Saya
menangkupkan kedua tangan saya menutupi mulut saya. Tak hentinya kalimat toyyibah mengalun di hati saya. Dada
saya bergemuruh dasyat. Rasa sesak memenuhi relung kalbu. Masih dengan rasa
tidak percaya, saya memandangi daratan di bawah sana dari balik kaca tebal
bundar itu. Langit hitam pekat, tapi nun jauh di bawah sana, gemerlap cahaya
menyilaukan mata, kerlap-kerlip dengan cantiknya. Deru mesin sayap burung besi terdengar kencang, tandanya
pilot sedang mempersiapkan untuk landing.
Itu kah rumah kekasih
Allah? Ya, Allah, saya datang memenuhi panggilan-Mu. Ya Rasul, lihatlah, saya
datang mengunjungimu, dari ujung Timur dunia. Terdengar
suara-suara hati saling bersahutan di dalam dada. Kerinduan yang membuncah
untuk segera berlari menyampaikan salawat dan salam di hadapannya. Pandangan saya pun berubah buram, terhalang air mata yang mulai menggenang. Perlahan saya menunduk dan mengusap mata dengan jari jemari.
Waktu
menunjukkan pukul 01.00 dini hari saat burung besi perlahan turun di Madinah, bumi
yang dirindukan ribuan juta penduduk muslim sedunia. Tidak pernah menyangka
sedikit pun bahwa hari ini adalah takdir membawa saya untuk napak tilas jejak
para rasul Allah, dan memenuhi panggilan-Nya.
“Ku, coba cubit. Beneran ngga sih kita akan segera
mendarat di Madinah?” Bisik saya, melirik pada suami yang duduk di samping
saya. Dia cuma nyengir, dan saya pun manyun, kembali memalingkan muka ke arah
jendela pesawat. "Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik. Innalhamda, wan-ni'mata, laka wal mulk laa syariikalak," lantunan kalimat talbiyah memenuhi ruangan kabin pesawat. Hati bergetar mendengarnya. Tak terasa air mata pun jatuh bercucuran tiada tertahankan lagi. Saya pun tersedu, melupakan malu.
Jika diingat ke belakang, perjalanan sampai sini bukanlah
perjalanan yang ringan. Pada setiap diri seorang muslim, pasti pernah terbersit
keinginan ingin menginjakkan kaki di Tanah Suci untuk berhaji ataupun berumroh. Namun terkadang keinginan
terhadang oleh beberapa kendala, salah satunya adalah kemampuan. Mampu bukan
hanya dari sisi finansial, tetapi juga mampu secara fisik melakukan perjalanan
haji, karena ibadah haji lebih banyak berurusan dengan fisik. Oleh sebab itu,
memang ada benarnya pendapat yang mengatakan: naik hajilah ketika masih muda.
Kiblat seluruh orang muslim di dunia yang menjadi puncak kerinduan di dunia. Ka'bah |
Naik haji selagi masih muda memang dianjurkan. Tetapi
permasalahan yang lain yang timbul adalah masalah kesiapan mental. Terus
terang, saat suami memutuskan untuk mendaftar haji, hati saya kebat-kebit.
Ingat dosa, takut dibalas saat di sana. Begitulah rumor yang sering saya dengar saat di tanah air. Ingat anak-anak masih kecil-kecil. Kalau ada apa-apa dengan kami, mereka bagaimana nantinya. Perjalanan jema'ah haji terdahulu yang berdesak-desakan di Mina sehingga menimbulkan korban, sampai membuat saya bergidik ngeri. Dan, seribu godaan
memenuhi benak, disamping keraguan akan mampu tidak nanti kami mengumpulkan uang yang
diperlukan.
Akhirnya saya sering membujuk suami saya untuk berumroh
terlebih dahulu dibanding haji. Tapi jawabannya sungguh membuat saya tidak
mempunyai pilihan lain. “Kita ini bukanlah orang yang kebanyakan uang atau yang uangnya ngga berseri. Tinggal
ada kemauan langsung pergi. Umroh juga kan perlu biaya, dari mana kita memperoleh uang lagi. Mending langsung haji
saja.”
