|
Albaik Chicken, Favoritku |
Para
jemaah haji gelombang pertama saat ini sudah mulai pulang ke tanah air. Tak
terasa, 40 hari berlalu dengan singkat. Rindu akan tanah para nabi pun kembali
membuncah begitu kaki menginjak landasan pacu pesawat di Halim. Hmmm...suasana
kedatangan kembali di tanah air, 2 tahun lalu, seperti baru kemarin. Turun dari
pesawat di sambut oleh para petugas Depag Kabupaten Serang, Banten, yang telah
berupaya keras demi suksesnya pelaksanaan ibadah haji di Kabupaten Serang,
Banten. Yang bikin ngangenin adalah perlakuan para pegawai Depag ini yang tidak
membedakan jemaah haji yang ikut KBIH ataupun yang non KBIH.
|
Albaik Chicken, Favoritku |
Masih
ingat dan rasanya masih terdengar di telinga, suara Ibu Itoh, yang menyapa
ramah, "bagaimana kabarnya? Tambah gemuk ya?" Sambil terus
menyalamiku dan cium pipi kiri kanan. Aduuuh, malu sekali. Tambah gemuk? Oh, No, No, No, Gawat!
Kebanyakan
orang sekembali dari dua tanah suci pasti susut berat badan. Perbedaan waktu
yang hampir 4 jam cukup membuat jam tubuh kalang kabut di awal-awal tinggal di
sana, kegiatan yang padat, belum lagi ditambah menu yang disediakan dari
pemerintah ataupun menu kuliner Arab belum tentu cocok dengan lidah semua
orang.
|
Buah Berlimpah dari Katering Haji |
Mungkin
aku termasuk pengecualian untuk masalah makanan dan berat badan. Justru malah
berat badan bertambah setelah kurang lebih 40 hari berada di negeri yang
menjadi saksi kelahiran nabi Muhammad SAW ini. Bagaimana tidak, makanan
melimpah ruah. Mulai dari makanan yang disediakan pemerintah, kuliner Arab yang
mengoyang lidah, belum lagi buah-buahan yang sangat mudah di dapatkan dengan
harga yang murah.
|
Anggur Hijau Murah |
Makanan
dari pemerintah hanya disediakan selama di Madinah dan Armina. Selebihnya kita
harus merogoh kocek sendiri, kecuali untuk provinsi-provinsi tertentu seperti
DKI Jakarta. Menu makanan yang dibagikan sebetulnya menu Indonesia, hanya
saja kadang rasanya sedikit aneh. Terdiri dari nasi, lauk pauk, tumis sayur dan
buah. Sedangkan untuk makan malam, ditambah roti untuk sarapan besok pagi.
Makanan ini disajikan dalam kotak berlapis alumunim foil, tujuannya mungkin
untuk menjaga makanan tetap hangat sampai dibagikan ke tiap maktab.
|
Menu Makan, Tetap Enak Khan? |
Kalau
merasa bosan makanan yang disajikan di maktab, kita bisa membeli di kedai-kedai
Arab, ataupun sekitar maktab, biasanya banyak yang berjualan masakan indonesia
seperti bakso dan nasi uduk. Membeli makanan indonesia, tidak perlu bingung,
secara yang berjualan kebanyakan adalah orang Indonesia yang bermukim di sana,
atau dikenal dengan istilah mukimin. Yang agak ribet ketika ingin membeli
makanan kuliner sana.
Awal
mau membeli makanan di kedai-kedai di Arab, sedikit bingung. Terlebih kita
tidak tergabung dalam kelompok bimbingan haji, atau istilahnya haji mandiri,
sehingga apa-apa kita dituntut tidak bergantung pada orang lain. Bagaimana
tidak bingung, antrian sampai menyemut, belum lagi kalau yang antri orang-orang
India, Bangladesh yang tinggi besar. Akhirnya beberapa kali hanya bisa melihat
dari jauh, sambil berpikir bagaimana cara beli di tengah kerumunan tersebut.
Nah, di sinilah aku merasa beruntung sekali terlahir sebagai mahluk yang
bernama perempuan. Kenapa?
|
Kare Ayam, Masakan Arab India |
Saat
bengong antri sebelah mana, karena didominasi laki-laki, dari arah depan bapak
penjual memberikan kode melambai-lambaikan tangannya. Aku balik menunjuk jari
ke arah badan sendiri, si bapak mengangguk sambil memberikan isyarat dengan
tangan dan wajahnya: mau beli apa? Berapa?
|
Ayam Bakar + Kecap Bango, Makyus! |
Alkisah
aku berhasil mendapatkan nasi lemak dan ayam panggang tanpa repot-repot antri.
Ternyata memang enak sekali. Setelah tahu triknya seperti itu, tiap kali antri
beli makan, dari jauh aku cukup memberikan isyarat dengan jari berapa nasi dan
ayam yang mau kubeli, dilayani lebih cepat tanpa antri.
