“Bu,
kata Uwa berangkat hajinya tanggal 20 Agustus,” Suara Aisya terdengar mendekati
saya yang sedang berkutat dengan deadline artikel.
“Hmmm,”
saya hanya menggumam.
“Ibu,
denger ngga sih, Uwa berangkat hajinya tanggal 20 Agustus,” diapun menjadi
kesal. Saya menengadah dan muka kesal Aisya sudah berada tepat di depan saya.
“Hehe,
iya, Ibu dengar. Uwa sudah bilang kok tanggal 20 Agustus berangkatnya. Terima
kasih ya sudah mengingatkan Ibu. Nanti kita antar bareng-bareng yak ke Kantor
Kabupaten.”
Uwanya
Azka & Aisya yang akan pergi berhaji tahun ini adalah kakak perempuan dari
suami saya. Seyogyanya kakak ipar saya ini berangkat bersama suaminya, namun
takdir berkata lain karena suaminya telah berpulang sekitar awal tahun yang
lalu. Kita memang tidak pernah tahu ya, kapan ajal akan menjemput. Pada
dasarnya saat ini sebetulnya kita juga sedang mengantri untuk menjawab
panggilan malaikat maut.
Sebetulnya
kami khawatir karena kakak ipar terpaksa berangkat sendirian. Pilihannya ada
dua, berangkat sekarang sendirian atau diundur tahun depan supaya bisa bersama
dengan kakak ipar saya yang tinggal di Lampung. Tetapi kakak memaksa pergi sekarang,
tidak mau mundur setahun karena dia bilang umur orang tiada yang tahu.
Pihak
keluarga juga telah mengusahakan agar posisi kakak ipar lelaki yang meninggal itu
bisa digantikan oleh anak lelakinya. Tetapi peraturan sekarang ternyata tidak
bisa digantikan begitu saja oleh anaknya sekalipun, jika calon jemaah haji
meninggal saat menunggu antrian pergi ke tahan suci.
Saya
dan suami yang kebetulan pernah melakukan ibadah haji tanpa KBIH, melihat
langsung medan di sana, juga mempertimbangkan kondisi kakak yang sudah berumur dan
kondisi mata minus besar, dari awal kami sudah menyarankan untuk kakak ipar
supaya mengikuti KBIH saja. Apalagi dengan tanpa ada suami di sampingnya. Saya
pikir, ikut KBIH adalah pilihan terbaik.
Saya
sempat manyun sih, saat suami bilang di Arab sana waktu itu, “Teh Iroh nanti
suruh ikut KBIH saja. Kasihan.”
“Lho
kok Teh Iroh boleh ikut KBIH, kita ngga sih, Yah? Tega deh, jadi sama diri ini
ngga perlu dikasihani?”
“Oh,
kalau Yangku mah beda laah. Udah teruji. Tahan banting,” jawabnya ringan. Saya
pun bengong mendengar jawabannya. Sedikit bangga sih, hehe, ternyata saya
mampu.
Ya,
kalau bagi yang muda-muda, sebetulnya haji mandiri menurut saya lebih asyik dan
menantang, juga bikin puas. Tapi, ya harus dibayar dengan kerja keras yang
lumayan menyita waktu dan tenaga. Di awal, kami harus secara mandiri mengetahui
informasi-informasi seputar ibadah haji, belum lagi mengenai akomodasi, jadwal
dan lainnya. Dulu, kami memanfaatkan internet untuk mencari jadwal
keberangkatan, nomor maktab, lokasi maktab, rute, dan lainnya. Setiap saat kami
memantengi website kemenag, karena semua informasi biasanya diupload di situ.
Setelah
mendapatkan jadwal keberangkatan, lokasi maktab, kami mencari posisinya melalui
google maps. Nah, dari situ bisa ketahuan berapa jaraknya ke Masjid Nabawi
ataupun ke Masjidil Haram. Rute jalan yang bisa dilalui pun bisa kita simulasi
di google maps, bahkan kita juga bisa mengetahui jalur haji dari mulai Mekkah –
Mina – Mudzalifah – Arafah. Hmmm, back to
that time, I feel that Google Maps really helpfull.
