Ingat Frodo Baggins?
Itu loh, hobbit yang bertugas menghancurkan cincin warisan dari Bilbo Baggins
supaya tidak dikuasai Saurin. Buku dan filmnya sangat terkenal pada zamannya
dan mungkin hingga sekarang pun banyak yang belum bisa move on dari sosok-sosok
film Trilogi The Lord of The Ring: hobbit, Legolas, Gandalf, dan lainnya. Saya
sendiri waktu itu termehek-mehek dengan Legolas.
Suksesnya buku dan film
Trilogi The Lord of The Ring ini, ternyata dilihat sebagai suatu peluang untuk
membuat satu tempat wisata dengan hobbit sebagai daya tariknya. Yup, kalian
betul sekali! Farm House, nama tempat wisata itu.
Kebetulan kemarin ada undangan
menginap di Trizara Resort bareng para Travel Blogger, jadilah saya
memanfaatkan ini untuk sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Hehe. Dan
kebetulan anak-anak juga penasaran ingin berkunjung ke rumah the hobbit. Mereka
sangat antusias ketika saya bilang akan mengunjungi Farm House.
"Asyiiik!" Seru
mereka sambil berjingkrak-jingkrak saking senangnya. "Farm House itu
tempat yang bisa pakai baju kayak orang barat itu kan Bu? Aku lihat di TV.
Nanti aku mau sewa bajunya juga ya Bu."
Lho? Kok sewa baju, bukannya
rumah hobbit yang dicari yak? Aiiih, ternyata anak-anak lebih update daripada
emaknya.
Memasuki kawasan Lembang yang
terletak di kawasan Kabupaten Bandung Barat, jam 07.00 pagi, sungguh membuat
hati girang. Kawasan yang terkenal dengan kemacetannya itu, di pagi hari tampak
lengang, tidak banyak kendaraan berhilir mudik di Jalan Raya Lembang.
"Edun, itu antrian apaan?
Pintunya saja belum terbuka, mobil pada antri, memenuhi jalanan," suami
menoleh dan menunjuk ke arah antrian kendaraan. "Oh, itu Farm House!"
Saya melihat billboard panjang di pinggir jalan.
"Ayo, Bu, kita ke
sana!" Azka dan Aisya sudah ribut minta kami berbelok ikut mengantri di
belakang mobil-mobil itu.
"Iiih, bukanya aja masih
lama. Jam 09.00, De. Kita ke Trizara dulu yak, biar tahu jalur masuknya,"
kata saya membujuk mereka yang diikuti anggukan kepala-kepala kecilnya.
"Nanti lihat Trizara sebentar, terus kita muter lagi masuk ke Farm
House."
Dengan mengikuti petunjuk
google maps, tidaklah sulit untuk menemukan Trizara, melalui jalur Parongpong.
Karena acara masih akan berlangsung di siang hari, jadi kami memutuskan untuk
keluar lagi melalui Jalan Pasir Wangi Wetan. Walaupun jalannya relatif kecil,
tidak sulit untuk menemukan jalan keluar menuju Jalan Raya Lembang.
Keluar dari pangkalan ojek
Gombong, Jenderal Hitam berbelok ke kanan percis di depan Hotel Grand Hani.
Tidak berapa jauh, kami pun tiba di Farm House. Waktu menunjukkan pukul 08.45
WIB. Daaan, antrian telah memanjang, sedangkan pintu masuk belum terbuka.
"Gila! Itu orang bertahan
di situ dari jam 07.00 pagi tadi?" Ayahnya anak-anak kebingungan dan tak
habis pikir. Dia terus memacu mobil melewati Farm House.
"Ayaaaah!" Anak-anak
langsung protes karena ayahnya tidak mau berbelok ke Farm House. "Iya sih,
penasaran kayak apa Farm House itu," kata saya, "masa jauh-jauh ke
Bandung, udah di depan mata, malah dilewatin aja."
Akhirnya karena kalah suara,
terpaksa deh berbalik arah menuju Farm House. Saat mendekati antrian terakhir
dan mencari tempat untuk memarkir si Jenderal Hitam, juru parkir yang ada di
situ memberi isyarat dengan telunjuknya untuk terus maju masuk antrian,
bibirnya membentuk bulatan-bulatan yang menyatakan udah buka, udah buka.
Wow, ternyata pintu masuk
dibuka lebih awal dari jam seharusnya. Asyiiik, itu berarti kita ngga perlu
antri nunggu pintu dibuka.
Jalan setapak menuju ke dalam area farm house. Pagarnya berupa batang-batang pohon artistik |
"Berapa orang, Pak?"
"Empat," jawab suami
saya.
"Semuanya Rp. 90.000,
Pak. Yang Rp. 10.000 untuk parkir. Karcis bisa ditukar dengan susu atau
sosis," jelasnya.