Orang bilang, jika Allah menghendaki, dengan cara
bagaimana pun seseorang bisa berangkat haji. Tapi betul juga, bahwa tidak ada hal yang mustahil bagi Allah. Salah seorang tetangga beda blok,
tukang Mpek-Mpek kampung yang sering mangkal di masjid komplek kami, tidak
disangka tidak diduga bisa memperoleh kesempatan berangkat haji lebih dahulu.
Allah sayang pada hambanya yang selalu ingat kepada-Nya. Berkaca dari Mamang mpek-mpek ini, beliau selalu menjalankan sholat tepat pada waktunya. Saat adzan berkumandang, beliau meninggalkan gerobaknya untuk sholat berjema'ah.
Sholat berjama'ah di rooftop Mesjidil Haram, di tengah-tengah alat-alat berat yang sedang digunakan untuk renovasi |
Tapi apakah kita cukup dengan niat dan berdoa untuk pergi ke Baitullah,
berharap tiba-tiba kita berangkat haji? Tentunya tidak. Kata Pak Ustadz, kalau
sudah punya niat dan keinginan, ya kita harus melakukan tindakan selain berdoa memohon pada Allah, misalnya
dengan cara daftar tabungan haji. Insya Allah, Allah pun akan membantu hambanya
yang berdoa dan berupaya.
Setelah mendengar wejangan Pak Ustadz, walaupun masih ada perasaan was-was, saya dan suami bertanya-tanya mengenai tabungan haji ke BRI Syariah. Pada waktu itu, awal-awal ada dana talangan haji. Terus terang, mulanya kami tertarik dengan dana talangan itu, langsung bisa dapat nomor porsi lho, siapa yang ngga mau. Tetapi setelah
memikirkan matang-matang, akhirnya kami memutuskan untuk tidak mengambil dana
itu. Kami kemudian membuka tabungan haji di BRI Syariah cabang
Serang, dengan saldo awal masing-masing Rp 100.000 per tabungan. Eh, tanpa
diduga, di bawah selang waktu tiga bulan, kami mendapatkan rejeki yang cukup
besar yang tidak terduga, sehingga kami bisa melunasi biaya untuk mendapatkan porsi. Allahu Akbar! Ketika Allah sudah berkehendak, ternyata tidak
ada yang tidak mungkin bagi-Nya.
Cobaan tidak berhenti di situ. Ya, namanya juga orang hidup ya, pasti ada cobaannya. Menjelang pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (BPIH),
ibu mertua jatuh di kamar mandi yang mengakibatkan stroke karena pecah pembuluh
darah di kepala. Operasi menghentikan pendarahan di kepala beliau berhasil
dilakukan, walaupun beliau pada akhirnya mengalami kelumpuhan sebelah badan dan kesulitan
berbicara. Tentunya, kami memerlukan biaya besar untuk operasi dan rawat jalan beliau. Kalau
dipikir dengan akal sehat, rasanya kami tidak mungkin dapat melunasi BPIH tepat
pada waktunya. Belum lagi sebelum ibu mertua jatuh, kami sedang melakukan
renovasi rumah.
Menyusuri tempat-tempat bersejarah di Kota Madinah, tempat Nabi Muhammad hijrah dan menetap mensyi'arkan Islam |
Tapi, sekali lagi Allah menunjukkan kuasa-Nya. Allah
menunjukkan dari jalan yang tidak pernah kami duga sebelumnya, sehingga
akhirnya kami bisa melunasi BPIH tepat waktu. Akhirnya kami pun bisa berangkat
pada tahun yang telah direncanakan, dan tidak terkena pengurangan kuota.