Sejak
zaman Anggito Abimanyu, terus terang saya merasakan banyak kemajuan yang telah
dicapai dalam pelaksanaan ibadah haji. Pas waktu saya, informasi bisa diakses
dengan cepat di website kemenag. Fasilitas yang saya terima pun selama di sana
sangat layak dan memadai untuk ukuran Rp 35 juta, tinggal selama 40 hari di
hotel plus akomodasi makan dan transportasi, juga uang living cost. Ya, memang sih masih ada beberapa kekurangan, tetapi
saya pikir menuju ke arah perbaikan.
Saat
ini saya juga baru tahu, ternyata Kemenag ternyata merilis aplikasi Haji
Pintar. Aplikasi ini bisa digunakan untuk membantu para jema’ah haji dalam
melaksanakan ibadah haji. Saya tahu ada aplikasi ini dari suami saya, gara-gara
Hp-nya sedikit error tidak bisa menampilkan gambar yang diharapkan.
“Ku,
ada aplikasi Haji Pintar, lho. Lengkap! Sampai foto hotel maktab pun ada. Lihat
deh,” katanya suatu hari sambil menunjukan Hp LG hadiah dari kaizen di pabrik. “Tapi
kenapa yang di di LG-G3 ini ngga muncul gambarnya? Harusnya kan lebih canggih
dari Hp LG yang ini.”
Eh,
iya! Ternyata ada fotonya. Saya bisa mengenali Maktab saya di Jarwal. “Wah, ini
kan hotel kita waktu itu,” teriak saya kagum.
Informasi mengenai lokasi maktab tempat kita akan tinggal selama 40 hari di Arab Saudi |
Ada
berbagai menu dalam aplikasi tersebut. Dari mulai cek keberangkatan (porsi),
peta lokasi dan petunjuk arah, jadwal penerbangan, akomodasi, doa-doa manasik,
informasi kesehatan, konsumsi, bus shalawat, penyelenggara haji dan umrah, sms
center dan WhatsApp, Link Web Tracking, dan informasi penting lainnya.
“Wah,
lengkap sekali keterangannya, Yah. Coba kalau dulu pas kita pergi haji sudah
ada aplikasi ini yak. Banyak membantu nih,” saya semakin kagum setelah
menjelajahi fitur demi fitur dari haji pintar. Saya pikir dengan adanya
aplikasi ini, calon jema’ah haji akan sangat terbantu, terutama para jema’ah
haji mandiri yang pergi haji tanpa KBIH.
Untuk
mengetahui tahun perkiraan berangkat haji, kita bisa mengecek melalui fitur Cek
Keberangkatan (porsi). Dengan memasukkan nomor porsi yang didapat dari Departemen
Agama saat kita daftar, kita akan mengetahui tahun perkiraan berangkat berserta
informasi lainnya seperti nama calon jema’ah haji, kabupaten/kota asal,
provinsi, kuota provinsi juga posisi porsi pada kuota provinsi. Tuh, jadi ngga
bakal ada tipu-tipu kuota haji kayaknya.
Sedangkan
di fitur Jadwal Keberangkatan, kita bisa tahu jadwal masuk asrama haji, keberangkatan
ke Arab Saudi dan Waktu Tiba, beserta jadwal kepulangan. Lengkap lho informasinya!
Jelas sekali setiap kloternya, dari bandara mana (embarkasi), nomor pesawat
(penerbangan), sampai tanggal dan jamnya.
Informasi mengenai jadwal penerbangan jema'ah haji 2016 bisa diperoleh melalui Haji Pintar |
Di
fitur Akomodasi, kita bisa tahu penempatan gedung tempat tinggal kita selama di
Mekkah dan Madinah. Di situ dijelaskan informasi mengenai nomor akomodasi, nama
gedung, sektor, wilayah, jaraknya ke Masjidil Haram atau ke Masjid Nabawi,
kapasitasnya, juga kloter-kloter mana saja yang akan tinggal dalam satu maktab
dengan kita. Selain itu juga dilengkapi
fasilitas peta untuk memudahkan kita melihat posisi maktab kita ada di sebelah
mana Masjidil Haram, dan jalan yang harus ditempuh ke Masjidil Haram seperti
apa. Seperti contohnya, dari kloter keberangkatan kakak ipar saya kebagian di
rumah No 805 di daerah Jarwal, Al Wihdah Tower 1, yang berjarak kira-kira 1.990
meter dari Masjidil Haram. Heu, saya baru tahu ternyata maktab tempat saya dulu
hanya berjarak 1 km dari Masjidil Haram, jarak yang cukup dekat yak.
