"Ibu, ayo makan di luar!" Rengek Aisya, menarik-narik
ujung baju seragam kerjaku, "pengen yang makan yang segar-segar, Bu."
"Mau makan apa sih Aisyanya? Sayang lho, makanan yang sudah
dimasak Emak kalau kita makan di luar," aku berbalik badan menghadap
Aisya. Bocah kecil itu semakin menekuk mukanya. Sepertinya dia sedang merajuk,
karena hari ini, hari ulang tahunnya, mungkin dia ingin suasana yang berbeda.
Duh, tapi kalau jauh-jauh, badan rasanya mau remuk, inginnya istirahat. Belum
lagi waktu yang terbatas setelah sholat Isya.
"Yang dekat saja ya. Kita makan di warung depan
komplek," ajakku, "katanya ada ikan bakar dabu-dabu yang enak lho.
Ibu pengen nyoba juga. Dengan ragu-ragu, Aisya mengiyakan, "bener enak
yak," ancamnya. Hahaha. Aku mengacungkan jempolku sebagai jaminan.
Kuliner Daerah Serdang, Serang
Ayam Bakar Bumbu Rujak |
Daerah Serdang terkenal dengan kuliner Sego Bebek Samudra. Rasanya
seantero Cilegon dan Serang pasti tahu namanya Sego Bebek Samudra. Teman dari
kota Serang yang lumayan jauh pun, seringkali menyempatkan diri mampir karena
anaknya keranjingan Bebek Samudra ini. Bebek goreng yang satu ini memang sangat
terkenal akan cita rasa sambal mangganya yang pedas menggigit lidah selain juga
daging bebeknya yang empuk dan gurih. Mulai buka di sore hari. Tak heran kalau
Serdang menjelang sore sampai malam sangat padat.
Begitupula suasana malam itu. Keluar dari gerbang komplek
perumahan GSI, terlihat antrian parkir mobil-mobil di depan Sego Bebek Samudra.
Suara tukang parkir sesekali terdengar, membantu pengendara memarkirkan
kendaraannya. Lahan parkir yang terbatas, membuat beberapa mobil terpaksa
parkir memanfaatkan jalanan komplek perumahan di seberangnya.
Satu dua orang terlihat bolak balik menyebrangi jalan. Ya, di
seberang Sego Bebek Samudra terdapat kuliner lain yang tidak kalah enaknya. Ada
nasi goreng dan bakso Mang Slamet yang nendang, ada juga risoles aneka rasa
kesukaan Azka dan Aisya, ada mpek-mpek dan tekwan Salon Lilis serta es kuwut
Bali-nya, sate Madura, dan yang terakhir yang belum pernah aku coba adalah Ikan
Bakar Dabu-Dabu dan Ayam Bumbu Rujak.
Kiosnya bersebelahan dengan mpek-mpek Lilis, sederhana dilengkapi
dengan bangku panjang juga satu set bangku yang lebih kecil. Ada spanduk di
depan gerobak dan satu spanduk panjang yang terpasang di dinding. Tertuliskan
Ayam Bakar Bumbu Rujak dan Ikan Bandeng Bakar Dabu-Dabu Duri Lunak. Yah,
ternyata ikan bandeng bakar, aku kurang begitu suka. Tapi ayahnya anak-anak
sangat suka ikan bandeng.
"Ayah, ikan bandeng bakar?" Tanyaku, yang diiringi
dengan anggukan kecil tanpa kata ciri khasnya.
"Kaka sama Dede mau ikan bandeng bakar atau ayam bakar?"
Aku melirik pada kedua anakku. Yang akhirnya Azka memilih ayam bakar dan Aisya
memilih tekwan di sebelah.
"Ikan Bandeng bakar satu, ayam bakar satu, paha ya Pak,"
pesanku mendekati gerobak jualan.
"Hanya ikan Bandeng ya Pak?" tanyaku, yang dijawab si
Bapak sambil membersihkan meja gerobak, "ada ikan kue, tapi ukuran
besar."
"Oh, ikan Bandeng saja deh Pak," sahutku kemudian yang
diikuti acungan jempol tangannya tanda oke dan si Bapak mulai mempersiapkan
ikan dan paha ayam untuk di bakar.
Tak lama berselang, seorang bapak datang, "masih ada ikan Bandengnya
Pak? Satu ya Pak, dianter di Sego Bebek," pesannya. Rupanya si Bapak
datang bersama keluarganya yang sedang menikmati Sego Bebek Samudra, "lagi
beda selera nih," lanjut si Bapak menerangkan tanpa di minta, sepertinya
sudah lama berlangganan ikan bakar kalau dilihat dari obrolannya yang akrab
dengan sang penjual.
Si Bapak yang satu pergi, di susul dengan para pembeli yang
berdatangan satu demi satu. Wah, rupanya cukup terkenal ikan bakar dan ayam
bakar ini. Selama ini aku kemana saja yak, sampai ngga ngeh ada makanan kuliner yang satu ini.
Seorang ibu membantu bapaknya berjualan. Membawakan kobokan air,
menyuguhkan sepiring nasi dan air teh dan akhirnya membawakan ikan Bandeng
bakar dan ayam bumbu rujak pesanan kita. Dan seperti biasa, siapkan kamera
handphone sebelum makanan dieksekusi.
Ayam Bakar Bumbu Rujak, Tanpa Rujak Buah
"Kebiasaan tuh Ibu, mau makan di foto dulu," kata Azka
keki, mungkin sudah tidak sabar mencolek paha ayam bakar di hadapannya.
"Ikannya fose dulu," komentar si Ibu sambil tersenyum
menaruh lalapan dan sambek pelengkap di meja. Hehe. Jadi malu.
