“Pulang yuk! Udah malam, ngantuk!” Ajak si bebeb
dengan nada sedikit kesal, karena sudah jauh-jauh keluar rumah, hasilnya nihil. Saya pun
manyun. Duh bagaimana mengirimkan laporan pajak yang deadline-nya tinggal 2 hari lagi ini? Untuk pergi menyerahkan langsung
ke kantor pajak rasanya ngga mungkin kecuali harus mengambil cuti. Padahal cutinya juga limited banget. Belum lagi
kebayang antrean panjang mengular, karena pasti kebanyakan orang melaporkan SPT
menjelang akhir-akhir masa deadline.
Eh, lagi bingung begitu, dengar dari teman katanya ada
laporan pajak online, jadi ngga mesti ribet harus datang ke kantor pajak. Syaratnya
harus punya EFIN, dan EFIN ini didapat di kantor pajak. Berbekal informasi dari
teman juga, yang katanya pengambilan EFIN bisa diwakilkan, malam tadi saya
memaksa si bebeb mengunjungi rumah keponakannya untuk titip mengambilkan EFIN
dari Kantor Pajak Serang. Kebetulan keponakan kerja di daerah Serang, dan dekat
ke kantor pajak.
Menunggu keponakan yang belum pulang, saya iseng-iseng
baca blog tentang tata cara pelaporan pajak online, yang ternyata di situ
tertulis bahwa pengambilan EFIN tidak bisa diwakilkan. Kalaupun bisa, itu
diurus oleh perwakilan kantor masing-masing. Kaget dong saya.
“Kirain datang ke sini mau titip itu sudah tahu
prosedurnya,” kata si bebeb dengan nada suara yang sedikit menyalahkan, “coba
di telepon temannya, bener ngga bisa diwakilkan.”
Berhubung sudah malam, saya ngga enak dong menelepon.
Akhirnya saya hanya kirim Whatsup yang tiada balas. Hiks. Menanyakan pada teman
yang kerja di kantor pajak pun, centrangan Whatsup cuma satu terus menerus. Sepertinya
sinyal pun lelah hayati.
“Kalau ngga bikin laporan kenapa emang? Ngga usahlah,
kalau udah telat mah,” si bebeb mulai bikin sebel.
“Ngga bisa! Nanti kena denda!”
“Berapa dendanya?”
“Rp 10.000.000!” Sahut saya asal nyablak. Si bebeb
kaget, “masa sih?” Saya juga tidak tahu sebenarnya sih sangsi jika tidak bikin
laporan pajak. Eh, apa iya ya sebanyak itu dendanya? Saya intip LG G4 saya, searching
di Mbah Google, berapa denda jika tidak membuat laporan pajak. Hehe, saya
nyengir. Ternyata tidak semenakutkan itu. Tapi tidak menarik perkataan saya.
Saya diam, pura-pura tidak tahu denda yang sebenarnya. Biarin bebeb cuti tanggal
31 Maret. Hihihi, curang yaak.
Kebanyakan dari kita memang malas membuat laporan
pajak, termasuk saya. Ada teman yang cerita bahwa sudah beberapa tahun ini
tidak buat laporan pajak. “Yang penting kan saya sudah bayar pajak,” katanya, “masa
harus bikin laporan lagi.” Dan untungnya dia ngga pernah kena random sampling,
jadi aman-aman saja. Ada yang juga alasannya karena malas antre di kantor
pajak. Ada juga yang bilang, “sama aja yang lapor dan ngga lapor ngga ada bedanya,
mending ngga lapor.”
Haduh, tapi saya tidak seberani itu. Saya tidak berani
untuk tidak melapor. Maklumlah dari dahulu anak mamih, anak baik, tidak suka
melanggar aturan. Bener-bener anak manis kaaan?
Balik lagi ke EFIN, akhirnya saya tidak jadi
menitipkan pada keponakan si bebeb. Saya bawa kembali persyaratan dokumen (KTP
dan NPWP). Saya pasrah, ya sudahlah paling bikin laporan hari Sabtu, dan kena
denda paling mahal Rp 200.000 karena terlambat 2 hari. Tapi saya juga tidak
putus usaha. Saya tweet Ditjen Pajak, menanyakan apakah EFIN bisa diambil di kantor
pajak manapun dan apakah bisa diwakilkan.
Semua jawaban muncul di pagi hari. Baik dari teman-teman
maupun dari KPP Cilegon. Ternyata pengambilan EFIN bisa diwakilkan dan EFIN
bisa didapat di kantor pajak terdekat, tidak mesti mengambil di kantor pajak
domisili. Sempet juga tanya jawab dengan teman yang bekerja di kantor pajak.
“Kena denda Rp 100.000 kalau laporannya tanggal 1
April 2016,” kata teman ketika ditanya apa sangsi kalau terlambat laporan pajak
pribadi.
“Kalau telatnya 1 bulan?” Tanya saya iseng. “Sama Rp
100.000,” jawabnya, “memang kecil, hanya sayang saja berkurang kepatuhan.”