Doa-doa
manasik bisa kita dapatkan di fitur aplikasi Haji Pintar, dan sudah dilengkapi
dengan audio. Sedangkan di bagian informasi kesehatan ada informasi mengenai
himbauan kesehatan, lokasi rumah sakit, anjuran juga bagaimana berprilaku hidup
bersih dan sehat dalam berhaji. Informasinya lengkap, dari mulai pra
keberangkatan, di embarkasi, di dalam pesawat, di tanah suci sampai kepulangan.
Informasi mengenai konsumsi yang akan didapat jema'ah haji selama di Arab Saudi |
Untuk
konsumi, sekarang kita mendapatkan informasi lengkap mengenai pelayanan
konsumsi selama di tanah suci. Apa saja yang kita dapatkan, di mana saja, menu
makanan tiap harinya, jadwal penerimaan konsumsi. Mengenai transportasi pun
kita ngga perlu khawatir, di fitur Bus Shalawat, di situ dijelaskan informasi
mengenai operasional Bus shalawat, beserta jadwal. Pada masa Armina, bus tidak
beroperasi. Dilengkapi juga dengan hotline pengaduan layanan transportasi,
himbauan, stiker trayek bus, peta lokasi halte, dan rute bus shalawat. Duh,
enak banget yak sekarang. Dulu mah saya mesti nanya-nanya di mana halte untuk
naik bus shalawat. Hahaha, jadi ingat masa-masa itu.
Informasi mengenai bus shalawat yang akan mengantar jemput jema'ah selama di Mekkah |
Aplikasi
Haji Pintar dilengkapi juga dengan daftar penyelenggara Haji & Umrah. Jadi,
jika Bapak, Ibu atau Saudara yang ikut haji plus, bisa di cek di sini, biro
penyelenggaranya telah mendapat izin atau belum. Banyak juga lho, sewaktu saya
di sana, jema’ah haji plus yang terlunta-lunta dan mendapatkan penginapan yang
jauh sekali. Padahal mereka membayar berkali-kali lipat. Ada jema’ah haji plus
yang tersesat waktu itu, dia bilang untuk daftar haji plus, harus merogoh kocek
Rp 200 juta. Duh, bandingkan deh dengan saya yang hanya membayar 1/7 nya dari
beliau. Jauh banget kan?
Oya,
aplikasi ini juga dilengkapi informasi mengenai sms center dan nomor WhatsApp
yang bisa dihubungi.
Yuk
ah, yang memerlukannya bisa di download nih aplikasi Haji Pintar dari
Kementerian Agama ini di Play Store.
aku ga mau ah mbak dicium pake kaki.sakiiit. he3. wah, ada to aplikasi kyk gini wah kece ya..bisa dicoba nih.
BalasHapusiya, kece Mbak. Dulu mah pas saya, boro-boro ada begini. Eh, tapi lumayan sih, website kemenag selalu update, dan saya ngikutin dari situ. Kalu ada ini tambah gampang informasinya...
HapusKalau kaya begini mah tidak tergantung ke pemandu mulu ya mbak dan bisa lebih khusu dong menjalankan ibadah hajinya, tapi kalau dipikir pikir kaya pokemon juga ya, ahi hi hi.
BalasHapusBener, ga tergantung pemandu atau orang dari KBIH. Haha...ngga juga sih sama dgn pokemon. Kalo pokemon kan kemana mana dicariin, sampe ga liat-liat jalanan. Yang ini lebih gampang buat nyari informasi, terutama yang haji mandiri, ngga ikut dengan KBIH
HapusWih, bener" canggih ya jaman sekarang, saya baru tau banget ada aplikasi sekeren ini, lebih dimudahkan ya.
BalasHapusIya, saya pun baru tahu ada aplikasi ini. Ternyata sekarang udah semakin canggih saja pelayanan haji. Mudah-mudahan pelayanannya tambah keren yak di sananya.
Hapuswuaaa, ortu saya mau umroh nih. Bisa pakai ini juga dong ya
BalasHapusBisa Mbak sebetulnya. Untuk informasi peta dan sekitarnya yak, plus tips-tips persiapan dan selama di sana, juga doa doanya. Yang lainnya informasi untuk jemaah haji,seperti nomor porsi, bus shalawat, maktab.
