Long weekend ke Bandung? Ngga
pernah ada dalam kamus saya. Saya tahu setiap sudut Bandung pasti macet, dan
saya pikir tempat wisata di Bandung ya paling seputar Lembang, Ciwidey,
taman-taman kota Bandung, dan tempat-tempat populer lainnya yang banyak
dikunjungi wisatawan saat liburan ke Bandung. Tapiii, saya berubah pikiran saat
melihat itinerary perjalanan wisata yang ditawarkan Go Vakansi ke Bandung
tanggal 4 – 5 Mei 2016 lalu. Kening saya langsung berkerut melihat destinasi
wisata yang akan kita kunjungi. Sumpah, saya belum pernah mendengar ada nama
tempat wisata ini di Bandung, padahal saya cukup lama tinggal di Bandung
sebelum hijrah ke Kota Baja. Langsung dong jiwa petualang saya tertantang. Saya
pun mengiyakan tanpa berpikir dua kali. Sudah terbayang serunya perjalanan
bersama Go Vakansi, ZEN Rooms dan Foody Indonesia.
Let’s Fun Let’s Go Vakansi
Perjalanan seru #150KMAway, menjelajah sisi lain
Bandung dimulai dari Plasa Semanggi, Jakarta. Semua peserta yang sebagian besar
merupakan travel and food blogger Jakarta, telah nongkrong cantik sejak jam 6
pagi. Saya dan Nurul Noe yang mungkin paling jauh, karena kami dari Cilegon,
dan sempat agak dag dig dug takut terlambat, bahkan Noe bilang ngga bisa tidur
semalaman saking takut terlambat dan exciting dengan perjalanan ini. Perjalana
#150KMAway ini dipandu oleh Gaby dari Go Vakansi. Oya, Go Vakansi ini adalah online travel organizer dan travel consultant yang menawarkan trip
ke banyak destinasi wisata. Go Vakansi ini ingin menjadi konsultan perjalanan
terbaik dengan destinasi utama adalah keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Produk
Go Vakansi lumayan banyak disesuaikan dengan kondisi dan keperluan kita. Mau
open trip? Customized trip? Company outing? Honeymoon trip? Atau private trip?
Semua bisa diatur melalui Go Vakansi. Let’s Fun, Let’s Go Vakansi!!!
Nah, kembali ke perjalanan #150KMAway, jam 7 pagi
lebih sedikit, bus pariwisata berkapasitas 30 seat, perlahan meninggalkan area Plasa Semanggi menuju ke Bandung. Macet?
Sudah bisa ditebak dong. Namanya juga long
weekend. Tapi, mungkin karena exciting,
saya jadi menikmati kemacetan ini dengan senang hati. Setelah penjelasan agenda
selama kita di Bandung oleh Gaby dari Go Vakansi dan Claudia Driz dari ZEN
Rooms, para peserta setelah saling sapa, sebagian langsung traveling ke pulau
kapuk, alias tidur. Saya sendiri, mungkin karena exciting, masih terjaga saat
bus mencoba mencari jalan alternatif untuk menembus kemacetan. Bus keluar di
Klender, kemudian masuk ke Kalimalang. Seru juga mengamati hiruk-pikuk kota
Jakarta di pagi hari. Para pekerja proyek pembangunan jalan tol yang bekerja di
atas scaffolding frame; kendaraan-kendaraan berat seperti crane, backhoe,
excavator; suara-suara besi/baja yang dipotong menggunakan mesin las, semuanya
merupakan pemandangan yang menakjubkan.
Bus mulai memasuki Bandung pada sekitar kurang lebih
jam 2 siang. Rencana awal, kami akan makan siang di Kedai Waka Waka di Jalan
Surya Sumantri No. 5C, Bandung. Tapi karena kemacetan parah ini, akhirnya kami
langsung menuju ke destinasi pertama yaitu NuArt Sculpture Park dan makanan
dari Kedai Waka-Waka langsung dibawa ke sana oleh panitia.
