Kuningan terkenal dengan sebutan kota kuda. Di Kuningan banyak terdapat kuda delman yang menjadi favorit orang kota jika mudik ke Kuningan. Entahlah apa ada hubungannya dengan sebutan kota kuda dengan banyaknya kuda delman ini.
Bubur Talo sekarang, aku pikir, rasanya tidak seperti yang kuingat dulu. Entahlah, mungkin sudah beberapa generasi pembuat buburnya, jadi sedikit berbeda. Mang Talonya sendiri sudah tidak membuat bubur, karena sudah meninggal.
Bubur Talo bisa ditemui di bersebrangan dengan mesjid Syiarul Islam, dekat taman kota.
Cara membedakannya mudah. Leupeut berbentuk memanjang, sedangkan koecang berbentuk segitiga. Nah, kalau kebetulan pergi ke pasar bareng anak-anak, bisa sekalian belajar bentuk-bentuk bangun. Hehe.
Kalau aku beli koecang dan leupeut ini di Pasar Darurat, secara pasar ini lebih dekat ke rumah. Pasar ini adanya di pagi hari. Namanya juga darurat, jadi ya seadanya, memanfaatkan ruas jalan. Pagi-pagi ke Pasar Darurat dengan menggunakan motor sangat menyenangkan. Udara dingin mengelus pipi dengan latar pemandangan di depan Gunung Ciremai yang menjulang tinggi.
Saat ini sangat susah mencari awug. Eh, pas pulang mudik kemarin ke Kuningan, ada penjual awug yang mangkal di bawah pohon beringin tua di pusat kota Kuningan. Duh, suka!
Campuran gurihnya kelapa, manisnya gula merah dan lembutnya tepung beras, menjadikan awug bercitra rasa legit.
Dijamin ketagihan setelah mencoba penganan yang satu ini. Sekarang sudah termasuk kategori rare nih.
Ada juga bakso disebelah hucap Mirasa Beringin. Baksonya sedikit berbeda, karena mie dan bakso dimasak saat itu juga. Jadi ketika kita beli, si penjual akan memasak air, memberi bumbu, memasak mie dan bakso. Mirip mie rebus yak. Tapi yang beli berduyun-duyun lho. Dan sopannya, kalau beli bakso dibungkus alias take away, bakso dan kuahnya langsung dibuatkan terpisah. Hmmm...customer oriented! Tau aja, kalau kelamaan kena kuah bisa melar itu mie. Nama bakso ini adalah bakso Mang Engkus.
Mengenai sebutan kuningan dan juga kota kuda ini ada legenda tersendiri. Banyak cerita rakyat yang beredar seputar penyebutan nama ini. Dari mulai cerita kerajaan Galuh sampai babad Cirebon.
Selain kaya akan cerita legendanya, Kuningan juga mempunyai wisata kuliner yang tidak kalah dibanding tempat-tempat lainnya. Nah, apa saja kuliner favorit saya jika mudik ke Kuningan? Yuk, cek daftar kuliner di bawah ini:
1. Hucap
Hucap adalah singkatan dari tahu kecap. Jangan membayangkan makanan kuliner yang satu ini benar-benar hanya berisi tahu dan kecap saja lho.
Hucap terdiri dari ketupat, tahu, bumbu kacang dan kecap. Ketupat untuk hucap berbeda dengan ketupat lebaran yang sering kita jumpai. Ketupat sedikit berwarna kecoklatan, dan agak kenyal.
Di Kuningan, banyak yang berjualan hucap, tetapi yang paling terkenal adalah hucap Mirasa atau hucap beringin, karena lokasinya dibawah berseberangan dengan pohon beringin besar di pusat kota Kuningan. Ngga bakal salah, pohon beringin besar ini dapat dengan mudah kita kenali, karena bentuknya yang unik dan hanya satu-satunya.
Selain hucap beringin, ayahnya anak-anak suka makan hucap sebelah mesjid Syiarul Islam, berdekatan dengan taman kota.
2. Bubur Ayam
Tidak seperti halnya bubur Cirebon, bubur khas daerah Kuningan menggunakan kuah kaldu ayam yang gurih. Bubur ayam Kuningan ini salah satu yang wajib aku cari ketika mudik ke Kuningan.