Ngomong-ngomong, susah ngga sih buka tabungan haji? Hmmm,
ngga juga sih. Sama seperti halnya buka tabungan biasa. Hanya saja,
permasalahannya tidak semua bank memiliki produk tabungan
haji. Hanya bank-bank yang telah ditentukan saja yang dapat menerima setoran
dana haji, salah satunya adalah BRI Syariah.
Rekening tabungan haji ini dapat diperolah dengan
datang langsung ke bank yang ditunjuk, melengkapi formulir dan membawa KTP asli
(fotokopi biasanya bank mempunyai mesin fotokopi, sehingga kita tidak perlu
bawa fotokopian KTP) dan NPWP. Kita tidak mesti langsung menabung sebesar 20
juta atau 25 juta rupiah di tabungan ini. Setoran awal cukup sebesar 50 ribu
rupiah dan setoran berikutnya minimal 10 ribu rupiah. Mudah dan ringan bukan? Dengan tabungan haji ini, artinya kita bisa
menabung sedikit demi sedikit, sampai uang mencukupi untuk mendaftar ke Departemen
Agama.
Kelebihan dari rekening haji ini adalah tidak
dikenakan biaya administrasi bulanan, pemotongan zakat otomatis dari bagi hasil
yang didapatkan dan jika saldo kita di bawah minimum pun tidak dikenakan biaya
administratif.
Tips Membuat Tabungan Haji
1) Pemilihan bank tempat kita membuka tabungan haji
tentunya tidak lepas dari objektivitas kita. Tidak semua bank memiliki program
tabungan haji, biasanya memang yang berkonsep syariah yang mempunyai program
ini, tetapi ada juga bank konvensional. Nah, pastikan memilih bank yang
mempunyai kemampuan dalam mengelola tabungan haji kita dan yang penting online
dengan SISKOHAT.
2) Tidak perlu bingung memilih mana yang baik, pada
dasarnya semua bank yang ditunjuk mempunyai kesamaan, dan pastinya setiap bank
mengklaim yang terbaik. Hanya saja setiap bank mempunyai fitur penunjang yang
berbeda-beda untuk menarik pelanggannya. BRI Syariah juga memiliki beberapa keunggulan seperti yang telah diceritakan di atas, plus pelayanan yang memuaskan. Yang pasti suami sih puas dan merekomendasikan kepada kakaknya untuk membuka Tabungan Haji BRI Syariah juga. Suami saya kembali membuka tabungan haji, begitu pula dengan kakaknya. Untuk masalah setoran awal Bank BRI
Syariah minimum sebesar Rp 50.000 dengan setoran minimum selanjutnya Rp 10.000, ringan yak. Ngga kerasa kok, nabung perlahan.
3) Walaupun bank menetapkan setoran minimum rendah,
tetapi kita tetap harus punya target. Misalkan, jika kita menetapkan setoran
minimum Rp 1.000.000 per bulan, artinya untuk memperoleh jumlah minimum untuk
mendapatkan nomor porsi haji, kita harus menabung selama 25 bulan (2 tahun 1
bulan).
Tabungan Haji, langkah nyata awal untuk memulai perjalanan ibadah haji |
Saat tabungan kita telah mencukupi untuk mendapatkan
porsi, kita mengajukan Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH). Langkah selanjutnya
adalah pergi ke bank dimana kami membuka tabungan haji. Tabungan minimum saat
itu adalah 20 juta untuk memperoleh nomor porsi. Customer Service BRI
Syariah sangat membantu dalam proses pendaftaran ini. Untungnya kami datang
tidak kesorean, proses pembayaran ini memakan waktu sedikit lama, karena sistem
SISKOHAT juga lumayan tinggi traffic-nya.
SISKOHAT ini adalah Sistem Komputerisasi Haji Terpadu,
dimana di dalam sistem ini semua data jema’ah haji terintegrasikan, sejak dari
pendaftaran sampai memantau pergerakan jema’ah saat di Saudi Arabia. Semua data
ini dapat diakses, misalkan apakah nama kita sudah masuk nomor antrian haji,
tahun keberangkatan haji, dan informasi-informasi lainnya yang diperlukan
termasuk informasi penempatan maktab, peta, dan lainnya.