Pizza Tungku Sampai NuArt Sculpture Park, Masterpiece
Nyoman Nuarta
Hayo, yang ngaku orang Bandung, pernah dengar NuArt
Sculpture Park? Tempat wisata keren ini merupakan sebuah museum karya seni yang
memamerkan pahatan patung-patung tiga dimensi karya Nyoman Nuarta. Terletak di
Jalan Setraduta Raya L-6 Sarijadi Bandung. Kalau nama Nyoman Nuarta pernah
dengar dong. Yep! Beliau adalah orang dibalik pembuatan Garuda Wisnu Kencana di
Bali.
Pertama kali masuk ke kawasan 3 hektar ini, saya
dibuat terkagum-kagum. Sebuah museum karya seni yang menyatu dengan alam
sekitarnya yang masih asri. Udara Bandung di sini terasa masih segar dan
bersih, membuat pikiran menjadi rileks. Sejenak saya pun melupakan kepenatan
akibat perjalanan panjang barusan.
Wow!! Makan siang kami dari Kedai Waka-Waka telah
menanti. Bentuknya unik, dikemas dalam kotak tipis yang terbuat dari ayaman
rautan kayu, semacam besek kalau kata orang Sunda, hanya saja ini lebih pendek
dan besar. Isinya? Pizza tipis dengan aneka rasa. Sepertinya ini adalah pizza
yang dimasak menggunakan tungku. Bentuknya sama seperti pizza biasa, hanya saja
lebih kering dan cripsy. Hmmm, enak juga ternyata. Kapan-kapan kalau ke Bandung
lagi wajib mampir di Kedai Waka-Waka nih.
Selesai makan siang, kami pun diajak untuk memasuki
ruangan audio visual. Busyet dah! Kereeeeen bangeeet!!! Pake banget! Jarang lho
saya memuji sesuatu. Tapi, untuk yang satu ini saya akui memang keren. Saya
rasa selama pemutaran film berdurasi pendek itu, para peserta #150KMAway pada
lupa untuk mengeluarkan suara sekecil apapun. Breath taking banget nonton ini.
Saya sendiri, setelah menonton film ini seolah mendapatkan tamparan keras
karena lupa bahwa Bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang tiada
duanya.
Yang tak kalah keren adalah karya-karya Nyoman Nuarta
yang terpajang di galeri ini. Sebagian besar orang mungkin kagum dengan
pahatannya yang detail. Selain karena pahatannya yang detail, saya tertarik
dengan filosofi dari setiap karya ini. Setiap karya mengandung latar belakang
dan makna. Senang rasanya mendengarkan penjelasan makna dari tiap-tiap karya.
Daaan, kejutan pun telah menunggu! Di meja kayu
panjang tempat tadi kami makan siang, telah terhidang sesuatu. Kali ini bukan
makanan. Tetapi sebuah bola bundar dari tanah liat. Jadi kita diminta untuk
membuat bentuk ikan paus seperti yang terdapat di salah satu pojok taman NuArt
Sculpture Park. Whuuua!!! Mana di lombakan juga. Bentuk yang terbaik akan
dinilai oleh pihak NuArt dan pemenangnya akan memperolah hadiah menakjubkan.
Jiiah, terakhir kali kapan ya saya bermain tanah liat? Rasanya sudah lama
sekali. Tadaa!! Inilah hasil karya saya. Menang dong! Menanggung malu! Hahaha.
Puncak keseruan di NuArt Sculpture Park ini adalah
ketika kita bisa bertemu langsung dengan Nyoman Nuarta dan mendapat wejangan
langsung dari beliau. Aaaaa!! Sungguh pengalaman yang tidak bisa dilupakan.
Postingan detail mengenai NuArt akan ditulis terpisah yak.
Go Blog & ZEN Rooms Teuku Angkasa
Dari NuArt Scupture Park, kita menuju Go Blog Cafe
untuk makan malam. Ngucapin nama cafe yang satu ini agak susah juga ternyata.
Heu, bukan karena ngga jago Bahasa Inggris, tapi pronounciation-nya yang bikin agak-agak gimana gituh. Kayak lagi
nyumpahin orang. Hahaha.
Go Blog Cafe yang terletak di Jalan Karapitan No. 73
Bandung menyediakan berbagai variasi menu. Yang unik sih adalah Rice Blog-nya.
