GEDUNG SOSIALITA - BANDUNG
Bandung punya gedung sosialita? Dimana? Kok aku baru tahu?
Bandung punya gedung sosialita? Dimana? Kok aku baru tahu?
Tahukah kamu, Bandung punya gedung sosialita sejak zaman dahulu kala lho.
Mendengar kata sosialita apa yang ada di benakku adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai lifestyle tinggi. Sosialita identik dengan cantik, tas & sepatu mahal, arisan jutaan rupiah, cafe, tata rias glamor, dan segudang kemewahan lain yang membuat decak kagum.
Sosialita atau dalam bahasa Pangeran Charles-nya adalah sosialite berasal dari akronim kata social dan elite. Yang kalau digabung kira-kira artinya kaum elit atau bangsawan yang mempunyai jiwa sosial atau bisa juga kaum elit yang bersosialisasi.
Nah, seperti halnya sekarang, kaum sosialita zaman dahulu pun mempunyai perkumpulannya sendiri. Di Bandung para sosialita ini tergabung dalam Club House Societeit Concordia. Pada masa itu, mereka berkumpul ditempat yang diberi nama gedung Societeit Concordia yang terletak di Jalan Asia Afrika.
Dulu, 5 tahun kuliah di Bandung ataupun setelahnya bolak balik Bandung, tidak pernah aku dengan sengaja menyelusuri Jalan Asia Afrika - Braga. Paling hanya lewat menuju Pasar Baru ataupun Jogja Kepatihan. Adanya peringatan KTT Asia Afrika ke 60, semua orang antusias datang ke Bandung, termasuk salah duanya kita.
Sudah ada gambaran kira-kira gedung yang dimaksud?
Jika belum, yuk ikuti terus cerita kita ngebolang mbandung, minggu kemarin. Mumpung masih hangat-hangatnya Bandung masih geulis.
Berpose dengan latar belakang Gedung Societeit Concordia |
Sejarah Gedung Societeit Concordia
Bapak penjaga gedung menerangkan, "Dulu, ruangan ini dipenuhi kaum expatriate Belanda, para perwira, pembesar dan juga pengusaha kaya. Gedung ini merupakan tempat makan malam, berdansa atau melihat pertunjukan seni, sambil membicarakan situasi pemerintahan."
Societeit Concordia dibangun pada tahun 1895, mengalami renovasi pada tahun 1921 oleh arsitek Wolff Schoemaker, dan kembali direnovasi dan diperluas pada 1940 oleh arsitek Aalbers seperti yang tercatat dalam keterangan Nederlands Architectuurinstituut. Perluasan ini meliputi pembuatan bangunan samping bergaya Art Deco, membulat pada pojokan Bragaweg dan Groot Postweg.
Diceritakan pada masa itu, gedung Societeit Concordia merupakan bangungan termewah, dengan lantai marmer Italia, lampu kristal mewah dan lantai bar mengunakan eikenhout yang kualitasnya melebihi jati.
Saat pendudukan Jepang, gedung Societeit Concordia berubah menjadi pusat kebudayaan Jepang, dengan nama Dai Toa Kaikan. Pada tahun 1954 diputuskan dipakai tempat pelaksaan KTT Asia Afrika dikarenakan kemewahan gedungnya dan letaknya yang strategis. Namanya kemudian berubah menjadi Gedung Merdeka, yang pada tahun 1955 menjadi saksi pertemuan dua benua, Asia dan Afrika, untuk menjadi negara yang berdaulat. Kemudian hari ini merupakan cikal bakal terbentuknya Non-Blok.
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KTT Asia Afrika)
KTT Asia Afrika dilangsungkan 18 - 29 April 1955. Presiden Soekarno memimpin langsung KTT Asia Afrika atau lebih sering disingkat KAA. Sebanyak 29 negara hadir pada KTT pertama ini. Presiden Soekarno berpidato di depan peserta KAA:
Let a New Asia and a New Afrika be Born. Mari kita lahirkan Asia baru dan Afrika baru.
Merinding rasanya membayangkan Founding Father kita berbicara di depan para delegasi KAA dari 29 negara tersebut. Nah, di ruangan inilah beliau, berapi-api menyampaikan pidatonya. Menjadi semangat bagi ke 29 negara yang dipersatukan oleh ikatan emosional, perasaan senasib akan kelamnya kolonialisme. Dari sini lahirlah dasasila Bandung, juga cikal bakal berdirinya gerakan Non Blok.