Setelah melakukan pendebetan untuk setoran awal BPIH
(Biaya Perjalanan Ibadah Haji), maka kita akan mendapatkan bukti setoran awal
BPIH dari petugas bank, yang nantinya diserahkan kembali ke Kankemenag. Dulu
saat saya daftar sama suami, kita menyerahkan kembali sendiri pada hari itu
juga. Tapi menurut suami, saat ini tidak perlu balik lagi ke Kankemenag, karena
Bank BRI Syariah Serang mengkolektif semua persyaratan tersebut dan menyerahkannya
ke Kankemenag untuk diregistrasi, selama semua persyaratan telah dilengkapi. Di
print-out setoran awal BPIH ini terdapat nomor porsi haji kita.
Nah, sampai sini, pendaftaran selesai, dan kita
tinggal menunggu keberangkatan haji. Dulu pas antrian di tahun 2010 tidak
sepanjang sekarang. Dulu hanya menunggu 3 tahun untuk keberangkatan haji
reguler, sedangkan haji plus masih sekitar 1 – 2 tahun. Dengar-dengar sekarang
antrian haji di Kabupaten Serang sudah mencapai di atas 13 tahun dan untuk haji
plus sudah lebih dari 2 tahun. Tuh, kan semakin panjang antrian yang pergi
haji. Itu sebabnya penting untuk mulai membuka tabungan haji dari sekarang,
termasuk untuk anak-anak kita. Di Bank Syariah, mereka juga menerima untuk
pembukaan rekening tabungan haji untuk anak.
Setelah kita mendapat nomor porsi, kita bisa meneruskan
tabungan haji kita, sampai terkumpul untuk biaya pelunasan. Biasanya nanti pada
saat tahun keberangkatan kita, Kankemenag akan mengumumkan jemaah haji yang
berangkat dan berapa uang pelunasan BPIH yang harus kita bayarkan. Besaran pelunasan
ini berbeda setiap tahun, juga tergantung dari kurs yang berlaku.
Paket pemberian souvenir haji dari bank, menjelang keberangkatan menuju dua Tanah Suci, Mekkah dan Madinah |
Oya, saat pemberangkatan, saya mendapatkan sebuah
mukena dan kerudung dari BRI Syariah, sedangkan suami saya mendapatkan kain
ihram. Masing-masing dari kami juga mendapatkan jaket BRI Syariah. Uniknya
pula, dalam paket untuk jemaah tersebut ada juga tambahan kantong kain kecil
untuk tempat batu kerikil. Haha, ternyata kantong kain kecil tersebut ada
gunanya juga saat di Mudzalifah. Customer services juga memberitahukan mengenai
hak-hak kita yang kita dapatkan, juga mengurus untuk pemberitahuan ke
Kankemenag. Dia juga dengan ramah menjelaskan bahwa uang sisa yang terdapat
dalam tabungan bisa diambil setelah kita kembali dari Mekah, karena jika
(amit-amit) terjadi sesuatu, masih ter-cover.
Perjalanan ibadah haji merupakan perjalanan spiritual
seseorang yang sukar dilukiskan dengan kata-kata. Banyak kejadian yang membuat
saya kembali merenungkan keberadaan kita di muka bumi ini serta apa peranan
kita, dan apa yang kelak akan kita bawa pulang ke akhirat. Ketika kita mengikuti arus putaran tawaf, kita berserah diri kepada-Nya dan memuji keagungan-Nya. Semuanya, di sini setara. Tidak melihat negara, bangsa, bahasa, warna kulit, status sosial ataupun jabatan. Saat berlari kecil antara bukit Safa dan Marwa, kita sedang menapak tilas perjalanan Bunda Hajar, berupaya dan berdoa. Di Mina, Mudzalifah, dan Arafah, kita juga sedang napak tilas perjalanan para Rasul Allah. Perjalanan Nabi Muhammad pada hari wada, juga perjalanan hidup nabi-nabi Allah seperti Nabi Ibrahim dan Nabi Adam.