Kemarin saya mencoba Rice Blog Telur Bakar dan Rice Blog Cakalang Dabu. Hmmm,
emang orang Bandung mah selalu kreatif. Makanan sederhana kayak gini aja,
enaknya minta ampun. Juara lah itu nasi.
Puas makan malam dan berbincang-bincang dengan pemilik
Go Blog Cafe serta bersenda gurau sesama peserta, kita pun beranjak untuk balik
ke bus menuju ZEN Rooms Teuku Angkasa tempat kita akan menginap, menghabiskan
sisa malam ini. Review hotelnya serta keseruan menginap di ZEN Rooms, akan
diposting terpisah yak.
Toys Museum Bandung
Destinasi selanjutnya adalah Museum Barli. Heu, nama
museum ini pun baru saya dengar pertama kalinya. Dimanakah letak Museum Barli?
Museum ini terletak di Jalan Prof. Ir. Sutami No. 91, Sukasari, Bandung. Saat menginjakkan kaki di depan museum dengan
bangunannya yang unik (agak-agak bentuk art deco gitu, dengan banyak
lengkungan-lengkungan), saya membaca papan nama yang tergantung di dinding.
Toys Museum Bandung. “Wah, Azka sama Aisya pasti senang nih diajak ke sini,”
tanpa sadar saya berbicara sendiri. Jadi Museum Barli itu museum permainan
anak?
Memasuki salah satu sisinya, suasana toys museum
semakin terasa. Banyak mainan-mainan yang berasal dari zaman saya kecil
terpajang di sana. Bahkan buku-buku yang saya suka baca saat SD dan SMP pun ada
di sana. Kisah dunia perwayangan, komik karya R.A Kosasih, komik remaja Nina,
majalah anak-anak Bobo, dan lainnya. Whuuua, saya jadi ingat ayah saya. Dulu,
ayah dan kami anak-anaknya, kalau sudah baca buku, susah untuk diajak ngomong.
Kami berderet duduk di sofa ruang tamu depan, tenggelam dalam bacaan buku
masing – masing. Mama saya terkadang sampai teriak memanggil kami, karena tidak
satupun dari kami mendengar perkataan Mama, saking asyiknya membaca. Hahaha.
Di sudut lain terpajang aneka mainan anak jadul. Ada
mobil-mobilan, ada tokoh-tokoh karakter seperti starwars, kura-kura ninja,
banyak deh, pokoknya membuat kita jadi teringat masa lalu saat, saat harus
ganti baju seragam dulu hanya demi main dingdong. Hahaha.
Bukan hanya mainan yang ada di sini. Tapi museum ini
memajang lukisan-lukisan karya Barli dan putranya. Siapa Barli? Mungkin bagi
para penggemar seni ataupun yang berkutat dalam hal lukis melukis, nama ini
sudah tidak asing yak. Beda dengan saya, yang tidak mengetahui siapa Barli.
Barli ini ternyata merupakan salah satu maestro lukis Indonesia seangkatan
Affandi. Nama lengkapnya Barlie Sasmitawinata, lahir di Bandung 18 Maret 1921.
Merupakan salah satu pelukis legendaris Indonesia beraliran realis dan dikenal
sebagai salah satu anggota “Kelompok Lima” bersama Affandi, Hendra Gunawan,
Sudarsi dan Wahdi.
Tidak hanya memajang lukisan karya Barli Sasmiwinata,
tetapi museum ini juga memajang lukisan karya Agung Wiwekakaputra, anak dari
Barli Sasmiwinata. Lukisan-lukisan karya Barli kalau menurut pengamatan saya
selaku orang awam seni, lebih menggambarkan keindahan budaya dan alam. Terlihat
dari beberapa lukisannya yang menggambarkan
penari dengan pakaian tradisional, seorang gadis petani, gereja Moskow,
sudut kota Paris, dan lain-lain. Sedangkan lukisan karya Agung lebih menggambarkan
aktivitas permainan-permainan dan realitas yang ada dimasyarakat seperti
lukisan yang menggambarkan suasana sambung ayam, lukisan yang menggambarkan
seorang anak bermain-main, lukisan suasana pasar, lukisan anak naik kuda dan
banyak lagi. Entah kenapa, saya merasa lukisan Agung ini lebih melihat
kegiatan-kegiatan yang tergambar di lukisannya dari sudut pandang seorang anak
kecil. Sungguh unik. Maafkan jika saya salah. Ini hanya sudut pandang orang
awam yang melihatnya.