“Kalau sama sekali ngga bikin bagaimana?” Tanya saya
lagi
“Nanti dihimbau Account Representative suruh bikin,”
jawabnya, yang membuat saya berpikir, ah cuma dihimbau ini.
“Pas nanti Account Representative melakukan penyisiran
dan kena, pasti disuruh laporan bertahun-tahun dan kena denda,” lanjutnya
menjelaskan, “sayang kalau ngga lapor, riweuh lah kadituna. Lagian sekarang
tahun penegakan hukum.”
“Gampang kok dengan e-filling, cuma tinggal masukin
angka yang ada di form A1 yang dikasih dari kantor itu saja,” teman meyakinkan
bahwa aplikasi e-filling sangat gampang, “ikuti yang bener ya, jangan ikut yang
ngga lapor,” katanya lagi.
Nah, begitulah ternyata kalau tidak membuat laporan
pajak. Belum bisa membuktikan sih, tapi kalau ada yang mau uji nyali silahkan
dicoba untuk tidak membuat laporan pajak.
Singkat cerita hari ini saya dapat EFIN. Yang kemudian
saya aktivasi langsung dengan cara mendaftar di http://djponline.pajak.go.id/, setelah
itu akan terkirim link untuk aktivasi melalui email. Daaan..., berhubung hari
ini adalah 1 hari menjelang deadline. Susah sekali untuk mendaftar dan memperoleh
link aktivasi sekalipun. Setelah mencoba beberapa kali dengan notifikasi error
di capctha (kode keamanan tidak sesuai), akhirnya berhasil juga mengaktivasi. Itu
pun setelah menggunakan handphone, sedangkan dari kompi, sama sekali tidak
bisa. Sebuah link terkirim ke email saya, dan langsung teraktivasi. Dari sini
hambatan kedua pun muncul, ternyata saya tidak bisa login. Sepertinya server
pajak sedang down karena saking banyaknya yang mengakses. Duuh, sebal sekali.
Berkali-kali dicoba pun ternyata tidak bisa. Teman saya malah tidak bisa sama sekali
daftar atau register di websitenya. Setiap kali dimasukan data, website selalu
bilang bahwa NPWP telah terdaftar.
“Ah, ngapain bikin laporan pajak?” Tiba-tiba sebuah
suara mengagetkan saya dari belakang, ketika sedang ruwet-ruwetnya mencoba login
ke e-filling yang hasilnya gagal melulu. “Saya seumur-umur ngga pernah bikin
laporan pajak,” katanya lagi.
What’s! Parah banget sih
nih sesepuh!
“Serius?” Tanya saya setengah ngga percaya. Dia
menganggukan kepalanya, “serius lah.” Saya pun terbengong ria. Kok bisa? Ngga
pernah kena sisir Account Representative lagi.
“Waaah! Ternyata ada yang lebih parah dari gua,” ledek
saya. Dia pun tertawa, “iya ngga pernah bikin laporan pajak kayak ginian. Yang
bikin menteri keuangan di rumah.”
Arrghh! Gubraaaak!! Bantal, mana bantal? Pengen nimpuk
ngga sih rasanya. Orang lagi kesusahan masukin e-filling, eh sombong sekali dibikinin
sama menteri keuangan rumah.
“Udah, tenang aja. Diperpanjang ini kok,” katanya
melihat muka saya yang udah pengen nimpuk.
“Ah, yang bener diperpanjang?” saya setengah ngga
percaya sekaligus agak lega. Berarti masih ada waktu dong untuk bikin laporan
pajak. Ngga mesti terburu-buru. “Serius, ada edarannya. Diperpanjang sampai 30
April,” sahutnya sambil mengunyah makanan.
“Ah, tanggal 30 April mah, deadline untuk laporan
pajak perusahaan kali,” kata saya menyangsikan perkataannya. “Nanti saya
kirimin Whatsup,” katanya.
Sebelum dia kirim Whatsup, saya sudah tweet duluan
dong ke KPP Cilegon, menanyakan apa betul kabar e-filling diperpanjang? Dan dijawab dengan manis oleh pemilik
account KPP Pratama Cilegon, bahwa berita itu betul adanya.
Yeaah! Yippy! Masih lama eung! 30 April 2016! EFIN udah dapat
walaupun situasi sempat sedikit menghangat sama si bebeb. Aktivasi pun kelar,
tinggal isi e-filling nih! Mudah-mudahan
sih ngga ada masalah. Soalnya teman ada juga yang saat masukin data malah
keluarnya selisih melulu, ngga nihil. Ternyata kudu pake trik tertentu juga
katanya supaya hasilnya nihil, sesuai dengan form A1 nya.
Berhubung saat ini belum berhasil masuk e-filling, untuk artikel e-filling dan beberapa pengalaman
mengisi e-filling, saya posting
terpisah ya nanti. Terima kasih buat teman-teman yang telah membantu sehingga
saya akhirnya bisa dapat EFIN, juga account twitter KPP Pratama Cilegon yang
berbaik hati melayani cuitan-cuitan saya seputar EFIN.
