AIR ASIA QZ TO SINGAPORE
Pesawat Air Asia yang
membawa kami dari Jakarta mendarat di Bandar Udara Changi. Setelah perjalanan
kurang lebih 1,5 jam dari Soekarno Hatta. Hmmm...akhirnya setelah perjalanan
dari Cilegon, jam 12 malam dan bermalam di bandara, kami dapat menghirup udara
Singapura. Ini perjalanan luar negeri pertama buat Azka. Air Traffic Controller
Changi Airport terlihat menjulang. Dari sini kami, rombongan Gong Traveling,
akan melanjutkan perjalanan menuju tempat menginap di Adamson inn yang terletak
di daerah Bugis, Singapura. Tentu saja, untuk mencapai Bugis, terlebih dahulu
kami harus melewati pemeriksaan imigrasi juga membeli tiket MRT di Terminal-3.
Beberapa dari kami pernah
melakukan perjalanan ke Singapura, dan kali pertama untuk sebagian lainnya.
Rombongan kami yang berjumlah 13 orang, terdiri dari berbagai jenis usia,
dengan lebih dari separuhnya adalah remaja dan anak-anak. Orang dewasa hanya terdiri
dari Gol A Gong, Ibu Nufus, Pak Sigit, Ayahnya Fajri dan saya. Ya, tujuan dari
perjalanan ini adalah sebagai media pembelajaran untuk anak-anak. Mereka
dilatih untuk melakukan observasi, berkomunikasi, mencari informasi, merasakan
sendiri kehidupan di negeri nun jauh, dan juga menuliskan pengalaman mereka.
CHANGI, HERE WE COME AGAIN!
Mengisi kartu embarkasi/debarkasi Singapura |
Satu demi satu orang memasuki
gerbang scanning. Saat giliran saya tiba, si petugas lelaki meminta saya
melepaskan jaket jeans yang saya kenakan. Lho, bagaimana ini? Saya baru sadar,
bahwa saya mengenakan kemeja kutung dibalik jaket jeans, kalau jaketnya
dilepas, lengan saya akan kelihatan. "I can't put off my jacket,"
saya kebingungan mencoba menjelaskan, menggelengkan kepala sambil menunjuk ke
arah jilbab saya. Untungnya seorang petugas wanita melihat kejadian itu, dan
memberitahu petugas laki-laki, bahwa jaket yang saya kenakan bukan termasuk
jaket yang harus dilepas. Huft! Lega rasanya.
Here, we come Singapore! |
"Siapkan pasport dan kartu
yang tadi diisi di pesawat ya," seru Gol A Gong, "yang belum lengkap,
segera dilengkapi. Kita akan menunju loket imigrasi."
Saat kita traveling ke
Singapura, kita wajib mengisi kartu kedatangan/keberangkatan. Biasanya ini
dibagikan di atas pesawat. Jika tidak diberikan bisa minta kepada pramugari.
Kartu ini terdiri dari 2 bagian yang bisa disobek. kartu kedatangan akan
disimpan oleh petugas imigrasi sedangkan bagian keberangkatan disimpan oleh
kita dan akan diminta saat kita meninggalkan Singapura. Data-data yang
diperlukan adalah nomor passport, nomor penerbangan, alamat tinggal selama di
Singapura dan beberapa data identitas lainnya.
IMIGRASI CHANGI
Loket imigrasi agak sepi,
sehingga tidak perlu antri untuk masuk jalur pemeriksaan. Saya memastikan semua
dokumen perjalanan. Passport sudah di tangan, kartu embarkasi/debarkasi
pun sudah diisi lengkap dan saya selipkan dalam passport. Tapi, tetap saja,
setiap akan melewati pemeriksaan imigrasi selalu menyisakan kecemasan akan
kekurangan dokumen perjalanan.
Nemu drinking water, berasa di Singapura |
"She is your daughter?" Tanyanya, sambil membolak balik
passport, entahlah, mungkin melihat kecocokan foto dengan aslinya.
"Yes," sahutku. "How
old is she?" Aduuuh, come on,
I'm already thirties almost fourties,
runtuk saya dalam hati. Dikiranya saya masih anak sekolah apa? Uni Liza dan
Mbak Irma, di depan ketawa ketiwi.
"6 years old," jawabku. Dia kelihatan belum puas dengan
jawabanku. Masih ada beberapa pertanyaan susulan lagi. Dimana tinggal selama di
Singapura, berapa lama, dan sebagainya. Akhirnya saya berhasil keluar dari
jalur imigrasi, setelah menjawab pertanyaan-pertanyaannya.
"Elo sih, kecil-kecil punya
anak," ledek Mbak Irma. Uni Liza ketawa tambah seneng.