Tahun 2005, dilaksanakan peringatan 50 tahun KAA. Menurut Bapak Penjaga di sana, peringatan ini awalnya atas prakarsa Megawati, dan baru terlaksana pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebanyak 107 negara hadir dari 109 negara yang diundang.
Ruang Sidang Utama |
Nah, ada cerita dibalik, bendera yang berjajar di ruang sidang utama. Terlihat ada 2 barisan bendera kan. Baris depan bertiang perak, dan bagian belakang tiang berwarna emas. Yang barisan depan menunjukkan negara-negara pelopor KAA yang hadir pada tahun 1955, sedangkan bagian belakang tambahan negara-negara anggota setelah KAA 1955.
Di ruang sidang utama juga terdapat gong persahabatan negara-negara anggota KAA. Menurut cerita, gong ini hanya ada 2 di dunia. Satu di Indonesia dan yang satu lagi di Afrika. Pada permukaan gong tertera lambang dan bendera masing-masing negara.
Kisah Bendera Dadakan di KTT Asia Afrika
"Bu, kenapa sih bendera-bendera itu banyak yang pakai warna merah dan putih. Mereka nyontek bendera kita?" tanya Aisya.
"Karena putih warna suci, dan merah artinya pemberani," Bapak Pemandu mewakili menjawab, sambil teringat, "Sudan dulu benderanya warnanya putih," lanjutnya.
Lho, kok putih? Bukannya merah putih hitam dengan segitiga hijau dipinggir?
Bapak pemandu menceritakan, saat KAA 1955, Sudan yang saat itu belum merdeka dan belum memiliki bendera nasional. Awalnya oleh panitia dibuat bendera putih bertuliskan Sudan. Ali Sastroamidjojo menegur Roeslan Abdoelgani, tetapi kemudian Sudan menyetujui bendera ciptaan panitia tersebut. Jadilah selama KTT, berkibar bendera Sudan ciptaan panitia.
Di ruang sidang utama ini, juga terdapat prasasti nama-nama anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Di bagian luar ruang sidang utama, sepanjang koridor, terdapat deretan bendera negara-negara anggota KAA, termasuk juga bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang hadir pada perayaan KAA tahun 2005.
Ruang Sidang Utama |
Lambang dan bendera negara-negara anggota KAA pada Gong Persahabatan |
Kisah Bendera Dadakan di KTT Asia Afrika
"Bu, kenapa sih bendera-bendera itu banyak yang pakai warna merah dan putih. Mereka nyontek bendera kita?" tanya Aisya.
"Karena putih warna suci, dan merah artinya pemberani," Bapak Pemandu mewakili menjawab, sambil teringat, "Sudan dulu benderanya warnanya putih," lanjutnya.
Lho, kok putih? Bukannya merah putih hitam dengan segitiga hijau dipinggir?
Bapak pemandu menceritakan, saat KAA 1955, Sudan yang saat itu belum merdeka dan belum memiliki bendera nasional. Awalnya oleh panitia dibuat bendera putih bertuliskan Sudan. Ali Sastroamidjojo menegur Roeslan Abdoelgani, tetapi kemudian Sudan menyetujui bendera ciptaan panitia tersebut. Jadilah selama KTT, berkibar bendera Sudan ciptaan panitia.
Gong Persahabatan negara-negara anggota KAA. Hanya ada 2 di dunia |
Prasasti nama-nama anggota BPUPKI dan PPKI |
Bendera Indonesia dong, Sang Saka Merah Putih |
Entah kenpa nih anak pengen foto sama bendera Korea. Tau emaknya doyan nonton drama Korea kayaknya |
Ini bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) |
Selain gedung sidang utama, ada juga gedung sidang kecil yang terletak berseberangan. Ada juga ruang kerja Presiden Sukarno dan ruang tempat menerima tamu kehormatan negara. Ada satu ruangan dimana dipajang foto-foto presiden dan wakil presiden Indonesia dari masa ke masa, juga gubenur Jawa Barat dari masa ke masa.
Ssst...tapi di deretan foto presiden, tidak ada foto Presiden Jokowi lho!
Nah lho? Kok bisa?
Penasaran? Baca part-2 ya!
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar. Silahkan tinggalkan jejak, ya.
Follow my media social for any update of articles
Twitter: @mandalagiri_ID
Instagram: mandalagiri_ID