Selalu ada setangkup rindu untuk kembali ke sini. Kembali ke Mekkah dan Madinah. |
Keinginan pergi ke Tanah Suci ini ternyata tidak berhenti
walaupun saya telah menginjakkan kaki di sana. Melakukan perjalanan ke sana
sepertinya menjadi candu bagi semua yang pernah pergi ke sana. Percayalah, kamu
akan merasakan ketagihan saat kamu telah menginjakkan kaki di sana. Kerinduan yang membuncah di dada yang membuat kamu sangat ingin kembali lagi ke sana. Absolutely sure!
iya nih mbak saya masih menimbang-nimbang bank mana yang bisa membantu saya untuk pergi haji, ingin menabung di bank yang cocok, terimakasih ya infonya, saya juga mau menyusul mbak ke tanah suci
BalasHapusSaya pengen lagi Mbak. Hajian lebih asyik karena lebih lama. Haha. 40 hari. Itu pun ngga puas. Suamiku malah mau daftar lagi, tapi nganter kakaknya, sebagai pendampingnya. Saya malah sebenernya pengen buka buat anak-anak, nabung dikit-dikit pengennya. Kalau lihat syarat minimum buka tabungan dan setoran selanjutnya ringan yak. Soalnya sekarang antriannya gila-gilaan. Serang saja katanya sudah 13 tahunan.
HapusKapan aku bisa kesini? kalau mbak ketagihan kesini. aku malah bertanya dalam hati," Kapan ya bisa kesini?",,, tapi kalau ada niat pasti bisa ya mbak ya? rejeki bisa datang tak terduga - duga dari Sang maha pencipta,,,, :-) semangat mbak,,, suatu hari nanti mbak Levina bisa kesini lagi,,,, hehe
BalasHapusInsya Allah bisa ke sini Nis. Katanya sebetulnya dari kita ini telah dipanggil melalui panggilan Nabi Ibrahim AS. Katanya sih Nabi Ibrahim setelah membangun ka'bah disuruh Allah buat memanggil seluruh umat manusia termasuk yang belum lahir sekalipun. Nabi Ibrahim bingung, bagaimana suaranya bisa kedengar ke seluruh penjuru dunia? Tapi Allah meyakinkan bahwa Allahlah yang akan meneruskan panggilan haji tersebut. Nah, katanya pak Ustadz inget ngga waktu dipanggil itu? Trus kita menjawab ngga? Hehe. Begitu kisahnya kalau menurut ceritanya Pak Ustadz.
HapusRejeki ngga ada yang tahu, betul banget Nis. Saya aja kalau dipikir-pikir pakai logika mah kayaknya susah bener deh. Eh, selalu ada jalan keluarnya yang ga terduga oleh akar pikiran kita. Kadang kalau ingat ke situ saya suka merinding.
Hapushmm, mau pergi haji ad godaan jg ya bun.. iya jg ya tkut ditunjukkan dsana dosanya nti. pernah dger jg tetangga bilang gitu..
BalasHapusAwalnya saya juga begitu. Sebelum berangkat, ketemu ibu-ibu di angkot yg bilang pokoknya kalo di sana segala perbuatan jelek di tanah air akan dibalas. Ah, tambah pening ajah. Saya kan suka agak2 somse gituh. Jadi takut juga dong. Ditunjukkan dosa dan sebagainya. Kalau sombong akan tersesat, dll.
HapusNah, ternyata di sana malah ga semenakutkan apa yang orang2 bicarakan. Asyik2 saja kok. Setelah itu saya malah jadi berpikir bahwa ini kan Tanah Suci, masa iya ada pembalasan, yg ada mungkin pengampunan yak.
