu saat saya duduk bersebelahan dengan seorang dari Pakistan saat menunggu
sholat Magrib di Masjidil Haram. Dia bercerita bahwa tadi pagi kelelahan
setelah selesai umrah. Dia bilang bahwa sudah beberapa kali umrah selama
beberapa hari di Mekkah. Yang menjadi perhatian saya dan membuat saya terenyuh adalah
dia ternyata mengumrahkan orang tuanya yang baru meninggal karena rumah
kediamannya terbakar. Saat bercerita, dia sempat mengusap matanya yang berair.
Kemudian
apalagi yang menjadi tanggung jawab kita terkait dengan bakti kepada orang tua
setelah mereka meninggal? Nabi menjawab ada 4 kewajiban seorang anak yang masih
tersisa dalam berbakti kepada kedua orang tua, yaitu: mendoakannya dan memintakan
ampunan bagi mereka, melaksanakan janji atau wasiat mereka, memuliakan sahabat-sahabat
mereka, juga menjalin hubungan silaturahim dengan orang yang ada hubungannya
dengan orang tua.
Jangankan
hal-hal di atas, malah membaca istigfar pun bisa sampai pahalanya kepada orang
yang telah meninggal dunia. Derajat orang tua kita akan meningkat di surga
lantaran istigfar yang kita lafalkan. Nabi pernah bersabda: Ada seorang lelaki
yang terangkat kedudukannya di surga kelak. Ia pun bertanya, “Bagaimana ini?”
Maka dijawab: “Lantaran istigfar anakmu.”
Jadi,
jika dirangkum tips meneruskan kebaikan yang telah meninggal adalah:
1.
Sebagai
seorang anak, kita harus mendoakannya dan memohonkan ampunan bagi kedua orang
tua yang telah meninggal, karena mendoakan dan memohonkan ampunan adalah lebih
utama. Bahkan lafal istigfar pun bisa mengangkat derajat kedua orang tua kita
di surga kelak.
2.
Jika
orang yang meninggal meninggalkan wasiat, maka kita wajib melaksanakannya, selama
tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul.
3.
Menghajikan
dan mengumrahkan orang yang telah meninggal, dengan syarat kita sendiri telah
berhaji atau berumrah. Bisa juga meminta bantuan orang lain yang telah berhaji
untuk membadalkan.
4.
Tetap
menjalin silaturahim kepada sahabat-sahabatnya, teman-temannya juga kerabat.
Memuliakan mereka termasuk dalam salah satu sabda Rasulullah.
5.
Bersedekah
atas nama mereka. Insya Allah pahalanya akan sampai kepada orang tua yang telah
meninggal.
6.
Melakukan
amalan sholeh lainnya, karena amalan yang dilakukan anak akan juga mengalir
pada orang tua yang telah meninggal.
7.
Yang
tidak mempunyai anak atau belum, jangan bersedih yak, pahala bisa terus menerus
mengalir melalui sedekah amal jariyah pada waktu hidup, juga mengajarkan ilmu
yang bermanfaat. Jadi, yuk kita mulai memikirkan ilmu apakah yang dapat kita
sharing dan bermanfaat bagi banyak orang.
8.
Yang
telah dikarunia anak, maka anak kita adalah investasi kita. Bukan untuk
investasi dunia, tetapi investasi akhirat. Didiklah anak-anak kita sehingga
kelak menjadi anak yang sholeh dan sholehah, dan terus meminta kepada Allah
untuk menjadikan mereka anak-anak yang sholeh, sholehah dan berbakti.
Nah,
itu saja tips meneruskan kebaikan orang yang telah meninggal dunia. Tulisan ini
sesungguhnya sekaligus sebagai pengingat untuk diri saya sendiri untuk terus
berusaha menjadi anak yang berbakti serta meningkatkan ketaqwaan. Juga
mengingatkan saya untuk mendidik anak-anak supaya tidak melenceng dari
jalur-jalur agama.
Semoga
postingan ini bisa bermanfaat yaak.
Mari kita pupuk anak2 kita jadi anak yang shaleh agar banyak doa tertanam untuk kita ^^, tapi dari kecil jga kita ulang2 doa itu biar dia terbiasa mengucapkannya ya
BalasHapusBetul Mbak. Haduh suka was-was kalau ingat anak-anak. Mudah-mudahan mereka punya pendirian yang kuat ngga gampang terombang-ambing. Banyak ngelus dada lihat anak-anak muda sekarang...
Hapusbagaimana kelak jika saya ataupun orang tua sudah meninggal dunia? Siapa yang akan meneruskan kebaikan orang yang telah meninggal, dan bagaimana caranya?
BalasHapusPas baca kalimat itu langsung mewek.... Semoga kita bisa memberi contoh ke anak-anak untuk menjaga silaturahim dan meneruskan kebaikan...
www.talkativetya.com
Betul Mbak. Mudah-mudahan kita diberi petunjuk ya untuk selalu bisa mendidik dan membimbing mereka.
Hapussemoga kita termasuk anak soleh/solehah yang selalu mendoakan orang tua kita yah Mba Levi dan semoga anak-anak kita juga termasuk anak soleh/solehah yang kelak akan selalu mendoakan kita ketika kita meninggal nanti, amin..
BalasHapusAamiin Mbak Ira. Semoga ya, anak-anak tumbuh menjadi pribadi sholeh dan sholehah...
HapusAku setuju banget mb lev..ihhhh keren
BalasHapusKlo misal blom ada keturunan terus pas nyawanya duluan dicabut, ya amal sholeh semasa hidup yang menjadi sahabat sejati #seperti lagu opick, sama doa sesama muslim juga tetep lah ngaruh..kan Alloh yang nentukan doa itu diterima atau bukan, bukan karena dari katanya..tapi katanya yang orang bikin sendiri dan kira kira sendiri, sehingga membuat sebagian kalangan jdi merasa tertekan..
Suka postingannyah
Iya hanya amal dan perbuatan, ilmu yang bermanfaat ... iya Mbak, kita hanya bisa berusaha yang sebaik baiknya, masalah diterima tidaknya iya Allah yang menentukan yak...
HapusAku trenyuh pas bagian cerita orang pakistan
BalasHapusSaya juga sampai terhenyak pas denger ceritanya dia. Dan dia pun tercekat saat menceritakannya...
HapusMasya Allah.. ingin banget anak2ku bisa jadi sholih n sholihah..
BalasHapusIya Mbak...itu pasti keinginan setiap orang tua ya. Sedih rasanya jika anak-anak tumbuh liar. Kita pun mungkin kelak akan diminta pertanggung jawaban di akhirat nanti jika kita tidak berhasil mendidiknya ya Mbak. Hiks, menyeramkan sekali.
HapusSemoga kelak kita semua selalu diberikan keturunan yang soleh dan solehah.. amiinn
BalasHapusya amaaln kebaikan kita yang membawa kita ke pintu surga, kalau ada anak itu bonus tapi anak yang memang dididk jadi anak sholeh dan solehah yang pastinya akan mendoanakn ortunya
BalasHapusYa allah pernikahan hamba sudah berjalan 3 tahun tapi belum dikaruniai anak..siapa yang akan mendoakan hamba ketika hamba dipanggil oleh sang pencipta...saudara ku se_muslim mohon doanya semoga hamba dikaruniai seorang anak sholeh..amin
BalasHapus