Beberapa tempat bubur ayam favorit yang ada di Kuningan adalah:
a) Bubur Mang Talo
Bubur Talo ini mungkin yang tertua yang pernah ada di Kuningan. Waktu kecil, bubur Talo ini bisa dibilang bubur mahal dan berkelas, karena rasanya lain daripada yang lain. Buburnya lembut dan gurih, juga kuahnya berasa kaldunya.
Dulu, bapak kalau bawa bubur Talo, dibawa dalam rantang besi. Sampai sekarang suka kebayang-bayang aroma bubur Talo yang dimakan dari rantang.
Dulu, bapak kalau bawa bubur Talo, dibawa dalam rantang besi. Sampai sekarang suka kebayang-bayang aroma bubur Talo yang dimakan dari rantang.
b) Bubur Mang Nana
Kuah kaldu buburnya Mang Nana adalah kaldu kuning. Rasanya tak kalah enak. Selain berjualan bubur ayam, Mang Nana dan istrinya berjualan aneka macam gorengan.
Letaknya bubur ayam ini satu area dengan toko alat-alat pancing dan umpan Radia Jaya, di daerah Pasapen.
Nah, buat para mancing mania, sekalian cari kroto pagi hari untuk persiapan lomba mancing, bisa mampir sarapan di Mang Nana. Oya, buat yang cari batu akik juga bisa tuh di Radia Jaya. Radia Jaya selain melayani para pencinta mancing, juga melayani pencinta burung dan juga batu akik.
3. Serabi
Serabi ini adalah penganan yang terbuat dari tepung beras dan kelapa, kemudian dicetak mengunakan cetakan serabi.
Jika berkesempatan mengunjungi Kuningan, banyak penjaja serabi baik di pagi hari ataupun malam hari. Pagi-pagi buta, para penjual serabi mulai menduduki posnya masing-masing, biasanya dipinggir-pinggir jalan ataupun di area perempatan. Jadi jangan sampai kesiangan, bisa-bisa ngga kebagian.
Beberapa penjual serabi yang kukenal sejak kecil adalah:
a) Serabi Ceu Nur
Tempat mangkalnya adalah daerah Pasapen, di Jalan Otista. Berjualan di pagi hari. Enaknya lagi, hari kedua lebaran sudah buka lapak kembali. Jadi yang cutinya terbatas saat mudik lebaran, tidak usah khawatir tidak bisa mencicipi serabi khas Kuningan.
Kalau di pedagang seperti ini, topingnya suka-suka kita. Misal kita mau tambahkan kacang kedelai manis, tambahkan telor, tambahkan gula, tambahkan oncom dan lainnya. Tapi topingnya ini kita bawa sendiri. Kecuali untuk topping standar seperti bakwan atau yang terkenal sebutan di sana adalah bala-bala, gorengan oncom, dan telor.
Kalau di pedagang seperti ini, topingnya suka-suka kita. Misal kita mau tambahkan kacang kedelai manis, tambahkan telor, tambahkan gula, tambahkan oncom dan lainnya. Tapi topingnya ini kita bawa sendiri. Kecuali untuk topping standar seperti bakwan atau yang terkenal sebutan di sana adalah bala-bala, gorengan oncom, dan telor.
b) Serabi Ceu Mimin
Sebetulnya tak jauh dari letak berjualannya Ceu Nur, hanya beda satu gang. Ya, mereka berprinsip, rejeki mah ngga pernah salah orang. Kalau tidak salah berjualan pagi dan malam.
c) Serabi Ceu Anah.
Dulu yang berjualan ibunya, namanya Ceu Mimin juga. Sekarang sudah berganti ke Ceu Anah. Berjualan di malam hari, di dekat toko Gotong Royong, perempatan Jalan Veteran.
d) Serabi Inul
Topping serabi di sini lebih modern, mirip-mirip serabi Bandung. Ada oncom pedes, sosis, ceres, dan lainnya. Tempatnya pun tidak seperti penjaja serabi traditional, ini lebih dikelola, ada tempat untuk makan-makannya.
Jangan salah tempat ya, buka sore hari sampai malam. Tempatnya ada di sekitar Ancaran.