Kalo saya pengen ke Tiongkok sama Yerusalem. Hehehe
BalasHapusWaaah, saya juga pengen sih ke Tiongkok, pengen liat tembok besar sama tiananmen dan forbidden city. Ke Yerusalem juga pengen sih sebenernya, karena kalau di Islam kan safar (perjalanan) yang dianjurkan salah satunya ke Mesjidil Aqsa yang letaknya di kota lama Yerusalem atau di Yerusalem Timur.
HapusAku belum kesampaian nih ke Tanah Suci, semoga diberi kesempatan sama Allah Swt amiiinnn
BalasHapusAamiin, ya Allah kabulkanlah.
HapusSemoga saya juga diberi kesempatan dan kemudahan untuk bisa berangkat Haji juga. Pas banget lagi menimbang-nimbang bank yang cocok buat tabungan haji.
BalasHapusAamiin, kabulkanlah ya Allah.
HapusIya, kalau udah mulai nabung, ngga kerasa, tahu-tahu sudah mencukupi. Sedikit-sedikit jadi bukit.
Sama, Mbak. Dulu juga saya gitu, waktu bilang ke mama mau umrah, mama jawab 'Kamu itu kalau udah diberangkatkan umrah, nanti mau haji lagi. Nanti aja haji sekalian' :D
BalasHapusKalau udah ke sana memang pengin balik lagi ya, Mbak. Apalagi suasana Arafah, terkenang2 selalu :D
Yup bener Mbak...padahal saya merayu-rayunya pake nangis-nangis tuh. Haha. Inget masa lalu jadi pengen ketawa sendiri juga. Saking takutnya tuh Mbak. Takut di sana tuh gimana gitu. Soalnya kalao orang cerita sih serem-serem. Yang nyasar lah, yang diputer-puter ga nemu jalan, yang dibawa lari, dll. Suami tetap bergeming, mending haji langsung katanya. Belum lagi saya hajinya mandiri pula tanpa KBIH. Tapi memang pengalaman yang terkenang sepanjang masa kayaknya. Rasanya baru kemarin ada di sana.
Hapussemoga saya bisa termasuk dalam salah satu orang beruntung yang bisa menginjakkan kaki ke sana, amin ya Allah..
BalasHapusbaca tulisan Mba Levina ini saya berkaca-kaca loh, kun fayakun yah Mba, jika Ia sudah berkehendak pasti akan terjadi :)
Betul Mbak. Kalau Allah udah berkehendak, ngga ada sesuatu pun yang ngga mungkin bagi-Nya. Kalau secara hitungan akal manusia, rasanya mah jauh banget Mbak. Eh, rejeki Allah itu ternyata datangnya dari segala penjuru, dari yang ngga disangka sekali pun.
HapusDuh, denger kalimat Labbaika Allahumma Labbaik, yg dikumandangkan jemaah bikin merinding Mbak. Apalagi pas lihat rombongan yang berjalan kaki menuju Arafah.
Pingin banget berangkatkan orang tua
BalasHapusBank BRI Syariah jadi jalan.
Terimakasih mba.
Insya Allah, niat baik selalu diridhoi Allah ya. Semoga bisa memberangkatkan orang tuanya tercinta. Tapi kalau sudah sepuh sih enaknya ada yang ngedampingi yak. Tapi kalau ngga memungkinkan, ikut KBIH bisa jadi alternatif.
HapusAlhamdulillah ya mba, tak ada yang tak mungkin bagi Allah. betewe blognya bernuansa baru nih... :)
BalasHapusBetul Mbak Santi. Ngga ada yang mustahil bagi Allah.
HapusIya ya Mbak...nuansanya baru. Xixixi. Katanya harus terus melakukan improvement Mbak...jadi belajar dikit-dikit. Biar bisa kayak webnya Mbak Santi.