Seperti halnya di NuArt Scupture Park, di sini pun
kita ada perlombaan untuk menggambar. Kita diajak berimajinasi dan kembali ke
dunia anak. Di sini kita diajarkan bahwa seni itu bisa dipakai di semua bidang
kehidupan untuk menambah nilai terhadap segala kegiatan dan profesi kita. Dan
ditekankan juga bahwa setiap orang mempunyai potensi diri yang terkadang kita
malah underestimate diri kita
sendiri. Kita ditantang untuk berimajinasi menggambarkan jika seandainya kita
harus hidup di ruang angkasa. Duh, mumet, bisa gambar aja ngga. Nah, ini dia,
pikiran seperti ini justru menghambat kita berkembang. Akhirnya dengan bersusah
payah saya pun bisa menggambar. Tapi, tantangan selanjutnya adalah lomba untuk
menggambarkan kondisi bawah laut yang dalam dan berbahaya, kita akan mencari
harta karun dari sebuah kapal yang tenggelam, dan dilengkapi dengan kapal selam
yang canggih. Alamak!!
Seru banget deh belajar menggambar di Barli Museum.
Banyak ilmu yang di dapat. Terutama untuk bahan merenung mengenai potensi diri
kita yang mungkin masih belum teroptimalkan. Go Vakansi keren juga mengarrange
liburan model begini. Kita tidak hanya melulu dipuaskan dengan menikmati
pemandangan, tetapi juga sekaligus memanfaatkan wisata untuk mengupgrade
kemampuan diri dan memperoleh banyak informasi.
Suteki Sushi, #150KMAway's Dessert
The next
destination
adalah kuliner Bandung lagi, menuntaskan hasrat mulut dan perut yang bergelora.
Hmmm, ngga sabar nih, mau dibawa kemana kita oleh Foody Bandung. Selama
perjalanan ini, para blogger men-tweet atau upload foto mengenai kegiatan
#150KMAway di media sosial masing-masing. Demi sebuah botol cold cocoa
hazelnut! Lihat botolnya aja ngiler, apalagi mencicipi tetesan cocoa hazelnut
yang dingin dari Drink Factory Bandung.
Bus melaju ke melewati Lapangan Gasibu menuju ke Jalan
Pahlawan. Oh, ada kuliner enak ya di daerah sini? Saya pun bertanya-tanya. Tak
lama, bus pun berhenti di depan sebuah restoran berbau Jepang. Suteki Sushi
Resto!
Yey!! Kita diajak menikmati sushi. Duuuh, perut
langsung keroncongan, kebayang enaknya sushi lumer di mulut. Eh, emang coklat
lumer? Ada yang ngga doyan sushi?? Dulu saya pernah berpikir bahwa saya
selamanya tidak akan pernah bisa makan sushi, gara-gara nyangkut makan sushi
ngga bisa ketelen saking amisnya. Tapi, jangan khawatir, untuk yang sushi di
Suteki Sushi Resto ini adalah jenis sushi yang fusion, alias sudah mengalami
modifikasi disesuaikan lidah lokal. Bahannya mateng jadi pasti ngga bau amis.
Percaya deh.
Saat sushi datang, perut yang keroncongan rasanya
harus bersabar dahulu, karena tampilan sushinya sangat menggoda untuk sesi
foto. Haha, dimana-mana mungkin travel and food blogger kelakuannya kayak gini
yak. Itu sushi bukannya langsung dimakan, malah dikerubuti buat foto-foto.
Sabar ... sabar ... sabar.
Hmmm, sushinya di sini beraneka ragam, dan ada paket
sushi yang campur-campur. Jadi semua jenis sushi kita bisa merasakan. Yang
paling saya suka di antara sushi-sushi yang enak ini adalah sushi yang
diatasnya ada irisan kecil buah alpukat. Oh, ternyata buah alpukat bisa
memberikan cita rasa yang enak dipadukan dengan sushi yang berisi gurih.
