Kali ini
saya mau review salah satu hotel di Bogor, yaitu Hotel Santika yang terletak di
Jalan Raya Padjadjaran.
Awalnya saya pikir apanya yang
menyenangkan menginap di Hotel Santika Bogor ini. Saat itu ingatan saya
melayang pada sebuah hotel di Bogor, dimana kami pernah menginap bertahun-tahun
lalu. Namanya saya lupa, tetapi entah kenapa pikiran saya mengasosiasikan hotel
tersebut dengan Hotel Santika.
Melalui aplikasi Google Maps, saya
melihat bahwa hotel ini sangat dekat dengan pintu keluar Jagorawi arah Bogor,
tidak jauh dari Terminal Baranangsiang dan sangat dekat dengan Kebun Raya
Bogor. Tetapi bagi saya kurang begitu menyenangkan melihat fakta ini, karena
letak hotel ini agak cukup jauh dari tempat yang akan saya tuju selama 3 hari. What’s a pity of me!
Dan betul saja, hotel ini tidak jauh
dari Terminal Baranangsiang. Dikarenakan kami datang pagi, dan waktu check in
masih di siang nanti, maka saya akan menitipkan barang-barang terlebih dahalu.
Dari arah keluar Jagorawi arah Bogor, kita berbelok ke kanan, menyusuri Jl.
Raya Padjadjaran dan mencari putaran balik, karena Hotel Santika ini letaknya
di seberang Kebun Raya Bogor. Pintu masuk hotel sempat terlewat, karena saya
mengira bahwa itu adalah pintu masuk ke Botani Square, mall terbesar di Bogor.
Sebetulnya tidak salah, karena Hotel Santika ini satu komplek dengan Mall
Botani Square. Lucunya lagi, saya sempat berputar-putar mencari pintu masuk
hotel. Duh, kampungan sekali yak.
Setelah memasuki Hotel Santika,
segera saja pandangan saya yang awalnya biasa-biasa saja, berubah. Hotel ini
masuk dalam daftar saya, jika saya akan datang lagi ke Bogor. Nah, apa yang
merubah pandangan saya?
1. Lokasi strategis, hanya kurang
lebih 40 menit dari Jakarta
Lokasi Hotel Santika sangat
strategis. Terletak di Jalan Raya Padjajaran dan tidak jauh dari keluaran
Jagorawi. Dari Jakarta sepertinya hanya memerlukan waktu kurang dari 1 jam.
Saya sendiri berangkat dari Cilegon memakan waktu kurang lebih 2-2.5 jam
perjalanan.
Selain lokasinya yang strategis, kamar hotel cukup besar. Kemarin saya memilih kamar superior dengan kasur twin. Tersedia akses wifi di setiap kamar, dengan password yang akan diberikan saat check in. Koran lokal disediakan setiap pagi di depan pintu kamar masing-masing.
Selain lokasinya yang strategis, kamar hotel cukup besar. Kemarin saya memilih kamar superior dengan kasur twin. Tersedia akses wifi di setiap kamar, dengan password yang akan diberikan saat check in. Koran lokal disediakan setiap pagi di depan pintu kamar masing-masing.
2. Kolam Renang yang cozy
Hotel Santika Bogor juga memiliki
fasilitas kolam renang yang dapat memanjakan pengunjung. Kolamnya relatif lebih
kecil jika dibandingkan dengan Hotel Paragon Tangerang, tempat saya menginap
sebelumnya. Kolam renang Hotel Santika, terletak di lantai 3, bersebelahan
dengan restoran hotel. Berada di area yang sama, terdapat fasilitas spa dan
massage.
Saat malam hari, duduk di tepi kolam
renang sungguh menenangkan pikiran. Hamparan air kolam, dipadu dengan suasana
malam yang sunyi, membuat kita serasa berada jauh dari hiruk pikuknya kota yang
terkadang membuat kening berkerut.
3. Satu komplek dengan Mall Botani
Square
Mall Botani Square ini merupakan
mall terbesar, terlengkap dan terbaru yang ada di kota Bogor.
Dari dalam Hotel Santika, ada jalan
tembus masuk ke dalam mall ini. Dari lantai LG, ada lorong masuk menuju lantai
paling bawah Botani Square. Bermacam-macam tenant ada di mall ini, seperti
Gramedia, Electronic City, Kids Toys, Panorama Tours, Charles & Keith,
Crocodile, Giant, Fun World.
