Tak terasa sudah 76 tahun aku terbaring di keheningan
dasar laut Sabang. Sinar matahari terkadang menembus ke dalam tubuhku,
memberikan sedikit kehangatan pada tubuhku yang dingin. Tubuhku sudah tidak
semolek dulu. Kulitku sudah terkelupas termakan waktu dan cuaca. Dan entah
sejak kapan, tumbuhan-tumbuhan dan hewan-hewan ini menempel di tubuhku. Awalnya
aku geli dan jijik, tapi lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan kawan kecilku
yang berkeliaran dan bergerak di setiap lekukan tubuhku dan mulutnya yang monyong
menyentuh kulitku yang tertutup karang.
Rasanya baru kemarin, aku terengah-engah lari dari
kejaran kapal Inggris. Seminggu terlibat kejar-kejaran akhirnya aku bisa
berlabuh di sebuah pulau di zona netral. Pulau surga yang damai, begitu awak
kapal menyebutnya. Di pulau ini, terjawab alasan mereka, kapal-kapal Inggris
itu mengejarku. Perang Dunia II baru saja meletus. Jerman, negara asal
pembuatku, menginvasi Polandia di Eropa, membuat posisi kami berseberangan
dengan Inggris.
Aku menderita luka yang cukup parah. Sambil menunggu
aku diperbaiki, para awak kapal melakukan berbagai kegiatan di Pulau Surga ini.
Mereka berburu masuk ke hutan-hutan, memancing, bahkan dijamu oleh penguasa di
pulau ini dengan tarian dan makanan yang lezat. Pulau Weh! Itulah nama yang
sering aku dengan dari mulut masyarakat sekitar yang melewatiku.
Penduduk pulau ini ramah terhadap para pendatang.
Terkadang mereka bercerita mengenai pulau yang terpisah dari daratan Sumatera. Kisah
Naga Sabang yang terbunuh oleh 2 raksasa jahat suruhan raja Daru yang iri
dengan kemakmuran kerajaan Alam. Tubuh sang naga terlempar dan membentuk Pulau Sabang,
atau yang disebut juga Pulau Weh. Mereka juga bercerita tentang perempuan
bernama Rubiah yang mempunyai hewan peliharaan yang terusir suaminya hingga
menempati sebuah pulau kecil yang diberi nama seperti namanya.
Negeri ini sangat indah dan mempesona. Tidak heran
jika para awak kapal yang merawatku dan mengendalikanku sangat menyukai berada di pulau surga yang damai ini. Sambil menunggu aku diperbaiki, mereka
bermalas-malasan berjemur di tepi pantai yang pasirnya seputih mutiara. Mendayung
perahu sepanjang pulau, bercanda riang dengan penduduk lokal yang ramah. Sejauh
mata memandang, terhampar lautan yang biru jernih dan tenang. Ah, betul-betul surga yang damai.
Pulau Weh adalah pulau yang paling besar di area ini.
Ada 4 pulau kecil lainnya yang berada di dekatnya. Pulau Klah, Pulau Rondo,
Pulau Rubiah dan Pulau Seulako. Tapi pulau surga yang damai ini tidak bisa
terus menerus menjadi sempurna untuk kami. 2 buah kapal perusak Inggris dikirim kembali dari perairan Malaysia untuk memantau keberadaan kami. Kami,
bukan aku. Selain aku, Sophie Rickmers si kapal kargo Jerman yang lolos dari
kejaran kapal patroli Inggris, ada saudaraku yang lainnya yang telah berada di
sini lebih dahulu, yaitu: Lindenfels, Moni Rickmers, Wasgenwald, dan Werdenfels.
Saat Jerman menginvasi Belanda, kami benar-benar dalam kondisi genting, karena
penguasa Sabang saat itu adalah Belanda. Kapten Helms tidak rela aku jatuh ke
tangan Belanda. Baginya lebih baik aku mati terkubur di dasar lautan daripada
Belanda memiliki aku. 10 Mei 1940, pada usiaku yang ke-20, perlahan-lahan aku
tenggelam di Teluk Sabang. Tidak! Aku bukan tenggelam. Tapi ditenggelamkan! Di
usiaku yang masih muda, saat aku masih ingin mengaruhi samudera, aku harus rela
terbaring dingin di dasar lautan Sabang.