Hapuswah , cangguh ya , pastinya kita perlu pakai teknolgi yg bisa membantu kita
BalasHapusBetul Mbak, dulu zaman saya belum ada, tapi sejak dipegang Pak Anggito Abimanyu, informasi lebih transparant, sehingga waktu itu saya bisa check setiap saat di website kemenag.
Hapuszaman sekarang emang udah serba canggih ya.
BalasHapusBetul, adakalanya teknologi memang diperlukan, selama kita menggunakannya dengan tujuan untuk kebaikan yak...:)
Hapussemoga suatu hari saya dan keluarga bisa pergi haji/umroh :)
BalasHapusthanks for sharing mba
Aamiin, Insya Allah.
Hapusakkk senangnya terdampar dimari, tengkiu infonya ya mbk, segera aku kasih tahu ke ortu
BalasHapusSama-sama Mbak, semoga membantu.
HapusWah, para jemaah haji yang sudah sepuh perlu ni, mbak untuk diajari. Biar lebih mandiri. Nice info mbak.
BalasHapusKalau yang sepuh banget sih sebetulnya saya lebih memilih untuk mengikuti KBIH, walaupun sebetulnya yang sepuh pun pada akhirnya sebetulnya rekan-rekan satu kloter/kelompok/group yang akan membantu. Memang sih, harapannya jemaah haji akan semakin mandiri yak. Hanya saja terkadang di sana campur sih Mbak, dari berbagai kalangan, golongan, pendidikan, dll.
Hapusaiih makin keren aja kemenag..
BalasHapusadanya aplikasi haji pintar ini sangat membantu banget calon jemaah haji ya.
iyaa mbaa.. ini baru aja di beritahu oleh ortu saya yang brgkt haji tahun ini.. lumayan keren,walau tampilannya biasa aja tapi tetap informatif
BalasHapusEnak lagi kalau kuota internetnya free dari Kemenag. Aplikasinya butuh internet toh? Pasti banyak para jamaah yang sulit mendapatkan akses internet atau cara mendapatkan/membeli data.
BalasHapuskeren ya aplikasi ini...makasih mba infonya, baru tau juga soalnya ada aplikasi keren begini
BalasHapussaya baru tahu ada aplikasi tentang haji
BalasHapuspasti sangat membantu calon jamaah haji
salam sehat dan semangat
Menurut saya sih lumayan membantu. Hanya saja memang kalau mau dipakai disana perlu aplikasi internet. Tapi pengalaman saya sih di maktab ada wifi. Cuma ya itu kalau pas perjalanan misal mau ke Mina, ngga bisa online...kecuali kita langganan paket data di sana.
Hapusini yg artikel ttg tarwiyah dan wukuf di arafahnya dimana ya,
BalasHapusbelum nemu nu
Hmmm, belum spesifik bikin artikel tentang tarwiyah dan wukuf Mas/Mbak. Sebetulnya saya pengen nih bikin artikel lengkap perjalanan haji berdasarkan pengalaman haji mandiri tanpa KBIH. Cuma belum kelar :) Pengennya sih bikin artikel berurutan...
Hapusuntuk melengkapi aplikasi ini, silakan download aplikasi GoHajj Indonesia , dengan fitur :
BalasHapus- Panduan doa dengan suara dari rukun umroh dan haji. Doa dari sebelum berangkat, saat menunaikan umroh atau haji, sampai kembali ke rumah. Terinspirasi dari aplikasi kemenag.
- Berbagai artikel singkat berupa panduan, tip&trick, larangan, serta berita singkat.
- Navigasi yang memudahkan anda kembali ke hotel, tempat menarik/bersejarah, belanja, mencatat nomor pintu masjid, serta lokasi bis kloter.
- SOS kirim pesan bila jemaah tersesat atau terpisah dari rombongan.
- Titipan Doa dari umat muslim yang bisa jemaah doakan saat di tanah suci.
- Mengecek persetujuan visa umroh/haji.
- Memberikan rating ke agen travel, pembimbing, dan pimpinan tur.
- Penghitung putaran thawaf dan penghitung perjalanan Sai, lengkap dengan doa-doa dan suara.
- Kamus Bahasa Arab dalam percakapan sehari-hari
- Jam serta Cuaca di Tanah Suci dan Tanah Air.
Bagi keluarga yang berniat menitipkan doa, silakan kunjungi : www.gohajj.id