Tetapi dari semua itu, yang paling
saya suka adalah lantai Food Courtnya. Wah, ternyata lengkap juga. Mungkin
karena saya penggila makan, apapun menyangkut makanan pasti saya tertarik,
apalagi dekorasinya lucu-lucu. Saya melihat ada satu kedai bernama Sagoo
Kitchen, dengan dekorasi yang serba jadul. Buat yang ingin bernostalgia dengan
masa lampau, atau generasi muda yang ingin tahu suasana masa lampau, bisa
mampir di sini. Selain itu ada juga Bakmi GM, Yoshinoya, Master Wok, KFC, Rawon
Goendoel, Mujigae, Ichiban Sushi, Rice Bowl, Chatime, Lotteria, Han Suki,
Cimory dan lainnya. Semua yang disebutin
di ada di lantai 2 Botani Square. Di lantai dasar pun sebetulnya lumayan banyak
juga tempat makan yang dapat dikunjungi, seperti: Pizza Hut, Old Town White
Cofffee, J.CO Donat & Coffee, Ta Wan, Steak 21, dan lain-lain. Yang hobby
makan, siap-siap bingung deh mau coba yang mana.
Di Botani Square, saya mencoba
olahan udon dan tempura di salah satu restoran yang ada di lantai foodcourt.
Rasa udonnya enak, dan tempuranya juga lumayan. Seandainya ada kesempatan
datang lagi ke Bogor, saya ingin mencicipi aneka macam makanan yang ada di
sini. Nama kedainya Marugame Udon.
4. Dekat Kebun Raya Bogor
Kota Bogor tidak pernah lepas dari
Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor. Kedua tempat ini seolah telah melekat dan
tidak bisa dipisahkan dari Kota Bogor. Terletak di tengah Kota Bogor, kebun
raya yang mempunyai luas kurang lebih 87 hektar ini, konon kabarnya telah ada
setidaknya sejak masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja, Prabu Siliwangi yang
memerintah di tahun 1474 – 1513. Sang Prabu membuat hutan buatan ini dengan
tujuan menjaga kelestarian lingkungan.
Dengan berjalannya waktu, Kebun Raya
Bogor berubah menjadi kebun cantik bergaya Inggris klasik. Hal ini tidak lepas
dari kontribusi Thomas Stamford Raffles yang karena kecintaannya terhadap dunia
botani, mengundang W. Kent, seorang ahli botani Inggris yang ikut dalam
pembangunan Kew Garden di London.
Selain ada istana kepresidenan,
Istana Bogor, jika kita mengelilingi Kebun Raya Bogor, ada beberapa tempat yang
dapat kita singgahi seperti Museum Zoologi, Istana Bogor, Herbarium, Tugu Lady
Raffles, dan lainnya.
5. Staff yang ramah
Satu lagi yang saya suka di Santika
Bogor adalah staff-nya ramah-ramah. Yang lucu adalah saat melewati jalan pintas
menuju ke Botani Square yang berbentuk lorong memanjang. Dipertengahan area
hotel dan area mall dibatasi oleh pintu kaca. Kanan-kiri hanya berupa kaca, dan
ada ruang-ruang jaga sebelum memasuki area hotel. Suasananya sepi. Saat saya
melewati lorong tersebut, pintu kaca terbuka sendiri. Hmmm...rupanya penjaga
yang bertugas membukakan pintu tersebut untuk kita. Saya pikir kebetulan, tapi
berikutnya saya bolak-balik ke situ, selalu saja pintunya dibukakan. Sumpah,
serasa jadi putri raja saja deh.
6. Breakfast selera Nusantara
Pernah nggak sih nemu hotel, dimana menu sarapan paginya ada bermacam-macam jamu? Terus terang, saya baru menemukan di Hotel Santika Bogor. Ada beras kecur, ada kunyit asem, dan lainnya. Sepertinya sudah agak lama saya tidak melihat jamu-jamu ini dituangkan dari botol kaca bulatnya yang khas di yayu penjual jamu gendong.
Menu sarapan lainnya yang dihidangkan pun tidak hanya selera western, tetapi juga selera Nusantara yang lengkap. Ada aneka sambal nusantara, lalapan, toge goreng, doclang, aneka gorengan seperti bakwan jagung, ada tempe bacem, ada soto, daging gepuk. Pokoknya selera nusantara deh.
7. Cari oleh-oleh gampang
Pergi ke luar kota tentunya tidak
lepas dari kegiatan berburu oleh-oleh khas tempat yang kita kunjungi. Di kota
Bogor sendiri dengar-dengar banyak tempat makanan dan tempat oleh-oleh enak.
Tapi dasar saya yang kudet, saya bingung, oleh-oleh kota Bogor apa yak? Yang
saya ingat cuma lapis Bogor, yang sempat hit beberapa waktu belakangan ini.
Entahlah, apakah saat ini masih hit atau tidak. Tapi yang pasti, saya belum
pernah mencoba kue yang katanya bikin orang antri saat beli dan dibatasi
pembeliannya. Jadi, bagi saya, lapis Bogor tetap merupakan oleh-oleh prioritas
saya.