Pada mulanya aku sedih ditinggalkan kedinginan di
kedalaman Teluk Sabang seorang diri. Aku mengutuk Kapten Helms yang menyuruh
menenggelamkanku hanya karena tidak rela aku dimiliki musuh. Aku benci para
awak kapal yang membuka katup utamaku dan membiarkan air laut merendam tubuhku.
Bobot tubuhku yang bertambah, membuat aku kehilangan daya melayangku. Aku marah
tertimbun di sini tanpa seorang pun yang peduli keberadaanku di sini. Tapi, sekalipun
aku berteriak, menangis, semua tiada berguna. Para awak kapal pun telah dibawa
pergi menjadi tawanan musuh.
Setiap pagi aku terbangun dalam kesendirian. Lama
kelamaan aku menyadari, ternyata sunyi tidak selamanya buruk. Ada misteri
keindahan di dalam sini. Perlahan mataku terbuka melihat keindahan surgawi
taman air. Ah, aku pun mempunyai teman. Ikan-ikan kecil yang bergerak ke sana
kemari di sekitar tubuhku. Ouch!
Rupanya mereka tertarik dengan karang-karang yang menempel di tubuhku. Aku
tidak menyadari kapan mereka mulai membentuk terumbu seperti ini. Warnanya
indah sekali. Pantas saja para ikan kecil itu tertarik datang kemari. Setiap
hari semakin bertambah banyak. Bahkan manusia pun mulai berdatangan menjenguk.
Mereka bilang aku adalah habitat buat para ikan-ikan dan terumbu karang. Duh,
senangnya. Ternyata aku masih berguna bagi kehidupan ini dan membuat manusia
melupakan beban sehari-hari dan stress dari rutinitas pekerjaan.
Oya, para manusia ini tidak hanya menjadikan aku
sebagai tempat diving, tetapi aku dengar mereka berbisik-bisik mengenai
keindahan wisata taman surga bawah laut di Pulau Rubiah. Ah, ya Rubiah, pulau
kecil yang tidak terlalu jauh dari tempatku berada. Pulau Rubiah tempat transit
jema’ah haji laut sebelum berangkat ke Mekkah. Itulah sebabnya kenapa Aceh
terkenal dengan sebutan Serambi Mekkah. Sampai sekarang pun masih tersisa
bekas-bekas pondokan haji di sana. Pulau Rubiah pun terkenal sebagai surga
kerajaan laut. Bagaimana tidak, beragam terumbu karang, anemon laut berada di
sini. Beragam jenis ikan dan binatang laut lainnya berkeliaran di sini. Ada
kerang raksasa (gigantic clams), ikan
bendera (angel fish), ikan taji-taji (school of parrot fish), ikan
kucing-kucing (lion fish), tropet fish, dunsel fish. Tidak hanya
Rubiah yang jelita, Tokong dan Arus Balee pun diburu para penyelam lokal dan
internasional. Di dua tempat ini terdapat beratus-ratus kipas laut (sea fans), sejenis karang laut yang
bentuknya mirip kipas lebar dan berwarna-warni menarik. Ada juga sponge, atau
batuan koral yang lembut, juga aneka hewan laut lucu lainnya.
Sesekali serombongan burung terbang di atasku. Terdengar cuitan mereka yang berceloteh mengenai pantai-pantai Sabang terkenal indah. Pantai Kasih,
Pantai Anoi Itam, Pantai Iboih, Pantai Sumur Tiga, Pantai Gapang. Ketika mata burung-burung itu melirik ke permukaan laut, aku bisa melihat keindahan pantai-pantai yang diceritakan mereka melalui bola matanya yang tajam. Di Anoi Itam,
selain bisa menikmati pasir hitam yang unik, manusia berenang di atas
terumbu karang Acropora, yang berkoloni
di lautan dangkal, mirip seperti meja-meja kecil yang menggoda kita untuk
menyentuhnya. Eits! Jangan
sekali-kali menyentuhnya walaupun ingin, karena itu sama dengan membunuhnya.