Sebelum baca ini, jujur saya lupa kalau ibadah haji adalah wajib hukumnya (bagi yg mampu, Of course). Kaya Karina, saya juga pengen berangkatin ortu kesana. I mean, They want it, even though they never say it.
BalasHapusDan ada satu hal yang aneh di sekitar saya, banyak orang2 yang udah mampu dari segi materi dan rohani, tapi entah kenapa "Gak/ berani" naik haji. Dari pengamatan saya, ternyata rukun islam yang ke-5 ini sering disepelekan.
Iya wajib bagi muslim, yang mampu, baligh, dan berakal. Jadi kalau anak kecil dan orang yang hilang ingatan udah gugur kewajibannya. Jadi kalau anak kecil sudah diajak berhaji, tetap belum gugur kewajibannya, saat dewasa harus berhaji lagi. Katanya sih begitu yang saya dengar. Mungkin bisa dicari lagi dari sumber yang terpercaya..., kalau saya mah da apa atuh, ngga punya kompetensi untuk itu. Hehe.
HapusOrang tua memang walaupun tidak pernah bilang, tapi pasti jauh dilubuk hatinya ada terbersit seperti itu. Semoga Allah mengabulkan keinginan Agia dan Karina ya untuk memberangkatkan kedua orang tua.
Sebetulnya jika memang secara materi telah mencukupi, dan secara fisik mampu, itu katanya sih tidak boleh menunda-nunda. Saya juga baru tahu bahwa ada sebagian ulama yang juga bilang bahwa seorang wanita yang tidak punya mahram, sudah gugur kewajiban.
Kenapa yang mampu secara financial tapi tidak pergi berhaji? Hmmm, saya juga ngga bisa menjawabnya sih. Mungkin itulah kenapa ibadah haji dibilang juga ibadah tersulit, selain memang mampu secara financial, ya juga perlu fisik prima, serta "menaklukan" hati. Soalnya saya pun pernah merasakan kegalauan itu.
Rukun islam yang ke 5 ini memang susah susah gampang. seperti mas @Agia bilang sudah ada yang memenuhi syarat secara materi tapi hatinya masih terkunci enggan melaksanakannya. saya cuma bisa berdo'a saja supaya yang sudah memenuhi syarat bisa melaksanakan ibadah haji untuk menyempurnakan rukun islamnya. Aamiin
BalasHapusAamiin. Ya Allah kabulkanlah keinginan hamba-hamba-Mu yang ingin mengunjungi Baitullah. Betul Mas, susah-susah gampang. Cung ah, saya pernah mengalaminya, dihantui perasaan galau, yang sebetulnya harus disingkirkan. Tapi setelah, baca-baca mengenai sejarah Nabi, duh benar-benar ngga sabar tiba di sana. Rindu pengen tahu, pengen napak tilas tempat-tempat di mana Nabi berjuang menegakkan Islam.
HapusAlhamdulillah ya mbak sudah pernah mengunjungi tanah suci, tanah impiannya semua umat Muslim. Berangkat ke sana bareng keluarga gitu berkah banget ya rasanya. Jadi pingin, tapi inget dosa jadi ragu.
BalasHapusSemoga bisa diberi kesempatan kesana deh :)
Aamiin, Ya Allah, kabulkanlah.
HapusHehe, awalnya saya gitu Mas, takut di balas. Katanya orang-orang kan pokoknya di sana itu akan diperlihatkan akibat dosa kita. Tapi setelah dipikir-pikir dan mengalami sendiri, Tanah Suci itu kan bukan tempat pembalasan. Menurut saya lebih ke arah kita kembali menyadari siapa diri kita, asal kita, dan ke mana kita akan kembali. Di sana malah lebih ke arah pensucian diri dan pengampunan kalau menurut saya. Ini murni semata-mata pendapat saya ya Mas.