Nah, untuk membeli oleh-oleh,
ternyata tidak mesti jauh-jauh putar-putar kota Bogor, karena tidak jauh dari
Hotel Santika Bogor, terdapat tempat yang menjual oleh-oleh Bogor. Ada beberapa
toko, yaitu Oleh-oleh Sentra Kita dan Rumah Talas Bogor. Awalnya saya bingung
mana yang harus saya masuki. Akhirnya saya masuki keduanya dan membeli beberapa
varian Lapis Bogor: rasa talas original, rasa talas keju, rasa durian, rasa
coklat di toko Sentra Kita. Sedangkan di Rumah Talas Bogor, saya membeli
brownies talas kukus dan kue gampit. Harga lapis dan brownies berkisar antara
Rp30.000 – Rp35.000, tergantung dari jenisnya. Selain lapis dan brownies juga
terdapat aneka jenis oleh-oleh lain, seperti pancake durian yang dijual satuan
atau dijual per 6 biji.
Tips Berkunjung Ke Kota Bogor
1. Be prepared! Sulit dapat
taksi di Bogor
Di Bogor sepertinya sangat sulit
mendapatkan taksi. Ketika saya hendak kembali ke hotel, saya meminta tolong
untuk dipanggilkan taksi, tetapi orang yang saya tanya malah menyarankan saya
naik angkutan kota, karena menurutnya di Bogor sangat susah taksi. Entahlah,
kenapa waktu itu saya tidak kepikiran untuk minta disediakan jemputan dari
hotel ya. Tapi, ada untungnya juga sih naik angkutan kota, setidaknya saya
sedikit tahu jalanan di kota Bogor yang dilewati angkutan kota tersebut.
2. Ketahui rute angkutan umum
Bogor sendiri selain terkenal dengan
sebutan kota hujan karena memiliki curah hujan rata-rata/tahun sekitar
3.500-4.000 millimeter, rupanya mempunyai nama lain yaitu kota sejuta angkot.
Tidak heran, Mas dan Mbak yang saya tanya malah bengong dan berpandang-pandangan
kebingungan, ketika saya bertanya dimana saya bisa memesan taksi untuk kembali
ke hotel. Atau malah ngga mustahil mereka menganggap, sok banget sih pake taksi. Sumpah, baru tahu nggak ada angkot di
Bogor. Btw, ini kebalikannya dari Bali, yang mana justru di sana sangat sukar
menemukan angkutan umum. Percaya ngga percaya sih di Bogor susah dapat taksi.
Untuk yang tidak membawa kendaraan
pribadi, sangat penting mengetahui rute angkot. Angkotnya banyak sekali! Saya
saja bingung naik angkot yang mana, untungnya banyak juga peserta yang berasal
dari Jakarta yang tahu seluk beluk kota Bogor, jadi saya tinggal mengikutinya,
karena pasti tujuan mereka ke Baranangsiang.
3. Siap selalu payung atau jas hujan
di tas
Udah tahu dong julukan Kota Bogor?
Yup! Hujan, Petir, dan Angkot! Jadi, di sini berlaku pepatah, sedia payung
sebelum hujan. Selama 3 hari di Bogor kemarin, sepertinya selalu gerimis
mengundang. Jadi terpaksa saya mengurungkan niat walking-walking around, hihi.
Ah, sebenarnya sih memang malas keluar saja.
4. Lebih baik tahu peta
Di Bogor, rupanya banyak juga jalur
satu arah. Saya saja kalau tidak menggunakan aplikasi Waze atau Google Maps
mungkin sedikit bingung, soalnya angkutan kotanya muter-muter. Jadi ceritanya,
saat pulang dari pelatihan, hari pertama saya ikut teman menaiki angkot yang
mengelilingi Kebun Raya Bogor, nah hari kedua, bingung, asal naik angkot, yang
ternyata rutenya berbeda dengan hari sebelumnya. Hmmm...untungnya ada aplikasi
Waze dan Google Maps, yang bisa membantu biar kita ngga buta-buta banget lagi
ada di area Bogor sebelah mana.
Nah, begitulah cerita menginap di Santika Bogor.
recomended bgd nih hotelnya
BalasHapustengkiu infonya yak
Wuaahh jadi pingin ke hotel ini deh. :D Kapan bisa ke Bogor ya? :(
BalasHapushotelnyaa lengkap banget yaa sampe deket mall dan tmpt beli oleh2, startegis untuk di Bogor :)
BalasHapusIhiiyyy... saved!!! Terima kasih mba Vina...
BalasHapusKeren
BalasHapus