Pulau ini memang laksana harta karun yang menyilaukan,
hingga manusia dari seluruh Indonesia bahkan internasional pun datang ke sini.
Tiap tahun, pulau ini selalu ramai dengan Sabang Marine Festival. Banyak
kapal-kapal layar juga pesiar mewah yang berlabuh di pantai Sabang. Dinas Pariwisata Aceh
memang terus menerus berusaha dan meningkatkan kepariwisataan Aceh, terutama
Sabang dengan sejuta pesonanya. Wuiih,
terus terang aku iri melihat ketinggian kapal pesiar yang bagaikan gedung
bertingkat. Terasa pancaran aura mewah dari warna putih body kapalnya. Sungguh
kontras dengan warna biru kehijauan air laut yang tenang dan jernih. Dengan
mata telanjang pun masih bisa menikmati dasar laut yang penuh dengan keindahan
alami.
Apa yang membuat manusia melirik Pulau Weh? Well, Pulau Weh merupakan pulau yang
unik, karena dia merupakan sebuah pulau karang (koral) yang terangkat ke
permukaan. Pulau ini pula yang selamat dari amukan Tsunami beberapa tahun ke
belakang yang meluluh lantakan Aceh. Kekayaan dan keindahan dasar laut Pulau
Sabang tidak perlu diragukan lagi. Pemerintah Indonesia bahkan telah menetapkan
60 km2 dari tepi pulau baik keluar maupun ke dalam sebagai suaka alam. Hiu
bermulut besar bisa ditemukan di pantai pulau ini, juga tempat satu-satunya habitat
katak Bufo valhallae yang terancam
punah.
Kini aku, Sophie Rickmers kapal kargo Jerman buatan tahun 1920 yang tenggelam di perairan sabang tahun 1940, tidak lagi merasa kesepian. Hatiku riang mendengar celotehan anak-anak yang disampaikan arus laut kepadaku. "Ayah! Ada Nemo! Ada Nemo!" Begitu teriakan kekaguman mereka melihat ikan berwarna-warni. Aku terkadang membayangkan kaki-kaki mungil mereka menginjak pasir putih pantai dan berlarian kian kemari diterpa percikan ombak yang bening. "Ayo! Kejar Aku! Bisa ngga menangkapku!" Seorang anak kecil berambut ikal memanggil kakaknya untuk mengejarnya. Aku tersenyum melihat seorang ibu snorkeling di perairan dangkal yang bening, menggendong kedua balitanya. Begitu besar keinginannya memperlihatkan keindahan alam laut Sabang kepada anak-anak penerus bangsa. Dan, aku merasa bangga menjadi bagian dari surga yang indah dan damai ini.
Semakin hari, perairan Sabang makin berwarna dan ceria. Banyak aktivitas yang dilakukan di sini yang membuatku semakin kerasan berada di Sabang. Dari pengamatanku, beberapa hal ini yang sering
dilakukan manusia untuk menikmati pesona bahari Sabang:
1. Diving
Seolah tidak mau kalah dengan ikan,
manusia pun suka melakukan kegiatan yang bernama diving. Mereka mengenakan
perlengkapan seperti tabung yang digendong di punggungnya, kaca mata, masker,
kaki hitam panjang mirip dengan kaki katak. Mereka bergerak mengikuti
pergerakan ikan-ikan cantik berwarna-warni. Mereka terpesona dengan warna-warni
dasar laut. Ada jingga, kuning, kemerahan, biru di tengah lautan biru. Dengan
diving, manusia bisa menyelam lebih dalam sampai kedalaman tertentu untuk lebih
banyak melihat keanekaragaman binatang laut seperti penyu, hiu, dan lainnya.