Vithong! Lain kali ke sini yuk, kalau ke Bandung lagi. Tiba-tiba saya teringat
adik saya yang memang tinggal di Bandung. Pengen mengajaknya ke sini, secara
tempat ini dekat dari tempatnya mengajar Bahasa Inggris di Itenas.
Dengan selesainya makan sushi di Suteki Resto, maka
keseluruhan acara Explore The Other Side of Bandung, #150KMAway pun berakhir. Sushi
Suteki Resto bisa diibaratkan hidangan pencuci mulut #150KMAway. Sekarang,
saatnya kita balik menuju Jakarta. Betul-betul pengalaman yang seru dan
menyenangkan selama 2 hari ini bersama Go Vakansi, ZEN Rooms, Foody Indonesia
dan Foody Bandung. Saya sangat menikmati perjalanan mengenal sisi lain dari
Bandung yang bahkan orang Bandungnya pun belum tentu tahu ada tempat wisata
keren dan kuliner enak yang kami singgahi selama 2 hari ini. Thank you Go Vakansi, ZEN Rooms, Foody for
letting us know the other side of Bandung.
Open Trip Pahawang Go Vakansi
Ssstt, by the way busway, saya lagi ngecengin Open
Trip Pahawang-nya Go Vakansi eung. Mupeng banget. Katanya Pahawang keren
banget. Ada beberapa pulau yang akan disinggahi yaitu Pahawan, Kelagian,
Konservasi Nemo, Tanjung Putus dan Pulau Balak. Lagi colek-colek si Bebeb nih, supaya lihat-lihat twitternya @govakansi, mudah-mudahan dia tergoda imannya.
Wii murah tuuh trip Pahawangnya, yuk kapan yuk
BalasHapuspengen banget nih ke Pahawang Ngeces liat foto-foto orang di Pahawang. Ini meeting pointnya juga enak niy di Merak.
HapusWahahaaa noeee, mauu ikut ke pahawang jugaa
BalasHapusGue langsung pollow govakansi deh gara gara Levinaaa ^^ *mupengg
Mupeng saya juga Mbak...liat orang update status di Pahawang. Keren banget tuh kayaknya. Ada penginapan floating gituh.
HapusEh baru tahu kalo Bandung ada Museum begini. Biasanya cuma wisata kuliner doang haha.
BalasHapusHaha..iya Mbak. Saya juga tahunya kuliner sama tempat2 lainnya yg sering ada di postingan. Saya aja baru tahu ini. Padahal katanya sudah cukup lama berdiri.
HapusSy tertarik mainannnya buat anak-anak saya gan! BAgus banget
BalasHapusmainan-mainan jadul mas. Lucu2 deh di sana. Kalo yang angkatan kayak saya jadi serasa nostalgia.
Hapusboleh di bookmark nih soalnya akhir mei aku mau ke lembang lewatin bandung juga
BalasHapusAsyiiiik mau ke Bandung. Have fun ya Mbaaak.
HapusWah asyik sekali perjalanannya ya, mbak Levi. Itu lucu sekali ya membuat ikan paus dari tamah liat tapi bagus juga lhoh hasilnya. Museumnya juga keren, pasti akan membawa kita ke masa kecil ya mbak. Dan shusinya kalau matang saya mau dong, hehe
BalasHapusikan bontol itu Mbak bukan paus. Hahaha. banyak kutilnya.
HapusSushinya enak Mbak. Murmer pulak.
Wah asyik ya mbak, dah jalan - jalan ke Bandung, ada mengorganisir pula,,,
BalasHapusAku pernah kesini sekali mbak, tapi sayang nggak nyicipin kulinernya, habis bingung mau makan dimana gitu,,,, Naik motor cuman melintasi sekitar Cileunyi sama sekitar kawasan Dago,,, hahaha. Ada yang nggak lengkap karena tidak mampir di Gedung Satenya, hehehehe.... keren dah Bandung itu, :-)
Padahal kalau dari Dago udah deket tuh ke Gedung Sate. Cileunyi? Oh, dari arah Jogja kah? Lewat Jatinangor juga yak?