Jangan salah tempat ya, buka sore hari sampai malam. Tempatnya ada di sekitar Ancaran.
4. Tahu Lamping atau Tahu Kopeci
Tahu ini adalah khas kota Kuningan. Jika dibandingkan tahu Sumedang, tahu Lamping lebih berisi, tidak kopong.
Kalau beli tahu Lamping, harus sabar antri, karena peminatnya banyak. Sekitar tahu Lamping banyak juga yang berjualan tahu. Tapi yang paling maknyus tetap tahu Lamping asli.
Jika musim mudik lebaran, jangan tanya deh kemacetan yang ditimbulkan. Orang Kuningan yang menetap di sana aja sampai malas pergi ngantri di tahu Lamping ini. Tahu ini enak dimakan dengan buras. Buras yang tersedia adalah buras oncom dan buras polos. Untuk teman makan tahu, menurut aku enak buras polos. Buras oncom sepertinya enak dimakan dengan bakwan.
Jika musim mudik lebaran, jangan tanya deh kemacetan yang ditimbulkan. Orang Kuningan yang menetap di sana aja sampai malas pergi ngantri di tahu Lamping ini. Tahu ini enak dimakan dengan buras. Buras yang tersedia adalah buras oncom dan buras polos. Untuk teman makan tahu, menurut aku enak buras polos. Buras oncom sepertinya enak dimakan dengan bakwan.
Untuk mendapatkan tahu ini, tinggal meluncur ke Lamping, pertigaan sebelum pertanian dari arah Kuningan kota.
5. Tahu Gejrot
Tahu gejrot lain lagi. Tahunya kopong, lebih ringan. Tahu gejrot biasanya dari daerah Ciledug. Bumbu dibuat langsung, menggunakan gula merah, bawang putih, bawang merah yang diulek kasar di atas piring gerabah kecil, jika suka pedas bisa ditambahkan cabe. Dan kenapa dinamakan gejrot? Mungkin karena bumbu yang telah diolek digejroti air kecap encer dari botol. Jadi dinamakan tahu gejrot.
Bisa ditemui di mana? Di taman kota juga banyak yang berjualan tahu gejrot. Di hari Lebaran, tahu gejrot laku diborong orang kota. harganya terjangkau, sekitar Rp 5.000/porsi.
6. Nasi Lengko
Nasi Lengko ini adalah nasi putih, dicampur dengan potongan tempe goreng, potongan tahu goreng, tauge rebus, cacahan mentimun, disiram dengan saus kacang dan kecap manis. Tahu dan tempe dipotong kotak-kotak kecil.
Nasi Lengko banyak ditemukan di sekitar Kuningan dan Cirebon. Ini merupakan makanan khas Pantai Utara. Makan nasi lengko ini menyehat, karena banyak mengandung serat alami dan protein non hewani.
Nasi lengko ini selalu bikin kangen, entah kenapa. Walaupun sederhana, tapi cita rasanya tidak sederhana buat aku. Padahal sepertinya gampang ya membuat nasi lengko, tapi tetap saja, nasi lengko Kuningan selalu kuburu saat mudik.
Nasi lengko ini selalu bikin kangen, entah kenapa. Walaupun sederhana, tapi cita rasanya tidak sederhana buat aku. Padahal sepertinya gampang ya membuat nasi lengko, tapi tetap saja, nasi lengko Kuningan selalu kuburu saat mudik.
7. Koecang & Leupeut
Koecang dan leupeut sama-sama terbuat dari beras ketan. Jika leupeut ditambahkan kelapa dan campuran kacang kemudian dibungkus dengan daun kelapa, sedangkan koecang dicampur dengan sedikit air apu kemudian dibungkus menggunakan daun bambu.Cara membedakannya mudah. Leupeut berbentuk memanjang, sedangkan koecang berbentuk segitiga. Nah, kalau kebetulan pergi ke pasar bareng anak-anak, bisa sekalian belajar bentuk-bentuk bangun. Hehe.