2. Snorkeling
Kegiatan yang satu ini bisa dilakukan di
kedalaman yang dangkal. Berbeda dengan diving yang menyelam di kedalaman dan
memerlukan license, snorkeling bisa dilakukan oleh semua manusia, tentunya yang
tidak memiliki fobia laut. Tempat diving dan snorkeling favorite manusia di
Sabang adalah Taman Pulau Rubiah, Gapang Beach, Iboih Beach, Ujung Goa Beach,
Anoi Itam.
3. Berenang
Pantai Pulau Rubiah ataupun Pantai Iboih
bisa dipakai bersantai, berenang di tepian pantai. Biasanya para wanita beserta
anak-anak lebih menyukai berenang sambil bersenda gurau menikmati jernihnya air
laut yang menyapu pasir putih pantai.
4. Perahu Kaca
Para manusia yang tidak bisa diving, snorkeling tak bisa, bahkan berenang pun takut, mereka masih tetap bisa
menyaksikan keindahan dasar laut sabang menggunakan perahu yang ada dinding
gelas di bawahnya (glass bottom boat). "Waaaah! Indah sekali!" Teriakan itu nyaris setiap saat aku dengar. Setiap kali bunyi motor perahu menderu, aku berhitung: satu, dua, tiga! Dan teriakan-teriakan seperti itu langsung terdengar. Taman Laut Sabang memang mempesona.
5. Sabang Marine
Festival
Saat acara Sabang Marine Festival,
biasanya banyak yacht yang datang untuk mengikuti festival yang digagas Badan
Pengembangan Kawasan Sabang (BPKS) yang didukung oleh Pemerintah Kota Sabang
dan Kementerian Pariwisata. Cobalah datang ke Sabang saat ada festival wisata
bahari ini, pasti kamu akan merasakan sensasi traveling yang berbeda. Menyaksikan yacht-yacht yang bahkan menghadirkan pelayar mancanegara. Selain itu juga Sabang akan
semarak dengan karnaval dan pagelaran budaya serta perlombaan masyarakat.
6. Bersantai
menikmati sunrise dan sunset
Langit Sabang sangat indah di pagi dan
sore hari. Datanglah ke Sabang jika tidak percaya. Setelah bersenang-senang
diving, snorkeling, berenang seharian, tinggal saatnya manusia bersantai menikmati pemandangan sunset yang spektakuler. Penutup hari yang indah menjelang berangkat ke peraduan yang empuk.
Oya, jika kamu berminat datang ke Sabang, aku hanya mengingatkan supaya
membawa kamera underwater, supaya
kamu bisa mengabadikan kami, membingkai keindahan kerajaan laut Sabang, pesona bahari Sabang dan mengatakan
pada dunia bahwa di sini, di ujung Barat Indonesia ada sebuah pulau surga yang damai.
Sumber Bahan Tulisan & Foto:
1. Instagram Disbudpar Aceh
2. Website Disbudpar Aceh www.disbudpar.acehprov.go.id
3. Wikipedia - Pulau Weh, Pulau Sabang
4. www.sumateraecotourism.com
5. Rubiah Tirta Divers Facebook
6. Skyscanner.co.id
7. Website Kompas
8. Website bisniswisata.co.id
Jangan lupa juga berkunjung ke Museum Tsunami Aceh dan Titik 0 Kilometer
Indonesia. See you in Sabang! We'll wait
for you.
Sumber Bahan Tulisan & Foto:
1. Instagram Disbudpar Aceh
2. Website Disbudpar Aceh www.disbudpar.acehprov.go.id
3. Wikipedia - Pulau Weh, Pulau Sabang
4. www.sumateraecotourism.com
5. Rubiah Tirta Divers Facebook
6. Skyscanner.co.id
7. Website Kompas
8. Website bisniswisata.co.id
Iya ya mbak ya? Pulau Weh memang unik,,,, Dari kesemuannya pulau - pulau yang ada memang Pulau Weh yang paling besar sekaligus terkenal lagi,,,, Bahasanya puitis banget, kapan daku bisa kesana? hehehe
BalasHapusBetul Pulau Weh unik, karena katanya sebenernya merupakan pulau karang (atol) hidup yang terangkat ke permukaan laut. Jadi kalau kita di berdiri di atas Pulau Weh, berarti kita berdiri di atas karang atau coral yak....Maha Besar Allah.