"Bumbu rujaknya mana Bu?" Tanyaku bingung melihat sambal
yang dibawakan ternyata sambal dabu-dabu dan sambal goreng.
"Oh, maksudnya bumbu rujak, bumbu yang dicampurin ke ayam
sebagai bumbu ungkep," Ibu penjual menjelaskan dengan ramah, "bumbu
ungkepnya manis, beda dengan bumbu ungkep Padang, jadi disebutnya bumbu
rujak."
Aku manggut-manggut, "Oh, begitu yak. Kirain bumbu rujak
beneran." Aku ketawa malu. Ternyata hanya namanya bumbu rujak bukan
seperti bumbu rujak untuk buah. Karena proses pembuatan bumbunya percis seperti
rujak, semua bumbu seperti cabe, bawang, garam, gula merah di ulek dan dicampur
jadi satu dengan ayam, kemudian di ungkep, jadilah namanya ayam bakar bumbu
rujak.
Ayam bumbu rujak ini salah satu masakan tradisional asal Jawa
Timur. Aslinya menurut kabar, cita rasanya pedas seperti rujak. Berbahan dasar
ayam muda dan bumbu dasar merah. Tapi jangan khawatir bagi yang tidak suka
pedas, ayam bakar bumbu rujak di sini tidak pedas. Cocok dimakan untuk
anak-anak juga dewasa.
Ikan Bandeng Bakar Dabu-Dabu Duri Lunak
Ikan Bandeng Bakar Sambal Dabu-Dabu |
Pas balik badan menghadap ke meja lagi, ikan bakar dan ayam
bakarnya sudah tidak utuh lagi. Ternyata selama mengobrol, ayah dan anak sudah
tidak sabar icip-icip. Hufh! Belum di foto!
Aku manyun, akhirnya ikutan colek ikan Bandeng bakarnya.
Ehmm...ternyata enak. Dagingnya empuk, gurih dan bumbunya berasa. Langsung deh
tanpa ragu, "Pak, ikan Bandeng bakarnya satu lagi yak!" Aku
mengacungkan angka satu, memberi isyarat ke Bapak penjual untuk menambah ikan
bakarnya satu lagi.
Bandeng memang masakan khas daerah Banten. Berbagai masakan
berbahan Bandeng sangat populer di kalangan masyarakat Banten. Sebut saja sate
Bandeng dan ikan Bandeng tanpa duri. Nah, satu lagi ikan Bandeng bakar
dabu-dabu.
Dabu-dabu sendiri adalah sambal pelengkap yang biasa digunakan
dalam hidangan laut. Dabu-dabu adalah sambal terkenal dari Manado, Sulawesi.
Bahan dasarnya sama dengan sambal lainnya, yaitu: cabai merah, cabai rawit
hijau, tomat sayur merah dan hijau, bawang, garam, dan gula; hanya cara
pembuatannya yang berbeda. Jika sambal lain diulek sampai halus, pada sambal
dabu-dabu, semua bahan dicincang kasar, dicampur dan disiram dengan minyak
goreng panas, kemudian ditambahkan kemangi dan air perasan jeruk.
Ikan Bandeng bakar dabu-dabu menggabungkan cita rasa lokal, yaitu
ikan Bandeng dengan cita rasa sambal Manado. Kreatif juga ya. Yang pasti sih
rasanya segar.
Lapar Apa Doyan?
Azka asyik sendiri makan ayam bakarnya, tanpa bersuara. Tulangnya
pun dijilati, dicari dagingnya sampai ke tempat yang tersembunyi. Sepertinya
enak. Itu anak kalau enak, ngga pernah bersuara, tahu-tahu makanan di hadapan
ludes saja. Adeknya tergoda mencoba, "icip sih Ca," pintanya sambil
mengambil potongan kecil daging ayam dari piring Kakaknya tanpa menunggu
persetujuannya.
"Hmmm...enak Bu! Aku mau ini!" Teriaknya, padahal
semangkuk tekwan masih tersisa di hadapannya.
"Tekwannya habiskan tapi yak," sahutku, sedikit ragu
makanan sebanyak ini bakal kemakan.
"Siaaap!" Aisya nyengir mengacungkan kedua jempolnya,
kemudian melahap tekwannya.
Akhirnya ikan Bandeng bakar dabu-dabu dan ayam bakar bumbu rujak
sesi dua pun habis tandas di lahap, hanya menyisakan piring kosong. Perut
kenyang, hati senang.
"Enak Bu, ayam bakar bumbu rujaknya sama ikan Bandeng
dabu-dabunya. Anak-anak suka ayam bumbu rujaknya, " ujarku pada Ibu
penjual, yang ternyata bernama Ibu Dayat. Ibu Dayat menuturkan bahwa kebanyakan
anak suka dengan ayam bakar bumbu rujaknya.
Selain melayani makan di tempat, Ibu Dayat menerima pesanan ikan
Bandeng bakar dabu-dabu dan ayam bakar bumbu rujak. Satu porsi ikan Bandeng
bakar dabu-dabu dan ayam bakar bumbu rujak, lengkap dengan nasi, lalap dan
sambel dihargai Rp 20.000, yang dapat dipesan melalui nomor handphone
0819-0607-1927.
Ikan Bandeng Bakar Dabu-Dabu, Ayam Bakar Rujak |
Nah, kalau yang memerlukan alternatif lain untuk arisan, ulang
tahun, syukuran ataupun event lainnya, bisa menghubungi nomor di atas. Bisa
juga datang langsung ke Jl. Waringing Kurung, Serdang. Letak kedainya
berhadapan dengan Sego Bebek Samudra dan bersebelahan dengan baso Mang Slamet,
tidak jauh dari perumahan Griya Serdang Indah.
Selamat hunting kuliner Serang, Cilegon seputarnya...
terima-kasih atas kunjungannya :)
BalasHapus