Tanpa sadar pandangan beralih
pada bangunan yang menyerupai bentuk botol susu berwarna putih. Terlihat
antrian orang dan setiap orang yang keluar dari antrian membawa satu buah gelas
plastik berwarna kehijauan. Di sebelah bangunan botol susu itu terdapat
bangunan lain yang juga ada loketnya. Hmmm, di situ sepertinya tempat menukarkan
karcis yang kami pegang.
"Nanti aja yak nuker
karcisnya. Sekarang masuk dulu aja," ajak saya pada anak-anak, sambil
menggiring mereka memasuki sebuah lorong yang kanan kirinya berupa tanaman.
Gembok Cinta "Pengikat" Hati
Tidak jauh dari situ ada sebuah
pintu kayu, dan saya pun penasaran membukanya. Wow!!! Ada banyak berderet
gembok-gembok tergantung di pagar-pagar besi yang memanjang ke atas membentuk
liukan dengan tangga-tangga yang berakhir di ujung atas.
Terbaca "Dijual Gembok
Cinta di Sini" pada dinding toko souvenir kecil di dalamnya.
Oalah...gembok cinta toh! Saya tiba-tiba teringat drama-drama Korea atau spot
di Korea yang menawarkan wisata gembok cinta. Dan sepertinya ini terinspirasi
dari drama Korea.
Banyak banget yak gemboknya. Lucu lagi, warna-warni. |
Berpose dengan gembok - gembok cinta. Hmmm, itu pagar kawatnya kuat juga nampung sekian banyak gembok. |
Di sebelahnya ada toko souvenir yang menjual gembok cinta. Jadi ngga mesti bawa sendiri dari kampung halaman gemboknya, hihihi. |
Hayooo, ada ngga nama kamu di antara kumpulan gembok ini? Bukan hanya pasangan ternyata, ada juga gembok persahabatan. |
"Ibu!!! Di sini banyak
kunci!" Teriak Azka, terlihat kepalanya menunduk melihat ke dalam sebuah
kolam yang seukuran dengan sumur. Kolam tersebut ada di ujung dari deretan
tangga gembok cinta ini. Oalah maaak! Ceritanya habis digembok kuncinya
dilempar ke kolam ini toh. Mirip-mirip kisah film When in Rome, dimana pemeran
utama wanita tanpa sengaja mengambil koin dari pancuran cinta (fountain love). Eh,
nyambung ngga yak? Hmmm, intinya mah yang lempar-lempar sesuatu ke kolam, dan
dipercaya berhubungan dengan cinta.
Saat melihat ini juga,
entah kenapa, saya teringat drama Meteor Garden, dimana sancai melempai koin
dan percaya bahwa suatu hari kelak akan kembali ke sini bersama orang yang
dicintainya. Hanya saja di kedua cerita ini yang dilempar adalah koin, bukan
kunci.
Love Padlock, itu istilah
kerennya. Selama ini saya hanya tahunya ada di luar negeri seperti di Perancis,
Korea, Taiwan, dan masih banyak tempat di luaran sana yang mempunyai tradisi
generasi tahun 2.000 an ini. Tempatnya memang kelihatan romantis yak. Coba saja
bayangkan, di tepian sungai Seine di Paris; atau di Jembatan Hohenzoller,
Jerman. Bahkan Rusia pun punya tempat untuk mengikatkan si gembok cinta ini,
yaitu di Jembatan Luzhkov di Moskow. Kuncinya dibuang ke mana? Ya ke aliran
sungai di bawah jembatan.
Yang mirip sumur paling ujung atas itu adalah kolam tempat membuang kunci gembok. Nah, kalau putus atau berantem gimana yak? Perlu di cari lagi ngga itu kunci? |
Ini yang lagi ngambek ceritanya, jadi agak manyun. Batu-batuan itu adalah dinding kolam tempat membuang kunci gembok. |
Tak kalah dengan benua
Eropa, Asia pun mempunyai mitos tentang gembok cinta. Sebut saja Namsan Tower
di Seoul, Korea. Jepang pun punya, yaitu salah satunya di menara mercusuar yang
terletak di Pulau Honshu. Kalau tidak salah, di Taiwan pun, gembok cinta
terpajang manis di sekitar Jembatan Kota Fengyuan.
Di Indonesia? Banyak!
Sebut saja di Balai Kota Bandung, Kota Malang, Batu, Probolinggo, Jogja, bahkan
di Sorong pun telah mengenal tradisi menggantungkan gembok sebagai lambang hati
yang tidak terpisahkan. Walaupun sebenarnya di kota-kota besar seperti di Paris,
Itali, Taiwan, pemasangan gembok cinta sudah mulai dilarang, karena konon
katanya merusak pagar jembatan karena saking banyaknya gembok-gembok besi
tergantung.