Sekarang mau bikin rujak alpukat dulu plus gula jawa. Ciao!
samalah klo gtu mbak,, ngantri buat dapetn e-FIN nya aja udh males kali, rame pooll
BalasHapusAlhamdulillah e-FIN nya dah dapat. Bisa dititip ternyata. Tinggal nunggu webnya stabil nih. Kemarin belum bisa juga. Hari ini saya belum nyoba.
HapusWalopun ini aku lakuin tiap thn, teteeeep aja kdg lupa caranya, apalagi sjk mulai e-filing. eh, e-fin bisa kok bak diwakilin.. lah aku kan yg ambilin e-fin OB kantor wkt itu.. soalnya aku g bisa kluar.. jd kita sekantor nitip ama OB..tinggal kasih ktp ama npwp nya aja.. dikasih tuh..
BalasHapusyg thn ini, krn aku baru abis lahiran, jadinya suami lgs dtg ke kantor pajak, dan minta diajarin di sana ;p.. biasanya sih tahun2 kmrin slalu aku yg ngerjain
Iya Mbak, ternyata bisa diwakilkan. Saya khawatir duluan, gara-gara baca di beberapa blog ngga bisa diwakilkan harus diambil sendiri. Kecuali yang kolektif dari kantor.
HapusHihi, Mbaknya juga menteri keuangan yak. Tahun ini menteri keuangannya cuti melahirkan jadi suami langsung urus sendiri ya Mbak.
Selamat ya Mbak atas kelahirannya.
Aku masih bingung soal pajak gini -,-
BalasHapusSama Mbak, saya juga bingung. Haha, 2 hari lalu terus-terusan coba registrasi dan laporan e-filling ngga bisa-bisa. Untung diperpanjang pelaporan e-fillingnya. Huffh leganya...
Hapusuntung di kantor ada yang memang kerjaannya ngurusin pajak yg mau direpotin sm yg bolot kayak saya... Barengan ke kantor pajak utk efin dan dia bantuin isi form spt online :))))))
BalasHapusWaah enaknya Mbak Ria...
HapusSebetulnya sih di kantor dikolektif pelaporannya, ngisi form terus dikumpulin tanggal 18 Maret paling lambat. Tapi, saya lupaaaa...duh, jadi harus laporan sendiri.
Kalau suami saya kemarin semua diurusin kantor mbak Levi, tinggal simpan berkasnya aja, Iya sih pakai EFIN segala sekarang ya :)
BalasHapusUntung ada perpanjangan ya mbak, jadi bisa sedikit lega ngurusnya :)
Katanya pakai e-FIN lebih gampang, ngga mesti datang kekantor pajak dan ngga perlu antre. Iya Alhamdulillah diperpanjang. Hehe. Lega rasanya.
HapusE-Filling pajak itu sudah lama sebenernya, saya sudah pakai kurang lebih empat tahun ini. Gampang kok nggak sampai lima menit sudah terkirim itu SPT Tahunan.
BalasHapusKemarin mungkin lagi banyak yang akses ke websitenya sehingga sulit diakses. Sebelumm tanggal 30 sih masih bisa, lancar. Pas tanggal 30 dan 31 itu error melulu. Sampai akhirnya saya kibarkan bendera putih. Hehe.
HapusKlo sekarang sih sdh ga seribet dulu..
BalasHapushuft.. pajak :(
Sudah banyak perbaikan ya Mbak?
HapusSaya lihat juga begitu. Sekarang mereka juga punya media sosial seperti twitter untuk berinteraksi dengan para wajib pajak yang kesulitan. Kemarin pun si Mbak atau mungkin si Mas dari KPP Pratama Cilegon sangat responsive sekali menjawab tweet saya yang bertanya seputar pelaporan pajak online.
sekarang membayar pajak gak perlu ngantri yah Mbak :)
BalasHapuskalo kami sudah dibayarin perusahaan dan tinggal dilaporkan saja, namun ada staf khusus yang mengatur itu jadi kami santai saja sih :)
Jika sudah punya EFIN ngga mesti antre lagi, kecuali passwordnya lupa, hehe. Wah, enak kalau ada bagian khusus yang ngurusin pelaporan pajak. Saya juga dibayarkan perusahaan sih kalau pajaknya, untuk pelaporan, di kami ada juga pengumpulan kolektif, cuma saya lupa untuk mengumpullkan laporan di kantor..hiks.
HapusSaya mau lapor malah ditolak, krn nomor npwp di kartu dan di kantor pajaknya beda... aneh...
BalasHapusini mungkin hampir sama dengan kasus teman saya. Dia minta efin, pas registrasi onlinenya malah dibilang npwp telah terdaftar, padahal doi ngerasa belum mendaftar. Tapi akhirnya beres Mbak..., ngga tau juga tiba-tiba bisa ajah...xixi. Mungkin softwarenya lelah hayati...
Hapusini mungkin hampir sama dengan kasus teman saya. Dia minta efin, pas registrasi onlinenya malah dibilang npwp telah terdaftar, padahal doi ngerasa belum mendaftar. Tapi akhirnya beres Mbak..., ngga tau juga tiba-tiba bisa ajah...xixi. Mungkin softwarenya lelah hayati...
Hapus