Wah...Bersyukur banget bisa dateng ke Tanah Suci, ya mbak. AKunya jadi minder kalo inget sama banyak dosa. :'(
BalasHapusYa, mudah-mudahan suatu waktu nanti aku bisa ke sana bersama keluargaku. Walaupun skrg nikah aja belum. XD
Jadi deg-degan hatiku mbak, kelar baca ini. :)
Manusia memang gudangnya dosa. Saya kalau ingat itu juga was-was. Emang sih bukan yang sampai gimana gitu, tapi hal-hal yang kita anggap kecil malah ternyata dosanya besar, hiks, kayak bergunjing membicarakan orang lain. Katanya sih ketika kita membicarakan sesama muslim seolah sedang memakai bangkai, karena sesama muslim itu terikat persaudaraan. Haduh, serem amat yak kalau dengar ini.
HapusSubhanallah.. semoga kami semua kesampaian menikmati nikmat yang mbak Levina pernah dan ingin merasakan lagi :)
BalasHapusTerima kasih mbak sharingnya
Mbaa, aku jd tercerahkan niih untuk buka tabungan haji segera.
BalasHapusHayuu atuh buka. 50 ribu doang setoran awalnya. Malah waktu si ayah buka lagi tabungan haji beberapa waktu lalu dapat souvenir payung cantik dari BRI Syariah. Aiigh...tetep, gratisannya bikin hejo. xixixi.
HapusHah, 13 tahun? Lama banget antrenya! Kalau berangkat dari LN dikuotain juga ngga yaaa... pengen haji XD
BalasHapusIya Mbak, sekitar angka segitu. Lama beeng sekarang. Kalau baru dapat nomor porsi tahun 2016 berarti berangkat kira-kira 2029. Kalau usia saat dapat porsi 40 tahun, berarti berangkat sekitar usia 53 tahun.
HapusDi luar negeri juga kayaknya berlaku kuota Mbak. Tapi saya ngga yakin sih, waktu itu dengar samar2. Biasanya kuota itu ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk muslim yang menempati satu area. Itu kenapa, Indonesia dapat jatah lumayan banyak, karena penduduk muslimnya banyak. saya lupa hitungannya 1 per 1000 atau berapa gitu Mbak.
Iya daftar tunggu naik haji sekarang lama sekali, mbak Levi. Tetangga saya sudah daftar haji sejak tahun lalu daftar tunggunya 15 tahun, dan tiap tahun akan semakin lama. Saya juga pengen sekali ke tanah suci meskipun belum daftar. Inshaa Allah semoga Allah memberikan rejeki pada kami. Apabila Allah berkehendak segalanya bisa terjadi ya mbak, aamiin :)
BalasHapusSemakin banyak orang yang mau pergi haji semakin banyak pula oknum penipu berkedok tabungan haji. maka dari itu kita percayakan semua pada Bank BRI Syariah untung menabung pergi haji :) semoga saja saya bisa mengHajikan kedua orang tua saya :) saya mah nanti nyusul kalau sudah bisa ibadah yang bener :) hihi
BalasHapusKapan saya bisa kesitu Ya Allah, semoga doaku terkabul. bisa ke tanah suci. Amin
BalasHapusSubhanallah mbak memang nikmat yang diberikan allah swt itu sangat nikmat sekali apalagi kalau nimat untuk bisa pergi ke tanah suci, sungguh saya juga pengen banget pergi ketanah suci, tapi masih dalam proses menabung.
BalasHapusterbayang bahagianya bisa mengunjungi rumah Allah ya mba
BalasHapusYa Allah, bersyukur banget bisa ke tanah suci ya Mbak Levina. Do'akan saya juga bisa ikut ke sana. Aamiin YRA
BalasHapusAlhamdullilah....akhirnya sampe juga ke Baitullah Al Munawaroh, setelah sampai tanah air jangan lupa, waktu di medinah atau di mekkah, jam tiga pagi sudah bergegas menuju masjid, eh,,dah pulang ke indonesia ...(banyak jamaah disono..)...sudah azan subuh ....masih meringkuk dibalik selimut......
BalasHapus