HapusPulau Rubiah terkenal juga katanya Nis. Cuma memang saya juga baru dengar tentang kecantikannya dan namanya. Terkenal sejak zaman dahulu, salah satunya adalah sebagai tempat transit para jema'ah haji laut ketika hendak ke Mekkah. Kebayang yak, dulu jema'ah haji berangkat haji melalui laut menuju Mekkah. Tapi Aceh ini juga terkenal di Mekkah. Jema'ah haji Mekkah katanya sih mendapat tambahan 1.200 riyal, karena zaman dahulu ada orang-orang kaya asal Aceh yang mewakafkan rumah dan tanahnya untuk keperluan jema'ah Aceh yang berhaji. Trus karena rumah dan tanahnya kena gusuran perluasan Masjidil Haram, dananya disimpan dan dikelola di Arab, jadi jema'ah Aceh katanya mendapat dana kelolaan tersebut. Keren yak.
HapusWOW suasana bawah lautnya indah sekali yah Mba Levi :)
BalasHapusIya Mbak..saya juga jadi tergoda melihat foto-foto yang bertebaran di internet, jadi pengen melihat dan merasakan langsung berada di sana. Sayangnya saya baru sebatas membaca dan merangkumnya menjadi sebuah tulisan. Lebih asyik jika tulisan ada pengalaman pribadinya juga ya Mbak. Hehe. Katanya better see it once that heard it thousand times. Bener juga nih quote.
HapusHmm sepertinya muantappp nih tempatnya buat melihat keindahan bawah laut.
BalasHapusYup betul Kang Nurul. Salah satu spot menarik untuk melihat keanekaragaman hayati di bumi Indonesia. Belum lagi tempat-tempat wisata lainnya di Sabang ini yang rupanya pernah menjadi pelabuhan penting, sampai Jepang pun punya beberapa bangunan di sini. Terlihat dari sisa-sisa peninggalan perang zaman dahulu. Keren yak. Ternyata di ujung Barat Indonesia ada permata yang tersembunyi eung...
Hapusternyata wisata bahari sabang segini indahnya ya...ga kalah dengan bunaken huhuiiii
BalasHapusikan ikannya pun warna warni persis kayak varian yang ada di finding nemo
aku tertarik banget sama kebudayaannya utamanya kuliner aceh ni mb
Wah, kalau masalah kulinernya bener tuh Mbak Nita. Di Cilegon ada kuliner Mie Aceh, beuh terkenal enak. Saking enaknya, candaan orang-orang sih katanya dikasih ganja kayaknya niy, soalnya enak dan bikin ketagihan. Haha. Pastinya ngga mungkin lah ya dikasih ganja. Itu hanya karena saking enaknya kuliner Mie Aceh. Jadi pengen merasakan Mie Aceh langsung di tempatnya nih, sama berbaur dengan masyarakat setempat. Kalau teman-temanku yang asal Aceh, perempuannya cakep-cakep, hidungnya mancung-mancung mirip Arab gituh.
HapusWarnanya tuh cantik, bikin jadi pengin traveling tau :)
BalasHapuskapan bisa traveling ke sabang ya?
Yoi, cantik banget yak. Duh, seandainya saya Doraemon, yang tinggal buka pintu rahasia. Detik ini juga saya buka tuh pintu rahasia menuju Serambi Mekkah. Hiiih, bikin ngeces pantai putihnya. Air lautnya pun bisa bening gitu yak. Tuhan, begitu besar nikmat yang telah Engkau berikan.
HapusUdangnya itu loh, ngegemesin banget, warnanya merah manis gitu
BalasHapusYang merah lebar-lebar itu katanya sea fans alias kipas laut. Keren yak... Kalau futu yang hewan laut yang warna orange/merah belang biru itu lucu juga yak, keren, keren. Saya ngga tahu itu namanya apa yak? Opo udang yak?
HapusDuh, indahnya. Wisata bawah laut...pengen.