HapusLong weekend yang sangat berkesan ya mbak...apalagi bersama travel and food blogger. Asyik juga bisa jalan-jalan terus. Kapan saya bisa seperti mbak Levi jalan-jalan ke tempat yang Indah-indah...hehe
BalasHapusIya, kebetulan ada yang ngajak nih. Wah, Mas Sonny ngeledek nih. Saya mah di Bantennya di Kampung, di ujung niy, bukan Tangerang. Mas Sonny di Tangerang yak? Katanya banyak tempat yang unik juga di sana, kayak mesjid seribu pintu yang berbau-bau mistis gituh, bener ngga sih?
HapusBtw, kadang-kadang tempat-tempat yang saya kunjungi juga kadang tidak seindah dalam foto di search engine. Tapi dari sini saya menyadari bahwa esensi perjalanan ternyata bukan dari indahnya tempat yang kita tuju, tapi lebih ke arah interaksi kita dengan lingkungan sekitar, manusianya, keunikan-keunikannya, dan lain-lain. Dulu saya sering kecewa saat datang ke tempat wisata tapi ternyata tidak seindah yang kita lihat di foto-foto.
Tapi, Bandung sih memang keren lah. Hanya sayang sering muaacet. Xixixi
Trip PAHAWANG Lampung...keren mbak...kalau tidak ikut bakalan rugi dech...hehe
BalasHapusBeberapa teman sudah pergi ke Pahawang. Ngiler banget lihat foto-fotonya. Pengen sih ke sini. Cuma katanya kalau sendiri atau sedikitan jatuhnya lebih mahal, jadi lagi nyari open trip atau rombongan, sama nyocokin waktunya. Sudah pernah ke Pahawang ya Mas Sonny?
Hapusih, sushinya keren dan menggodaa bun.
BalasHapuspaling gak tahan kalo liat perjalanan/trip pasti ada gambar makanannya :D
Menurut saya sih ini sushinya enak. Saya suka yang sushi ada alpukatnya di Suteki Sushi ini. Entah namanya apa. Yang pasti sih ini udah fusion, karena bahannya matang, sudah dimodifikasi dengan lidah orang Indonesia.
HapusBaca postingan ini bikin Aku kangen banget dengan Bandung. Pengen lagi bisa kesana. Terakhir empat atau tiga tahun yg lalu. Zen Rooms kayaknya lagi ngehits ya. Btw nice trip mbak. :)
BalasHapusBandung emang selalu ngangenin Mbak, hahaha. Pengennya mah tiap minggu ke Bandung. Cuma ngga nahan macetnya itu. Trus yang pasti kalau tiap minggu ke Bandung mah bikin kanker stadium lanjut deh kayaknya, alias tongpes. xixixi. Iya ZEN Rooms lagi ngehits niy.
Hapusmakasih infonya..
BalasHapusAku tau NuArt yang di Setraduta. Pernah lewat sambil lari pagi. Tempat lainnya belum pernah. Seru ya mba kalau tripnya bareng-bareng dan dipandu gitu :) jadi pengen :)
BalasHapusIya NuArt memang di Setraduta Mbak Gilang. Deketan ya rumahnya dengan NuArt? Iya seru jalan-jalan kalau barengan kayak gini. Selalu ada cerita.
HapusBandung sama Jogja itu selalu punya tempat2 yang baru dan yang lama (tp kurang dipromosikan) untuk dijelajahi... Jadi sebenarnya kalau mau menjelajah Indonesia itu kayaknya bakal makan waktu luamaaaa karena ada banyak yang bisa dilihat ^_^
BalasHapusEhm..iya, Mbak, pengucapan nama cafe kalau dibahasa Indonesiakan jadinya kata yang kasar (nyumpahin)
BalasHapusYang unik nama go blog cafe ya mb ahhahah
BalasHapusAasal pengucapannya ga dicepetin ituh
Menunya juga keknya bkin kemlecer
Tapi mana mb foto rice blog cakalang dabunya
Keknya kok menggigit banget ditilik dari namanya ahihihi