Kalau aku beli koecang dan leupeut ini di Pasar Darurat, secara pasar ini lebih dekat ke rumah. Pasar ini adanya di pagi hari. Namanya juga darurat, jadi ya seadanya, memanfaatkan ruas jalan. Pagi-pagi ke Pasar Darurat dengan menggunakan motor sangat menyenangkan. Udara dingin mengelus pipi dengan latar pemandangan di depan Gunung Ciremai yang menjulang tinggi.
8. Awug
Ini adalah penganan favoritku. Awug adalah makanan yang terbuat dari tepung beras, kelapa dan gula merah. Rasanya gurih dengan rasa manis sedang.Saat ini sangat susah mencari awug. Eh, pas pulang mudik kemarin ke Kuningan, ada penjual awug yang mangkal di bawah pohon beringin tua di pusat kota Kuningan. Duh, suka!
Campuran gurihnya kelapa, manisnya gula merah dan lembutnya tepung beras, menjadikan awug bercitra rasa legit.
Dijamin ketagihan setelah mencoba penganan yang satu ini. Sekarang sudah termasuk kategori rare nih.
9. Bakso
Nah, kalau bakso di semua tempat juga ada. Kebanyakan bakso di Kuningan adalah bakso Solo. Untuk bakso Solo favorit aku adalah bakso Solo Mas Ratno yang mangkal di pertigaan Jalan Salawati, dan bakso Solo depan pertokoan Surya di Jalan Siliwangi. Bakso Solo yang di depan pertokoan Surya ini ada kripik gemblong yang agak keras. Aku suka gemblong model ini.Ada juga bakso disebelah hucap Mirasa Beringin. Baksonya sedikit berbeda, karena mie dan bakso dimasak saat itu juga. Jadi ketika kita beli, si penjual akan memasak air, memberi bumbu, memasak mie dan bakso. Mirip mie rebus yak. Tapi yang beli berduyun-duyun lho. Dan sopannya, kalau beli bakso dibungkus alias take away, bakso dan kuahnya langsung dibuatkan terpisah. Hmmm...customer oriented! Tau aja, kalau kelamaan kena kuah bisa melar itu mie. Nama bakso ini adalah bakso Mang Engkus.
DI Jogja kuliner kuningan yang paling terkenal ituh Warung Burjo ka (mahasiswa pasti tau hehe)
BalasHapusWarung Burjo bubur kacang ijo kah? Wah, saya kurang update dong yak? Ntar lah kalo mudik ta cari warung burjo nya...
Hapusdi bali juga ada beberapa kuliner seperti ini.
BalasHapusBali yak? Saya malah terakhir ke Bali malah makan nasi padang melulu. Haha. Habis bingung mau makan apa.
Hapuswidih bikin ngiler neh kuliner nya .... berangkat
BalasHapusHayuuk. Eh? Berangkat ke mana? Kuningan nih?
HapusTernyata kuningan banyak makanan yang enak2 juga ya... Di Jogja ada gak ya yang jual. jadi laperrr!
BalasHapusBanyak kok yang enak di Kuningan. Di Jogja juga banyak kulinernya. Ada tuh temen yang di Jogja hobinya kuliner terus. Dari tempat satu ke tempat yang lain. Kayaknya Jogja lengkap banget kulinernya.
HapusSekarang ada yg baru dan unik, kedai Bubur Cinta Sunda di depan Balaidesa Manis Lor Jalaksana. Disini ada :
BalasHapusBubur Kentang.
Bubur Jagung.
Bubur Beras Merah teriyaki.
Yang belum tahu, silahkan mampir dan rasakan bedanya.
Hi my loved one! I want to say that this post is awesome, nice written and come with almost all significant infos.
BalasHapusI would like to look extra posts like this .
Have you ever thought about writing an ebook or guest authoring on other sites?
BalasHapusI have a blog based upon on the same subjects you
discuss and would love to have you share some stories/information. I know my audience would enjoy your work.
If you are even remotely interested, feel free to
shoot me an e-mail.
Great blog right here! Also your site so much up very fast!
BalasHapusWhat host are you the usage of? Can I am getting your affiliate hyperlink in your host?
I desire my site loaded up as quickly as yours lol
What's up it's me, I am also visiting this website
BalasHapuson a regular basis, this web page is really pleasant and the viewers are truly sharing good thoughts.