BalasHapusIndah sekaligus misterius ya Mbak. Saya juga jadi pengen melihat ikan-ikan cantik berseliweran begini. Belum lagi air lautnya yang jernih yak. Wuiiih, mantap banget. Surga dunia yak.
Hapusbulan kemarin hampir saja saya ke sini...
BalasHapustp krn kesibukan jadi batal...
mudah2an suatu saat bisa menginjakkan kaki di aceh...aamiin
Ikuuuut Mbak Avy.....!!!
HapusAamiin Mbak, semoga yak, kita bisa menginjakkan kaki di Aceh, biar bisa melihat dan merasakan langsung keindahan alam, kekayaan budaya, kuliner, keindahan arsitekturnya, dan lain-lainnya tentang Aceh. Sehari kurang kali yak kalau buat ngider Aceh? Haha. Jadi pengen jadi Nobita deh, bisa setiap saat pergi ke tempat yang dimau. Haha.
cihuyy kereennya bunda,,
BalasHapussegeeerr bgtt ngeliat view lautnya
pengen jelajah jdnya..
btw, ulasannya lengkap bgt nih bun moga menang ya bun..
Iya, jadi pengen menjelajah. Apalagi setelah tahu ada kapal karam dari zaman perang dunia ke-2 ini. Sophie Rickmersj yang bisa menjadi daya tarik Sabang. Katanya sih Sophie banyak muatan hartanya juga tuh. Hahaha. Yang pasti sih Sophie ini telah menjadi habitat bagi banyak biota laut. Termasuk terumbu karang yang indah yak. Hayuu menjelajah negeri.
HapusTerima kasih doanya....Aamiin.
Wah, ibuku pernah ke sana. Tapi aku belum :)
BalasHapusSenangnya seandainya bisa ikut ya. Mudah-mudahan suatu saat bisa ke sana ya...
HapusKeren tulisannya tentang Aceh :). Kebetulan Oppung aku tinggal di Aceh Tenggara, selalu penasaran tentang Pulau We nya, tapi blom kesampean visit ke sana.
BalasHapusIya ternyata aceh menyimpan kekayaan alam yang ciamik dan menakjubkan yak. Pulau Weh ini juga yang pulau yg paling besar di antara 4 pulau lainnya. Sudah ada penerbangan langsung ke sana juga yak? Kalau dilihat sih di Pulau Weh ada bandar udara Maimun Saleh yak? Enak juga kalau punya kerabat di sana bisa sekalian berbaur dan tahu mengenai kehidupan sehari hari masyarakatnya yak. Semoga bisa berkunjung ke sana yak.
HapusWah aku baru tahu, di Aceh ada pulau seindah ini. foto-foto di bawah lautnya bikin ngiler
BalasHapusBetul bikin ngiler. Apalagi lihat pasir putihnya bersih banget plus airnya yang bening. Mudah-mudahan bisa punya kesempatan lihat langsung keindahan alam di Sabang ini.
HapusTrus bakal ada festival sabang marine lagi. Wah kebayang kerennya ...
semoga menaaaaang....
BalasHapusthank you Mbaaak...hehe.
HapusPulau Weh makin heitsss ya
BalasHapusSepertinya begitu. Atau jangan-jangan sebetulnya sudah hits dari sebelumnya, hanya saya saja yang ngga tau. Buktinya awak kapal Sophie menamakan pulau ini sebagai pulau surga yang damai. Tapi saya juga jadi tahu ternyata Aceh itu berbatasan dengan Malaysia dan Thailand hanya terpisahkan laut sedikit yak. Parah banget geografi saya. Wkwkwk.
HapusWaaaaaah abis baca ini bikin pengen mmapir ke sabang nih. Pantainya itu loohhh. Keren bangeeeeetttttt! Makasi infonya ya Mbaaak :D
BalasHapusSama-sama Mbak Dian. Saya pun baru tahu kalau Aceh dan Sabangnya sekeren ini. Hahaha. Saya hanya tahu bahwa Aceh terkenal dengan kuliner Mie Aceh yang lezat, terus dengar bahwa orang Aceh favoritnya ngopi, sama museum tsunami dan Masjid Agungnya. Dih, jadi tambah pengen ke Aceh plus Sabang.