Hmmm...syukurlah, Kali ini, saya
tidak dicurigai sebagai "child
trafficking", tidak seperti waktu pergi bersama Aisya beberapa tahun
lalu. Mungkin muka Azka terlihat lebih mirip dengan raut muka saya. Sebetulnya "child trafficking" hanya
sebutan saya saja. Bisa jadi memang itu prosedur standar untuk menanyakan
beberapa informasi terkait embarkasi dan debarkasi. Mungkin juga saya sedikit
lebay, menginterpretasikan tatapan dan pertanyaan sang petugas yang sedikit
rinci mengenai Aisya, sebagai bentuk kecurigaan. Tapi bisa jadi juga wujud kesebalan
dan jealous saya melihat Uni Liza dan Mbak Irma yang melenggang mudah melewati
jalur imigrasi dan ketawa-ketiwi melihat saya dibombardir pertanyaan oleh
petugas imigrasi.
Menunggu yang lain lolos antrian imigrasi |
#*Gubraaaakk! #?!
Pengalaman saya mungkin masih
tidak semenyeramkan yang lain. Gol A Gong bilang bahwa setiap membawa rombongan
selalu ada yang di ciduk imigrasi, dicurigai karena nama. Tahu sendiri daerah
Banten nama-nama Islam nya cukup kental. Dan pas kebetulannya, beberapa orang
yang diduga teroris juga ditemukan di daerah Banten.
Bismillah, semoga lancar
melewati jalur imigrasi.
Saya menyerahkan 2 buku
passport, punya saya dan Azka, pada petugas imigrasi. Dia membuka passport
Azka. "She is your daughter?"
Tanyanya, masih melihat pada lembar passport dan mengambil lembar putih
kedatangan dan keberangkatan. Oh, not
again! Dia Mudah-mudah tidak dicurigai sebagai trafficking lagi, karena bawa Azka. Please, jangan curigai saya!
Tips di bandara:
1.
Lengkapi kartu embarkasi dan debarkasi sebelum memasuki antrian
imigrasi. Isi dengan lengkap. Jika tidak bermaksud bermalam di Singapura dan
akan melanjutkan perjalanan ke Malaysia misalnya, untuk alamat tempat tinggal
bisa dituliskan transit.
2.
Untuk yang berjilbab, usahakan kalau tidak mengenakan jaket jeans
sebagai penutup baju tanpa lengan. Coba kalau tidak ada petugas wanita, berabe
juga kalau harus melepas jaket. Untuk menjelaskan pun perlu waktu.
3.
Dokumen perjalanan seperti passport, tiket pesawat diusahakan
dalam satu tempat. Untuk yang melepas anak-anaknya sendirian dalam rombongan
wisata, bisa ditiru juga tips yang dipakai anak-anak saat traveling bersama
Gola Gong, mereka mempunyai kantung passport yang dikalungkan di leher.
4.
Usahakan air minum dalam botol sudah tidak berisi, karena biasanya
petugas akan menyita minuman kita, atau jika kita tetap ingin membawa tempat
minum, air di botol harus diteguk habis. Nah, disini sering kali kita lupa,
untuk penerbangan internasional biasanya tidak diperkenankan membawa cairan
melebihi ukuran tertentu.
5.
Jika bersama rombongan, pada saat di antrian imigrasi lebih baik
menyebar, supaya lebih cepat, dan cari antrian yang kosong. Toh begitu keluar
dari pemeriksaan imigrasi bisa saling menunggu atau berkumpul kembali.
6.
Jangan grogi saat pemeriksaan imigrasi. Ajak senyum saja si
petugas imigrasinya. Biasanya suka ada random sampling, beberapa akan di bawa
ke ruangan untuk ditanya-tanya. Menurut petugas di sana sih, hal tersebut
normal. Tapi herannya yang suka kena sampling adalah nama-nama yang berbau
Islam, apalagi dengan nama depan Muhammad. Nah, kalau seperti ini, jangan
panik, selama dokumen perjalanan lengkap, foto sesuai dengan di passport, KTP,
SIM dan lain-lain tidak perlu khawatir. Worst case-nya, jika bermasalah, biasanya mereka akan menghubungi kedubes
Indonesia.
Xixixi, pengalamannya lucu dan seru ya? :D Itu resiko orang imut dan awet muda.
BalasHapusitu dia mbak...saya aja kepedean bilang imut. orang lain mungkin bilang amiiit..hehe
HapusWihhh Aku belum pernah naik pesawat btw :D hoho
BalasHapussaya juga jarang pake bingiiiitz. hehe.
HapusMbak,kalau ke singapore sendirian pada umur 16 tahun.kira2 pas di imigrasi dibolehin lanjut,atau disuruh balik ke indo??.mohon dijawab dong,soalnya ku pengen banget traveling ke sana.tapi ortu ku sibuk dan keluargku takut naik pesawat.tapi aku punya paspor.
BalasHapusNgga ikut travel aja? Banyak kok kmrn yg anak sma ikutan Gong Traveling, ga disuruh balik kok. Kalau sendiri sih mungkin bisa yak, ga ditanya umur sih. Asal ngga bikin prilaku yg bisa dicurigai imigrasi aja. Cuma lebih aman kalau ada yg dampingi kali yak. Wkwkwk. Terus, untuk booking hotel mungkin perlu 18 thn ke atas kalau ga salah.
HapusMbak kalo di imigrasi singapore petugasnya pake bahasa inggrs atau melayu ya? Kalo kita ga bisa bahasa inggris gimana? Thankyou
Hapus