Saat melihat kunci-kunci
berserakan di dasar kolam, satu hal yang saya pikirkan. Kalau seandainya
hubungan putus di tengah jalan, apa harus yak ngubek dasar kolam buat mencari
kunci gembok? Beuh...saya sih ngga sanggup, jadi cukup menggantungkan gembok di
kunci pagar rumah saja lah tiap kali mau keluar rumah. Wkwkwk. Lagian apa iya
yak hati bisa dikunci dengan gembok?
Berjalan di jalan setapak, kanan kiri penuh dengan love padlock. |
Buat saya, gembok-gembok cinta
ini lebih bagus untuk dijadikan tempat berfoto-foto narsis. Daripada rempong
harus susah payah cari kunci di dalam kolam.
By the way, rumah The Hobbit-nya di mana yak? Dari
tadi kok saya ngga menemukan tanda-tandanya. “Bu, mana? Katanya ada rumah
hobbit,” tagih Aisya. Saya hanya menggaruk-garuk kepala tak gatal. Entahlah ada
di mana rumah si hobbit, Frodo Baggins ini.
Apakah akhirnya saya berhasil menemukan rumah hobbit di Farm House Lembang? Hmmm, baca yuk kisah selanjutnya di Mencari Rumah The Hobbit & Gembok Cinta di Farm House Lembang,Bandung (Part-2)
Lukisan 3D ala-ala perumahan Eropa. Mirip lagi di Eropa ngga? |
"Ayah, cape jalan yak? Aku sih seneng lho di sini." |
"Toko selainya lucu banget kan?" |
"Mbak, ini apa? Selai? Berapaan?" Beuh, lagaknya lagi bertanya dan menawar. |
Selai buah asli yang di jual di Farm House Lembang. Lucu yak kemasannya. |
"Kita rayu Ibu, yuk, supaya mau beliin kita boneka." Persekongkolan merugikan saya. |
"Ada yang mau beli sayuran? Masih segar loh . . . " |
Apakah akhirnya saya berhasil menemukan rumah hobbit di Farm House Lembang? Hmmm, baca yuk kisah selanjutnya di Mencari Rumah The Hobbit & Gembok Cinta di Farm House Lembang,Bandung (Part-2)
bagus juga ya gembok cinta nya warna-warni, cocok nih buat di jadi bingkisan oleh-oleh hehe
BalasHapusIya..lucu gemboknya warna-warni. Oleh-oleh yaaak...wah, saya sih mendingan dibawain olahan susu aja atau selai buah..xixixi. Terima kasih udah mau ngasih oleh-oleh. Eh? Salah yaaak...
HapusWkwkwkw gembok cinta begitu masih ada juga ya :D dan yang masang disitu kayaknya lumayan banyak ya Mbak :D
BalasHapusIya, ada yang sudah banyak banget. Yang dekat dengan sumur kunci apalagi, penuh. Yang di bawah-bawah sih masih banyak yang kosong.
HapusGa usah jauh2 ke eropa ya, gembok
BalasHapusCinta jg ada di lembang :)
Pingin kesini dan foto ala nonik nonik Belanda, hehehe
BalasHapusAku pengen banget ke Farm House karna sudah yakin emang keren banget. Apalagi ada gembok2 cinta itu ;)
BalasHapusNggak bisa bayangin kalo pas Lebaran ke Farm House pasti rame banget, waktu itu saya aja weekend yg bukan Long weekend ramainya bikin susah foto. Well tapi puas memang wisata ke Farm House, aplagi yg didepan rumah hobit :D
BalasHapusSiip Mak, keren ya tempatnya.
BalasHapusKeren banget kayaknya...kapan2 musti nyempetin kesana nih...hihihi...
BalasHapusdi jogja ada gembok2 cinta.. tp ga terlalu laris di gantungin gembok >_<..
BalasHapusnext time kalo mampir ke bandung boleh ini
aku udah pernah kesana juga mbaaa, tapi kalau lagi weekend ramenyaaa luar biasa, akhirnya cuma masuk, foto foto bentar, ga sampe 2 jam udah keluar lagi hahaha
BalasHapusXOXO, Cilla
http://mkartikandini.blogspot.com/
Waaahh blm pernah ke sana.
BalasHapusItu kolamnya penuh kunci pasti :))
Kyknya lbh pas ambil cuti spy gk dtng pas wiken kali ya mbak :D
Jadi pengen juga nih mbak masang gembok cintanya, ahi hi hi siapa tahu bisa langgeng.
BalasHapusSayamah jadi kepeikiran untuk buka lapak disana,, jualan gembok,, pasti bisa untung jutaaan rupiah :v
BalasHapus