HapusBenar-benar mempesona mba kota sabang, terimakasih telah berbagi info. Indonesia kaya dengan keberagamannya.
BalasHapusBetul, Indonesia kaya dengan keanekaragaman hayati dan keindahan alamnya. Bukan hanya di darat tapi di lautan juga.
Hapuswuahhh benar2 kaya flora dan fauna bawah laut kita, pulau sabang yang ada di ujung barat indonesia sungguh sangat eksotis
BalasHapusIya Mbak, Pulau Sabang menyimpan potensi wisata bahari yak. Bahkan sudah terkenal ke mancanegara, buktinya setiap tahun selalu dihampiri kapal-kapal pesiar mewah juga pelayar-pelayar dunia. Nikmat Allah itu memang tiada duanya ya Mbak.
Hapusselalu rindu pengen kesini lagi.s emoga menang ya mbak :)
BalasHapusTengkyu Mbak Muna. Hiks, sayang ngga menang, pengen banget padahal ke sana. Hehe. Tapi mungkin Allah punya rencana lain yang lebih indah ya Mbak... Semangaaat!!!
HapusPulau rondo ini pastikarna banyak janda disana hahaha
BalasHapusHahaha...Mas Cumi ini emang selalu out of the box. Saya ngga kepikiran. Huaaa. Ngomong2 janda, di Jalintim Sumatera, sebelum kota Lampung, ada tuh Restoran Janda apa gituh...taunya Janda singkatan Jawa Sunda....
HapusAceh luar biasa. :D Jadi pingin ke sini.
BalasHapusIya Mbak, cakep pantai-pantainya. Bikin pengen ke sana.
HapusAjakin aku kalo mau ke sini :D
HapusYa ampun, jadi pengen nyebur tetapi karena nggak bisa berenang lihat pandainya saja sudah alhamdulillah sekali :)
BalasHapusSamaan dong, saya juga ngga bisa berenang, apalagi kalau berenang di laut. hihi. Tapi ada loh kalau di Cilegon rutin nggelar latihan renang keliling pulau merak.
HapusSebagai anak pulau,,,sudah pasti saya suka banget sama yang namanya wisata bahari...
BalasHapusIndonesia memang kaya wisata lautan ya mbak Levi. Tak terkecuali di Sabang ini, sangat indah dan banyak jenis ikannya. Pantainya juga oke. Pokoknya masuk list tujuan wisata Indonesia ya mbak :)
BalasHapusSemoga menang, aamiin :)
Banyak banget wisata tersembunyi yg cakep-cakep. Hanya kendalanya di transportasi dan infrastruktur ya. Orang lebih seneng pergi ke Eropa dari pada Indonesia Timur, karena ongkos pesawat ke sana lebih murah. Padahal kalau itungan jarak lebih jauh yak. hihi. Atau kenapa orang Indonesia byk yg berwisata bolak balik ke Singapore, mungkin karena di sana nyaman transportasinya yak, plus pesawat juga murah. Kalau dipikir mah di Singapore cuma mengandalkan wisata artifisial saja, artinya hanya buatan. Saya salut bisa menarik byk wisatawan untuk datang. Plus ngga ada pungli kali yak dan tempatnya juga bersih. Kadang mah suka sedih. Indonesia itu baguuuus bangeeed!! Kekayaan alamnya dll...
HapusKeren banget pemandangan bawah airnya mbak. Jadi pengen kesana :D
BalasHapusMasuk destinasi favorit yaa pulaunya, jadi pengen kesana. Salam kenal Mbak :)
BalasHapusSudah sering Rubiah direkomendasi.
BalasHapusBaca ini jadi semakin mendidih.
Wait for me, Rubiah!
Duh saya suka takut mbak kalau harus nyelam ke bawah laut takutnya ada hiu atau paus soalnya saya ke tengah laut naik perahu saja takut apalagi turun dan nyelam tambah takut lagi.
BalasHapusThis is a topic that's near to my heart... Many thanks!
BalasHapusExactly where are your contact details though?