Nasi
lemak dan ayam panggang ini kesukaanku (sebetulnya nggak tahu namanya, cuma
nasinya berbumbu, jadi aku menyebutnya nasi lemak), rasanya nggak bosen-bosen
beli makanan ini. Ayam panggangnya, sampai maktab, dibumbui lagi kecap bango
pedas yang dibawa dari tanah air, wuih rasanya maknyus abiz! Porsinya cukup
besar, biasanya aku beli nasi satu dan ayam sepotong, bisa dimakan
berdua.
|
Sandwich Arab India, Enaaak! |
Selain
ayam panggang dan nasi, aku juga suka makan sandwich khas Arab. Ini banyak di
jual di toko-toko makanan di depan Masjidil Haram, atau di bawah Zamzam Tower.
Harganya pun murah meriah, dan porsinya cukup untuk sarapan pagi. Ada sekali
waktu, sandwich Arabnya enak sekali, tapi lupa lagi belinya di sebelah mana,
karena ada beberapa toko yang menjual makanan sejenis.
|
Roti Halal, Halal (Alias Gretong) |
Roti
Arab, teksturnya lebih kasar dan kering. Berbeda dengan di Indonesia yang
rotinya lembut dan agak sedikit lembab. Bentuknya lonjong-lonjong, biasanya
dimakan dengan kare. Ada juga roti bulat, sejenis roti paratha India, lebih
enak dimakan dengan kare. Di Indonesia juga banyak dijual roti paratha instan,
tapi rasanya berbeda dengan roti di sana. Jangan-jangan aku salah, itu bukan
roti paratha. Hmmm...
|
Ngga Bosen Albaik Chicken |
Mengenai
ukuran porsi makanan, di sana porsinya jumbo punya. Mungkin orang sana suka
sekali makan, sehingga porsinya pun besar. Untuk ukuran saya, 1 porsi itu untuk
berdua. Ayam KFC pun yang dibeli di depan Masjidil Haram, 1 porsi isinya 2
ayam, roti burger, kentang dan air minum cola jumbo. Kalau suka dengan ayam
goreng kentucky, wajib coba Kentucky-nya Arab sana, yaitu Albaik Chicken.
Menurut aku, lebih enak dan lebih murah dibanding KFC.
Satu
lagi favoritku selama di sana, yaitu susu rasa buah-buahan. Kata penjualnya,
susunya enak, bisa bikin nyenyak tidur. Aku ketawa mendengar dia promosi.
Tetapi ternyata memang susu buah botolannya enak, terutama yang rasa mangga.
Slrrrp!
|
Suka Banget dengan Ini |
Susu buah-buahan ini
dikemas dalam botol-botol plastik kecil. Selain susu juga banyak jual jus buah
dalam bentuk botolan. Tidak seperti jus botolan lain, di sini jus buahnya
sangat kental dan rasa buahnya keras banget. Mirip-mirip yoghurt.
Ngomong-ngomong soal
yoghurt, sebetulnya aku ngga terlalu suka yoghurt walaupun tahu manfaat yoghurt
sangat banyak. Aku ngga suka karena rasanya yang asam. Tapi sekarang ada
yoghurt yang asamnya pas, yaitu yoghurt Heavenly Blush. Yang belum tahu
manfaatnya yoghurt, cekidot aja di sini yak: Manfaat Yoghurt Heavenly Blush.
|
Salah Satu Halalan |
Oya,
lupa! Selama musim haji, di sana banyak orang berderma/bersedekah makanan.
Menurut cerita, bagi orang Arab, memberikan makan kepada orang-orang yang
berhaji, pahalanya sama dengan haji. Oleh sebab itu mereka berlomba-lomba
berderma makanan, mulai dari makanan kecil (kue, roti dan buah-buahan/jus buah)
sampai dengan makanan berat (nasi dan lauk pauknya). Yang dapat handphone pun
ada. Ngomong-ngomong handphone, jadi ingat profesi jadi teknisi selama di sana.
Tapi, lain kali ya ceritanya.
|
Ayo Tebak, Apa Ini? |
Jadi
balik lagi ke makanan, yang tidak membawa bekal banyak dari tanah air, rasanya
tidak perlu khawatir, karena setiap hari setelah selesai waktu-waktu sholat,
biasanya pagi hari dan sore hari, di depan maktab atau dalam perjalanan
masjidil Haram ke maktab banyak yang berteriak-teriak: halal! halal!
Nah,
kalau ada yang teriak-teriak halal dan dikerubungi banyak orang, itu artinya
pembagian gratisan. Terkadang malah satu kontainer box di drop di
hotel-hotel maktab setelah selesai sholat Isya. Kalau tidak malu sih, pulang
sholat Isya, jangan naik dulu ke kamar hotel, tunggu saja mobil box
datang..hihihi.
So,
susah makan di Arab? Tidak berlaku buatku. Makanan di Arab hanya enak, enak dan
enak banget. Jadi deh badan melar nggak karuan.
Wah... bikin ngiler, Mbak...
BalasHapusaku juga kangen bgt jus buahnya....craving for it.
BalasHapus